Sukses

Lifestyle

Bagi Perempuan Lajang, Tak Punya Pekerjaan Rasanya bagai Petaka

Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti pernah merasakan perasaan tak nyaman seperti rendah diri, sedih, kecewa, gelisah, dan tidak tenang dalam hidup. Kehilangan rasa percaya diri hingga kehilangan harapan hidup memang sangat menyakitkan. Meskipun begitu, selalu ada cara untuk kembali kuat menjalani hidup dan lebih menyayangi diri sendiri dengan utuh. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Bye Insecurities Berbagi Cerita untuk Lebih Mencintai dan Menerima Diri Sendiri ini.

***

Oleh:  MD

Siapa yang tidak mengenal insecurity yang kebanyakan diderita kaum perempuan. Bukan hanya soal penampilan fisik saja yang menjadi penyebabnya, tetapi bisa juga karena gaya hidup, hubungan pribadi, dan pekerjaan. Tidak terkecuali aku.

Tahun ini aku berusia 30 tahun. Saat teman-teman seusiaku sudah memiliki satu dua anak, aku bahkan belum memiliki pasangan. Ya, aku masih lajang di usia yang orang katakan sangat matang untuk menikah. Tidak masalah.

Dalam hati aku tidak pernah merasa iri pada teman-temanku yang sudah berkeluarga. Aku juga tidak khawatir pada status lajang ini meski banyak orang membicarakanku karenanya. Karena problema utama dalam hidupku bukan status pernikahan, melainkan pekerjaan.

Lajang dan Belum Punya Pekerjaan Tetap di Usia 30

Tentu saja. Siapa yang tidak akan khawatir jika di usia ini belum memiliki pekerjaan yang menjanjikan. Bukan hanya menjanjikan secara finansial karena kenyataannya zaman sekarang ini pekerjaan bukan sekadar sumber penghasilan. Tetapi sebagai status dan kedudukan seseorang di dalam lingkungan sosial.

Bagi sebagian perempuan, tidak memiliki pekerjaan mungkin bukan masalah besar. Mungkin mereka memiliki pasangan dengan saldo atm yang berlimpah atau mungkin mereka memiliki pasangan yang tidak mengijinkan seorang istri bekerja. Mereka terselamatkan jika bertemu dengan kawan lama yang menanyakan status pekerjaan.

Tetapi bagi perempuan yang masih lajang sepertiku, tidak memiliki pekerjaan tetap adalah sebuah bencana. Aku sudah seperti paket komplit untuk menjadi bahan pembicaraan tetangga, kerabat, dan teman-teman. Perawan tua sekaligus pengangguran. 

Sejak lulus kuliah, aku belum pernah bekerja di suatu perusahaan seperti teman-temanku. Aku bekerja di rumah karena ingin membangun usaha sendiri. Tentu saja itu tidak berjalan sesuai rencanaku bahkan setelah bertahun-tahun. Itu sebabnya aku bisa mengalami insecurity ini.

Sempat Menarik Diri dari Pergaulan Hingga Memutuskan Bangkit

Aku mulai enggan bertemu dengan teman-temanku bahkan mengurangi komunikasi dengan mereka. Yah, aku semakin menarik diri dari lingkungan pertemanan dan sosial. Aku merasa tidak percaya diri jika berkumpul dengan mereka. Aku juga semakin gelisah karena melihat kesuksesan karier teman-temanku dan membandingkan dengan diriku sendiri yang belum beranjak jauh dari garis start.

Bertahun-tahun aku menarik diri dari lingkungan sosial. Bertahun-tahun itu juga kulewati dengan banyak menyendiri dan merenung. Tetapi berkat banyak merenung aku justru mulai bangkit.

Awalnya aku mencoba mengenal kembali diriku sendiri. Siapa aku, apa yang sudah kumiliki, apa kelebihanku, apa kekuranganku, dan apa tujuanku. Aku mencoba memahami diriku sendiri. Mengapa aku bisa merasa iri, gelisah, dan tidak percaya diri. Pada akhirnya aku menyadari bahwa semua itu terjadi karena aku gagal dalam pekerjaanku. Perlahan, aku mencoba menerima keadaan, kekurangan, dan menerima diriku sendiri apa adanya. 

Aku mulai menerima kenyataan bahwa aku belum berhasil dalam pekerjaanku. Tetapi aku juga belum gagal. Aku mulai menerima kenyataan bahwa teman-temanku sukses dalam pekerjaan atau mungkin juga tidak. Itu bukan menjadi urusan kepalaku lagi.

Aku memahami setiap orang melewati jalan dan proses yang berbeda. Dan yang terpenting dari itu semua, aku tersadar kembali akan tujuanku. Aku yang memilih jalan ini karena diriku sendiri yang menginginkannya. Aku tidak bekerja untuk mendapat pengakuan atau membuat orang lain terkesan. Aku melakukan pekerjaanku karena aku menyukainya.

Itulah sedikit pengalamanku. Merasa insecure hanya akan membuat kita lupa dan menjauhkan diri dari kecintaan kita terhadap sesuatu. Jadi hapus rasa insecurity itu dengan mulai mengenal kembali, memahami, dan menerima diri kita sendiri. 

#WomenforWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading