Sukses

Lifestyle

Rayakan Ultah di Gua Berakhir dengan Kerusakan Paru-Paru Mematikan karena Kelelawar

Fimela.com, Jakarta Nate Rose adalah seorang ayah lima anak berusia 43 tahun dari Florida. Ia mengalami kondisi paling parah setelah melakukan perjalanan bersama temannya saat menjelajah gua di ulang tahunnya ke-40.

Melansir dari the healthy.com, ia pun membagikan pengalaman mengerikannya hingga akhirnya divonis mengalami kerusakan paru-paru permanen akibat histoplasmosis.

 

Histoplasmosis adalah infeksi jamur yang bisa didapatkan dari menghirup spora kecil yang terdapat pada kotoran burung dan kelelawar. Penyakit ini bisa dibilang langka, karena kebanyakan orang yang menghirup spora bisa jadi hanya mengalami gejala ringan yang akan hilang dengan sendirinya.

Namun ketika histoplasmosis menyebabkan jaringan parut di tempat seperti selaput jantung, atau kerongkongan (selain paru-paru), bisa menjadi sangat serius. Menyebabkan gejala parah, cacat permanen, bahkan kematian seperti yang dijelaskan Ahli Bedah Toraks Osita Onugha, MD.

 

Life Begin at 40

Bisa jadi hal itu yang mendasari Nate merayakan tonggak sejarah usia 40 tahun pada 2017 lalu. Ia tak sendiri, temannya Jared juga sama-sama berulang tahun ke-40 saat itu dan memutuskan untuk pergi bertualang bersama.

Mereka memutuskan untuk mengunjungi Gua Rio Camuy dekat Arecibo, Puerto Rico. Keduanya memesan perjalanan yang menjanjikan petualangan epik bersama sekitar 12 orang lainnya yang tidak saling kenal.

Pemandu wisata yang menjemputnya dengan bus memberi pengarahan keselamatan beserta perlengkapan yang membuat para peserta berpenampilan seperti penambang batu bara. Sebab mereka akan meluncur sejauh 350 kaki ke dalam lubang pembuangan untuk membawa masuk menuju gua yang lebih dalam.

Bagian terakhir dari perjalanan tersebut adalah mengapung di sungai menuju pintu keluar lubang pembuangan lainnya. Pengalaman yang sangat menyenangkan dan tentu saja menegangkan.

Mengalami Sakit Kepala dan Leher Kaku

Sekitar 10 hari setelah tiba di rumah, Nate terbangun dengan rasa sakit di bagian belakang kepala yang berlangsung selama beberapa hari berikutnya. Saat itu dia hanya berpikir salah tidur, tapi keesokan harinya bukan membaik, malah semakin parah dan lehernya mulai terasa kaku.

Di hari ketiga, rasa sakit yang datang semakin kuat dan tidak bisa tertahan lagi. Akhirnya ia membuat janji bertemu dokter dan mengadukan semua keluhannya.

Kecurigaan dokter adalah meningitis dan langsung mengirim Nate ke unit gawat darurat. Tanpa sepengetahuannya, Jared, temannya juga mulai mengalami sakit kepala hebat namun tidak disertai sakit leher.

Diagnosis yang Tidak Diketahui

Selama mendapat perawatan di rumah sakit, Nate menderita sakit kepala yang membuatnya tak berdaya. Dokter memeriksa kondisi alat vital, mengambil darah, meminta sampe urin, dan menginterogasi lebih detail lagi. 

Sampai akhirnya Nate menceritakan perjalanannya ke Puerto Rico untuk menjelalah gua. Saat itu mereka mulai ragu dengan diagnosis meningitis dan melakukan tindakan spinal tap atau lumbal pungsi.

Yang menakutkan, dokter menjelaskan ada kemungkinan kecil jika prosedur salah bisa membuat Nate lumpuh. Dalam prosesnya, Nate juga akan merasakan sakit kepala.

Namun ia menyetujui prosedur medis tersebut dan menjalani spinal tap dengan memasukkan jarum panjang di antara tulang belakang di punggung dan leher untuk mengeluarkan cairan tulang belakang. Saat dokter membius lokal, Nate mengaku masih bisa merasakan jarum yang masuk ke dalam tubuhnya.

Sambil menunggu hasil, dokter mengajukan pertanyaan lanjutan, "Apakah ada kelelawar?" Nate mengiyakan. Dan dokter mulai mencurigai adanya histoplasmosis.

Di saat yang sama, beberapa teman dekat Nate sedang menonton acara TV House dan menemukan pasien yang mendapati histoplasmosis dari kelelawar saat pergi ke gua. Dan mereka menelepon Nate untuk memberitahunya.

Ada Jamur Kotoran Kelelawar di Paru-Paru  

Hari kedua setelah prosedur spinal tap, Nate menerima hasil sinar-X yang menunjukkan bagian gelap di paru-parunya. Pada titik tersebut, Nate sudah secara tentatif didiagnosis histoplasmosis.

Untuk memastikan diagnosisnya, Nate harus menjalani biopsi baru-paru. Ia hanya bisa menceritakan jika prosesnya sangat traumatis. 

Untuk mendapatkan biopsi paru, ia berbaring telungkup di CT scan. Teknisi menggunakan tiga tabung logam panjang untuk menembus punggungnya, di antara tulang rusuk sampai ke tepi belakang paru-paru.

Setiap kali tabung dipasang, ia dimasukkan ke CT scan sehingga teknisi dapat memastikan penempatan jarum sudah benar. Setelah ketiga tabung terpasang, teknisi mengambil sampel biopsi.

Resmi Didiagnosis Histoplasmosis

Setelah melewati 'proses penyiksaan', ia pun kembali ke ruang perawatan dan tetap melakukan lebih banyak sinar-X untuk memastikan paru-parunya pulih dari biopsi. Tentu ia sangat kesakitan, baik dari penyakit atau pengobatan, hingga akhirnya dokter memastikan jika Nate menderita histoplasmosis.

Akhirnya ia diberikan obat anti-jamur oral, sayangnya tidak semudah minum pil dan sembuh. Menurutnya pemulihannya berlangsung lama dan menyakitkan.

Sakit kepala sembuh setelah sekitar satu minggu tetapi ia harus minum obat selama empat bulan. Selain itu ia menjalani pemeriksaan rutin dan pengambilan darah dalam periode tersebut. 

Ia mengetahui jika obat tersebut dapat menghentikan perkembangan jamur tapi tidak memperbaiki kerusakan yang terjadi. Hasilnya, ia diberi latihan pernapasan setiap hari sebagai terapi fisik untuk paru-parunya. 

Ia pun harus berkompromi hidup dengan kerusakan paru-paru permanen setelah dokter menunjukkan hasil rontegen terbaru. Namun ia tetap menjalani hidupnya dengan baik, Nate masih bisa melakukan semua aktivitas fisik termasuk mendaki dan scuba diving.

Simak Video Berikut

#ChangeMaker 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading