Sukses

Lifestyle

Momen Tak Terlupakan Berkunjung ke Situs Gunung Padang

Fimela.com, Jakarta Setiap kali kita melakukan perjalanan, selalu ada cerita yang berkesan. Bepergian atau mengunjungi sebuah tempat memberi kenangan tersendiri di dalam hati. Tiap orang pastinya punya pengalaman atau kisah tak terlupakan tentang sebuah perjalanan, seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Trip Story: Setiap Perjalanan Selalu Memiliki Cerita berikut ini.

***

Oleh: Widya Yustina

Menjalani isolasi mandiri akibat pandemi yang menyebar di seantero pelosok negeri membawa makna tersendiri bagi saya. Hal-hal yang dulu begitu mudah dilakukan, termasuk salah satunya bepergian atau travelling, kini harus menjadi sebuah agenda yang entah kapan bisa diwujudkan. Dulu dalam sebulan, paling tidak, agenda city tour bersama rekan sudah cukup melerai amukan stres dalam pikiran.

Kami berkeliling kota menyusuri tempat-tempat baru, menyaksikan keindahan kota Bandung dari atas bukit tertinggi sambil menyeruput secangkir teh hangat dari sebuah restoran yang dirancang sedemikian rupa menjadi kawasan wisata rekreasi keluarga. Restoran-restoran ini ada yang disulap menjadi kastil ala-ala eropa, berbentuk perahu layar berukuran raksasa dengan bagian dek menghadap ke arah kota, hingga café resto bergaya vintage country di kawasan bukit hutan raya.

Namun demikian, bepergian ke luar kota mengunjungi berbagai tempat unik, menarik, hingga kuno dan bersejarah selalu menjadi pilihan utama. Salah satu tempat yang hingga kini masih meninggalkan kesan mendalam karena kemegahannya adalah sebuah situs prasejarah peninggalan kebudayaan megalithikum di Jawa Barat.

Momen Tak Terlupakan

Gunung Padang adalah sebuah situs kuno yang berada di Desa Karyamukti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasinya tidak sulit ditemukan karena situs prasejarah tersebut sudah dikenal warga bahkan dunia. Waktu tempuh sekitar 1,5 jam atau 45 menit dari Kota Cianjur, dari Bandung sekitar 110 kilometer, saya berangkat pagi-pagi sekali agar terhindar dari cuaca panas yang menyengat.

Sebelum mencapai puncak, ada sekitar 450 anak tangga yang harus dilewati. Begitu sampai, siapapun akan dibuat takjub menatap hamparan pilar-pilar batu yang berusia ribuan tahun silam. Bebatuan semacam jenis batu andesit basaltis ini sebagian besar berwarna abu-abu gelap. Apabila dipukul, beberapa bebatuan ini dapat mengeluarkan bunyi unik menyerupai suara khas gamelan jawa serupa bonang atau saron! Diantara puing-puing batu, yang berada di puncak atas ketinggian, pemandangan asri berupa sawah-sawah terhampar luas, saya teramat kagum dan terpesona. Betapa luar biasa indah mahakarya peninggalan nenek moyang selaras dengan alam sekitarnya.

Saya juga sangat beruntung karena ketika datang kesana saat itu, berkesempatan menyaksikan langsung tim eksvakasi tengah melakukan penelitian situs Gunung Padang. Dari hasil bincang-bincang santai, ahli menduga bahwa di dalam tanah terkubur sebuah situs kuil kuno menyerupai piramida yang berusia ribuan tahun merupakan hasil buatan manusia.

Situs megalitik ini berupa punden berundak yang konon katanya terbesar se-Asia Tenggara. Ditemukan pertama kali pada abad 19 oleh seorang peneliti berkebangsaan Belanda bernama N.J. Krom, situs gunung Padang ini berfungsi sebagai tempat pemujaan. Gagasan fakta bahwa setiap lapisan yang terkubur mewakili periode berbeda benar-benar sebuah hal mencengangkan.

Dari artikel yang saya temukan terkait penelitian situs Gunung Padang, para ahli menyatakan bagian atas pilar merupakan lapisan batu berusia 3.000 sampai 5.000 tahun, membingkai teras dengan susunan kolom batu membentuk dinding, jalur dan ruang. Lapisan kedua di bagian bawah permukaan hingga kedalaman 3 meter diperkirakan berusia 7.500 sampai 8.300 tahun. Lapisan ketiga memanjang sekitar 15 meter diperkirakan berusia 9.000 bahkan hingga 28.000 tahun!

Bayangan kemungkinan terkuaknya bangunan hebat yang telah lama terkubur itu memberi saya gairah untuk kembali mengunjungi situs Gunung Padang suatu saat. Untuk sementara ini, saya harus bersabar menjalani isolasi dan terpaksa harus berpuas diri menatap bangunan megah itu melalui layar laptop dan kenangan foto-foto pribadi. Satu hal yang perlu disadari, Indonesia patut berbangga dan melestarikan warisan peninggalan jejak leluhur peninggalan zaman purba ini. Agar dapat memicu semangat eksplorasi kaum milenial dan meningkatkan semangat kebangsaan.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading