Sederet Fakta Taman Nasional Komodo yang Mungkin Belum Kamu Tahu

Fimela.com, Jakarta Baru saja merayakan ulang tahun ke-37 kemarin, Senin (6/3), Taman Nasional Komodo punya begitu banyak sisi menarik untuk disimak. Jadi salah satu destinasi andalan di Indonesia, kawasan konservasi dilepas pesisir Labuan Bajo ini punya sejumlah fakta yang mungkin belum kamu tahu. Berikut beberapa di antaranya menurut Liputan6.com.

Telah resmi jadi Situs Warisan Budaya UNESCO. Berada di antara sejumlah nama, Taman Nasional Komodo telah jadi Situs Warisan Budaya UNESCO sejak 1991. Label ini dikukuhkan pada sesi ke-15 UNESCO, lantaran masuk dalam kategori situs alam yang mengandung fenomena luar biasa dan estetika langka. Taman Nasional Komodo juga dijadikan Cagar Manusia dan Biosfer di tahun 1977.

Merupakan habitat terakhir naga dunia. Menurut investigasi pada tahun 2009 oleh Universitas Melbourne, komodo merupakan spesies yang sudah lama hidup di Australia. Mereka bermigrasi 900 ribu tahun yang lalu hingga tiba di Kepulauan Sunda Kecil dan berhasil bertahan hingga saat ini. Jadi bisa disimpulkan, Taman Nasional Komodo merupakan tempat terakhir di mana mereka bebas berkembang biak dan hidup secara alami.

Pernah jadi 7 Keajaiban Dunia Baru. Pada tahun 2011, Taman Nasional Komodo pernah dinobatkan sebagai 7 Keajaiban Dunia Baru. Berdampingan dengan sejumlah keajaiban baru lainnya seperti Hutan Amazon, Teluk Halong, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa dan Table Mountain, Taman Nasional Komodo mendapat suara terbanyak untuk jadi keajaiban dunia.

Berbaring di kawasan gunung api. Taman Nasional Komodo terdiri atas pulau-pulau vulkanis dengan kekayaan alam yang luar biasa. Terbukti di kawasan Nusa Tenggara yang dipenuhi berbagai gunung aktif seperti Gunung Tambora, Rinjani, hingga Gunung Ara.

Punya kekayaan laut terbesar di dunia. Termasuk dalam Coral Triangle, kawasan Taman Nasional Komodo punya kekayaan laut terbesar di dunia. Tercatat, taman nasional yang biasa dijelajah dengan berlayar ini punya kekayaan berupa 76 persen spesies laut dunia.