Sukses

Lifestyle

5 Kisah Nyata Perempuan yang Bahagia dengan Peran Ibu Rumah Tangga

Fimela.com, Jakarta Setelah perempuan berhak membuat pilihan dalam hidup. Termasuk pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga setelah menjadi ibu. Terlepas dari gelar sarjana atau pengalaman kerja yang pernah dipunya, seorang perempuan bisa memilih untuk menjadi ibu rumah dan fokus memberikan semua waktunya untuk keluarga.

Bagi yang saat ini sedang bingung atau mulai mempertimbangkan untuk fokus menjadi ibu rumah tangga, kisah-kisah berikut ini bisa memberi inspirasi. Menjalani peran sebagai ibu rumah tangga tetaplah mulia. Selain itu, pastinya bisa menghadirkan kebahagiaan tersendiri.

1. Menjadi Ibu yang Berdaya dari Rumah

"Orang lain memang hanya akan bisa melihat kehidupan kita dari luar. Mereka tidak akan mungkin banyak tahu tentang kita, seluk beluknya hingga hal-hal tersembunyi. Maka wajar jika orang lain hanya bisa berkomentar, memberi tanggapan dan sesekali mengkritik tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi dan kita rasakan.

Seperti itulah yang aku rasakan dan mungkin dialami oleh banyak orang. Aku seorang sarjana, perempuan dengan gelar pendidikan strata 1 dari sebuah perguruan tinggi negeri. Untuk gelar sarjana pendidikan yang aku sandang saat ini, orangtuaku harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit selama 4 tahun. Jangan tanya bagaimana perjuangan mereka. Tentu tidak dilakukan hanya dengan bersantai."

Selengkapnya: Lulusan Sarjana jadi Ibu Rumah Tangga, Sungguh Tak Ada yang Salah dengan Itu

2. Fokus jadi Ibu Rumahan dengan Gelar S2

"Perkenalkan saya seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan yang cukup tinggi yaitu magister (S2). Saat itu saya dan suami sepakat tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga untuk mengasuh kedua buah hati kami yang masih balita karna jarak usia anak kami yang tergolong cukup dekat, yaitu selisih dua tahun. Dengan demikian secara otomatis, saya tidak bekerja.

Mengasuh anak, mengurus pekerjaan rumah, dan sebagainya menjadi rutinitas saya setiap harinya. Pernah merasakan lelahnya kuliah, bekerja, sampai bekerja sambil nyambi kuliah rasanya masih kurang dibandingkan lelahnya menjadi ibu rumah tangga. Meskipun banyak orang yang memandang sebelah mata profesi menjadi ibu rumah tangga ini."

Selengkapnya: Masa S2 cuma Jadi Ibu Rumah Tangga?

3. Menjadi Ibu Rumah Tangga setelah Bertahun-tahun Bekerja

"Setelah menikah kuputuskan totalitas menjadi ibu rumah tangga seperti keinginan semula, menjadi ibu dan istri yang patuh pada suami. Aku tiap hari membantu usaha suami karena itu adalah sumber pendapatan kami. Membuatku sedikit demi sedikit melupakan kebangkrutan pahit yang aku alami.

Aku merasa bahagia dan penuh dengan peran baruku ini. Senyum bahagia anakku menjadi penyemangatku. Semua masalah rumah tangga bisa aku lewati satu per satu. Aku merasa berarti dengan cinta suami dan anak kepadaku. Rasa-rasanya ini adalah rezeki yang tak terkira yang harus aku syukuri."

Selengkapnya: Bangkit dari Keterpurukan, Menjadi Ibu Rumah Tangga Memberiku Harapan Baru

4. Menjadi Ibu Rumah Tangga demi Keluarga

"Karena aku sibuk mengurus anak anak terutama untuk antar jemput sekolah anakku yang nomor tiga aku memutuskan untuk berhenti mengajar dan full di rumah tanpa pembantu. Sekarang karena aku bisa mengurus pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak-anakku.

Setiap suami bekerja berlayar saya dan anak-anakku berempat di rumah. Semua aku urus dan alhamdulilah selalu bisa berkomunikasi dengan suami setiap saat walaupun harus LDR ."

Selengkapnya: Lulusan Sarjana Tetap Bahagia Menjadi Ibu Rumah Tangga demi Kebaikan Keluarga

5. Menjadi Ibu Rumah Tangga demi Buah Hati Tercinta

"Bukan hanya soal pekerjaan yang saya lakukan sepenuh hati, mendampingi tumbuh kembang anak pun saya lakukan dengan sepenuh hati. Waktu itu saya dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Sekitar bulan Februari 2018 mendapat surat tugas untuk pindah kerja.

Lokasi kerja lumayan jauh dari rumah. Pikiran saya langsung tertuju ke anak-anak, jika tempat kerja terlampau jauh, bagaimana saya mengatur waktu untuk menjemput mereka, menyiapkan bekal sebelum berangkat berlatih, atau sekadar menitipkan sebaris kata, "Semangat ya Nak latihannya." Dengan banyak pertimbangan dan berdiskusi dengan suami, saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan."

Selengkapnya: Melepaskan Pekerjaan demi Anak, Semua Dilakukan dengan Cinta

Ada kebahagiaan tersendiri yang bisa didapat dari peran ibu rumah tangga. Selama bisa melakukan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang-orang tercinta, setiap pilihan pun akan memberi kebaikan tersendiri.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading