Sukses

Lifestyle

Kena Parkinson, Muhammad Ali Menyesal Sebut Dirinya Yang Terhebat

Fimela.com, Jakarta Setelah 32 tahun berjuang melawan penyakit Parkinson, akhirnya petinju legendaris dunia menyerah pada maut. Muhammad Ali meninggal di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Jumat, 3 Mei 2016, waktu setempat. Meninggal dunia di usia 74 tahun Ali menjadi salah satu atlet terhebat yang dimiliki oleh Amerika Serikat, tak heran jika lebih dari 14.000 pelayat hadir dalam upacara pemakaman Ali yang digelar di Freedom Hall Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Kamis, 9 Juni 2016 atau Jumat (10/6/2016) WIB.

Semasa hidupnya, Ali dikenal sebagai petinju yang tak terkalahkan, meskipun ia pernah lima kali kalah. Total ada 56 kemenangan yang ia raih, termasuk 37 KO. Salah satu ciri khas dari Muhammad Ali ketika memenangkan sebuah pertandingan tinju adalah teriakannya. Setiap kali menang ia akan berteriak,”Saya yang terhebat!” Ya, secara terang-terangan Muhammad Ali, petinju legendaris itu memproklamirkan dirinya sebagai ‘The Greatest’ atau ‘Yang Terhebat’.

Inilah penyesalan terbesar dalam hidup seorang Muhammad Ali yang pernah memproklamirkan dirinya sebagai ‘Yang Terhebat’.

Namun semuanya berubah ketika penyakit parkinson yang mendera Ali mengobrak-abrik kemampuan pengucapan dan memperlemah fisiknya. Dan Ali pun tak mau lagi menyebut dirinya sebagai ‘Yang terhebat’. Setelah bertahun-tahun pensiun, dan ketika ditanya apakah ia masih menjadi ‘Yang Terhebat’, sambil menunjukkan jarinya ke atas Ali pun menjawab,”Hanya Allah Yang terhebat.”

Parkinson perlahan-lahan merenggut kemampuannya dengan mengontrol otot-ototnya. Bahkan pada tahun-tahun terakhir usianya, Muhammad Ali membutuhkan pelayanan bantuan selama 24 jam. Ali menyerah pada penyakitnya, pria kelahiran Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, pada 17 Januari 1942 itu sadar bahwa dia bukanlah ‘Yang Terhebat’ di dunia ini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading