Sukses

Lifestyle

"Desperate Housewives" dan Parenting, Apa Hubungannya?

Next

 

Tak ada ibu yang sempurnaSosok Bree Van De Kamp (Marcia Cross) adalah figur perempuan (yang kelihatannya) paling sempurna di antara pemeran utama “Desperate Housewives” lainnya. Suami berprofesi dokter yang setia, dua anak yang penurut, dan rumah yang selalu tertata rapi. Tapi ternyata di balik pintu tertutup, situasi rumah tangga Bree jauh dari sempurna. Putra sulungnya pembangkang dan berniat jahat pada ibunya, putri bungsunya selalu mencari cara untuk mempermalukan ibunya, serta suami yang diam-diam mencari “hiburan” dari perempuan lain karena hasrat seksualnya yang nggak terpuaskan selama menikah dengan Bree. Inti masalahnya cuma satu: karena Bree gila kontrol dan ingin mengatur segala aspek dari anggota keluarganya agar sempurna dan yang paling utama adalah: terlihat baik di mata tetangga. Hikmah dari ini adalah, jalani saja hidup kita dengan apa adanya, bila memang sesuatu yang nggak diharapkan terjadi pada kita. Seperti, anak yang nggak pintar di mata pelajaran matematika atau nggak menjadi juara kelas, jangan dikucilkan atau dipaksa harus berhasil. Toh, kebahagiaan bukan ditentukan dari pendapat tetangga atau orang lain, kan?

Marcia Cross

Tak ada ibu yang sempurna

Sosok Bree Van De Kamp (Marcia Cross) adalah figur perempuan (yang kelihatannya) paling sempurna di antara pemeran utama “Desperate Housewives” lainnya. Suami berprofesi dokter yang setia, dua anak yang penurut, dan rumah yang selalu tertata rapi. Tapi ternyata di balik pintu tertutup, situasi rumah tangga Bree jauh dari sempurna. Putra sulungnya pembangkang dan berniat jahat pada ibunya, putri bungsunya selalu mencari cara untuk mempermalukan ibunya, serta suami yang diam-diam mencari “hiburan” dari perempuan lain karena hasrat seksualnya yang nggak terpuaskan selama menikah dengan Bree.

Inti masalahnya cuma satu: karena Bree gila kontrol dan ingin mengatur segala aspek dari anggota keluarganya agar sempurna dan yang paling utama adalah: terlihat baik di mata tetangga. Hikmah dari ini adalah, jalani saja hidup kita dengan apa adanya, bila memang sesuatu yang nggak diharapkan terjadi pada kita. Seperti, anak yang nggak pintar di mata pelajaran matematika atau nggak menjadi juara kelas, jangan dikucilkan atau dipaksa harus berhasil. Toh, kebahagiaan bukan ditentukan dari pendapat tetangga atau orang lain, kan?

 

Next

 

 

Eva Longoria

Apa yang ditanam, itu yang dituai

Sosok Gabrielle Solis (Eva Longoria) yang paling terakhir mau memiliki anak, belajar dari anaknya sendiri bagaimana seorang anak sangat mencontoh ibunya. Saat ia menemukan kenyataan bahwa Juanita (Madison De La Garza), putri sulungnya, bisa berbohong dan berkata kasar, ia sangat kaget dan –seperti pada umumnya ibu- bertanya dari mana anaknya belajar sikap seperti itu. Jawaban yang paling mengagetkan adalah: dari ibunya sendiri. Ya, Juanita melihat ibunya suka menyumpah, berbohong, dan bergosip tentang kejelekan orang lain, dan walaupun dikira anak nggak memperhatikan, ternyata mereka sebenarnya mengetahui apa yang ibunya lakukan. Daripada terlanjur kaget menemukan anak bergosip atau berkata kasar, mungkin sebaiknya sikap dan tingkah laku kita sebagai ibu yang ditata ulang, sebelum mengajarkan banyak hal kepada anak.

Next

 

Felicity Huffman

Mengancam bukan jalan keluar

Lynette Scavo (Felicity Huffman) yang menjadi ibu dengan jumlah anak terbanyak di antara para perempuan Wisteria Lane lainnya, juga bukan ibu terbaik. Saat itu, anaknya yang kembar identik, Preston dan Porter yang memang menderita attention deficiency disorder (ADD), nggak bisa didiamkan dan terus berteriak saat Lynette menyetir hingga ia habis kesabaran. Nggak bisa menahan emosi, Lynette menurunkan kedua anaknya di pinggir jalan dan pergi nggak berapa jauh untuk mengesankan bahwa ia meninggalkan anaknya karena nggak bisa diatur, namun kemudian kembali lagi dan menangis menyesal karena melakukan hal tersebut. Berlaku sabar kepada anak memang bukan hal mudah, karena anak punya jalan pikir, kepribadian, dan cara sendiri untuk mengungkapkan perasaan mereka. 

Tapi, apa mengancam adalah jalan keluar untuk menertibkan anak? Tentu saja tidak, karena apa yang diancam kepada anak bisa membekas di memori anak dan menjadi trauma tersendiri. Akun @anakjugamanusia, yang kerap membagikan informasi dan tips tentang anak, mengatakan bahwa jika anak hidup dalam rasa aman, maka ia akan belajar untuk percaya kepada dirinya dan kepada orang lain. Jadi, ayo mulai berikan rasa aman kepada anak mulai dari keluarganya sendiri.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading