Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Puji Amalia Putri
Ibu, sosok yang tak pernah menuntutku untuk sempurna. Keadaan menuntutku untuk dewasa. Kegagalan, usaha yang berakhir sia-sia membuatku ingin berhenti. Bekerja di sebuah perusahaan dengan sistem tiga shift terkadang membuat raga ini sering berkeluh kesah. Semangat membara yang hanya menggebu di awal, aku setiap hari berpikir untuk menyerah. Hingga, sudah tak terasa hampir lima bulan aku masih bertahan.
Ibu, sosok yang tak pernah menuntutku untuk menjadi apa pun dan siapa pun. Bahkan, setiap kali aku berangkat kerja beliau selalu mempersiapkan semua kebutuhanku: bekal, minuman dan pakaianku.
Advertisement
Ibu Tak Pernah Menuntutku Serba Sempurna
Seringkali aku mengeluh, "Malas, Bu." Ibu selalu bilang, "Semangat!" dengan wajah berbinar. Bodohnya aku yang saat itu menjawab seperti ini, "Meskipun satu desa berkata semangat, kalau lelah ya lelah." Aku sadar, perkataanku itu salah. Tidak seharusnya aku berkata demikian, apalagi di hadapan wanita yang telah melahirkan, merawat dan membesarkanku dengan sepenuh hati.
Di mata Ibu, mungkin aku hanyalah anak kecil yang terus membutuhkan perhatian dan kasih sayang darinya. Aku mengakui hal itu, tidak ada yang kurang caranya menyayangi anak-anaknya meski usia kami menginjak dewasa.
Sebelum aku berangkat kerja sift siang, ibu selalu bilang gini, "Semoga bertemu dengan teman yang baik." Ucapan yang berisi doa sederhana itu selalu aku aminkan dalam hati. Bagiku, ibu adalah ibu yang sempurna. Meski terkadang aku merasa jengah dengan sikap khawatirnya yang berlebihan, aku sadar mungkin itu cara dia menyayangi anak-anaknya.
Ingin Terus Membahagiakan Ibu
Ibu, aku rasa ucapan terima kasih tidak sebanding dengan semua pengorbananmu selama ini. Aku selalu melihat ketulusanmu yang tak pernah mengharap apa pun dariku. Tak pernah menuntutku untuk menjadi yang sempurna. Aku merasa segan untuk mengatakan terima kasih secara langsung padamu, karena itulah aku menuliskannya di sini —meksipun Ibu tidak membacanya.Â
Ibu, maaf aku belum bisa membahagiakanmu. Maaf, jika aku sering mengeluh padamu.
Maaf, jika ucapanku yang terkadang membuat hatimu lara.
Maaf, jika sifat suasana hatiku yang sering berubah-ubah kerap membuatmu menjadi sasaran.Â
Ibu, aku bahkan tidak bisa membayangkan hidup tanpamu. Aku selalu berdoa semoga engkau diberikan kesehatan dan umur yang panjang. Aamiin.
#ElevateWomen