Sukses

Lifestyle

Is It Fear or Is It Love?

love fear


Pada dasarnya banyak hal yang kita lakukan di dunia ini karena rasa takut. Kita makan karena kita takut kelaparan, kita berusaha sekuat tenaga karena kita takut kalah, kita berjuang dan bertahan hidup karena kita takut mati. Perlu diakui bahwa rasa takut adalah salah satu motivasi kuat yang mendorong kita, manusia, melakukan banyak hal. Dan tak jarang pula terkadang hal itu bisa menghasilkan prestasi yang membanggakan.

Diawali saat kita masih kecil, kita sudah sering merasa takut mendapat nilai buruk yang akan mengakibatkan kemarahan orang tua. Nilai 7 untuk pelajaran matematika masih dirasa kurang. They want a perfect ten, or at least 8. Akhirnya kita belajar sekuat tenaga untuk mendapatkan nilai yang bagus. Hanya supaya tidak mendapat amarah orang tua. Mostly, it works!

Hal ini terus berlanjut hingga kita menjelang dewasa. Bukan cuma orang tua, terkadang lingkungan pun begitu. Menjelang SMP, SMA atau kuliah pasti ada saja sebagian remaja yang memaksakan berpacaran karena takut dibilang “nggak laku”. Memilih jurusan yang sedang jadi trend karena takut dibilang “nggak keren”. Bahkan mungkin masih ada sebagian orang yang akhirnya menikah karena takut dicap “perawan/perjaka tua”. Melelahkan? Pasti! Namanya juga hidup. Membahagiakan? Belum tentu..

Menurut kamus Wikipedia, rasa takut adalah perasaan khawatir yang timbul karena adanya suatu ancaman. Suatu system pertahanan mendasar yang merupakan respon dari adanya ancaman, rasa sakit atau keadaan bahaya. Dan yang kita rasakan secara fisik adalah jantung berdebar. That’s why, apapun yang kita lakukan karena rasa takut pasti akan melelahkan. So how?

Find your love.

It is not easy but it can be done.
 Pernah melihat seorang anak kecil yang melakukan sesuatu karena memang dia mencintai apa yang dilakukannya? Sebut saja Brandon, salah satu bocah ajaib berusia 7 tahun yang cinta banget nge-dance. His love and passion in it membuat dia dikenal di khalayak luas sekarang.

Adalagi seorang teman, (hmmm.. beberapa sebenarnya) yang sudah mendapat posisi yang cukup tinggi di dalam perusahaannya (ada seorang brand manager produk ternama, seorang creative director sampai seorang direktur di sebuah perusahaan di Singapura) yang akhirnya memilih hengkang untuk mendalami hal yang benar-benar dicintai (mulai dari mengajar belly dance, penjual klappertaart sampai menjadi spiritual healer).

Hasilnya, memang tidak bisa langsung dirasakan pada saat itu juga. Penghasilan sudah pasti berkurang, pada awalnya. But, they feel joy. Kebahagiaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.  Dan sebenarnya, salah satu kunci keberhasilan adalah your own happiness. Karena melakukan hal dicintai, they never feel tired. Titik jenuh mungkin ada, kegagalan mungkin bisa terjadi, but they always find the reason
to go back. LOVE.


Saat ini si pengajar belly dance sudah memiliki puluhan murid, penjual klappertaart sudah memiliki belasan counter di supermarket premium dan sang spiritual healer sudah membuka kelas workshop dan menjadi pembicara di berbagai seminar spiritual.

So, how about you
? Apakah semua yang anda lakukan masih berdasarkan karena rasa takut? Beranikah anda meninggalkan hal yang sudah biasa dilakukan untuk hal yang benar-benar anda cintai? Atau apakah anda sudah menemukan cinta dan passion dalam hal yang anda lakukan? Bersyukurlah kalau itu sudah menjadi jalan hidup pilihan anda sekarang.

Find your love, because love leads to joy, joy leads to your purpose in this world, and that leads you to God. Isn’t He always be our last destination? Have a wonderful journey!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading