Sukses

Lifestyle

Mengenal Penyakit Hipertiroid, Berikut Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Fimela.com, Jakarta Dari sekian banyak penyakit kronis, bisa dikatakan bahwa penyakit hipertiroid adalah jenis penyakit yang kurang familiar dan jarang diketahui padahal penyakit ini cukup berbahaya. Penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid adalah penyakit akibat kadar hormon tiroid terlalu tinggi di dalam tubuh. Kondisi kelebihan hormon tiroid ini dapat menimbulkan gejala jantung berdebar, tangan gemetar, dan berat badan turun drastis.

Sebagai informasi, kelenjar tiroid dalam tubuh manusia yang terletak dibagian depan leher akan menghasilkan hormon tiroid yang memiliki peranan vital, contohnya mengendalikan proses metabolisme, seperti mengubah makanan menjadi energi, mengatur suhu tubuh, dan mengatur denyut jantung.

Ketika kadar hormon tiroid dalam tubuh terlalu tinggi, maka proses metabolisme akan berlangsung semakin cepat dan memicu berbagai gejala. Penanganan perlu segera dilakukan untuk mencegah memburuknya gejala hyperthyroidism atau hipertiroid yang muncul. Dikarenakan penyakit ini bisa menyerang perempuan dan pria, maka dari itu kamu perlu waspada.

Nah, ada baiknya jika kamu memiliki informasi yang lebih luas tentang penyakit ini. Untuk itu, Fimela.com akan mengulas penyakit hipertiroid, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara pengobatannya. SImak ulasan selengkapnya berikut ini.

Seputar Penyakit Hipertiroid

Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher. Kelenjar ini menghasilkan tetraiodothyronine (T4) dan triiodothyronine (T3), yang merupakan dua hormon utama yang mengontrol bagaimana sel-sel menggunakan energi. Kelenjar tiroid mengatur metabolisme melalui pelepasan hormon-hormon ini.

Hipertiroid terjadi ketika tiroid menghasilkan terlalu banyak T4, T3, atau keduanya. Diagnosis tiroid yang terlalu aktif dan pengobatan penyebabnya dapat meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Berbagai kondisi dapat menyebabkan hipertiroidisme. Penyakit Graves, kelainan autoimun, adalah penyebab paling umum dari hipertiroidisme. Ini menyebabkan antibodi merangsang tiroid untuk mengeluarkan terlalu banyak hormon.

Kadar T4, T3 yang tinggi, atau keduanya dapat menyebabkan tingkat metabolisme yang terlalu tinggi. Ini disebut keadaan hipermetabolik. Saat dalam keadaan hipermetabolik, bisa jadi kamu mengalami detak jantung yang cepat, tekanan darah tinggi, dan tremor tangan. ipertiroid dapat menyebabkan lebih sering buang air besar, penurunan berat badan, dan, pada wanita, siklus menstruasi tidak teratur.

Penyebab Hipertiroid

Sebagai penyakit yang menyerang bagian vital dari tubuh manusia, hipertiroid bisa disebabkan oleh beberapa gangguan kesehatan, misalnya dari penyakit autoimun hingga efek samping obat. Berikut ini adalah berbagai penyebab penyakit dan kondisi yang bisa menyebabkan hipertiroidisme:

  • Penyakit Graves akibat autoimun atau kekebalan tubuh sendiri yang menyerang sel normal.
  • Peradangan kelenjar tiroid atau tiroiditis.
  • Benjolan, seperti toxic nodular tiroid, atau tumor jinak di kelenjar tiroid atau kelenjar pituitari (hipofisis).
  • Kanker tiroid.
  • Tumor di testis atau ovarium.
  • Konsumsi obat dengan kandungan iodium tinggi, misalnya amiodarone.
  • Penggunaan cairan kontras dengan kandungan iodium dalam tes pemindaian.
  • Terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung iodium tinggi, seperti makanan laut, produk susu, dan telur.

Selain beberapa penyebab di atas, ada juga faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan potensi risiko seseorang terkena hipertiroidisme. Faktor risiko tersebut meliputi:

  • Berjenis kelamin wanita.
  • Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit Graves.
  • Menderita penyakit kronis, seperti diabetes tipe 1, anemia, atau gangguan kelenjar adrenal.

Gejala Hipertiroid

Sama seperti penyakit lainnya, hipertiroid juga menimbulkan sejumlah gejala yang perlu diwaspadai akibat metabolisme tubuh yang berlangsung lebih cepat. Gejala ini dapat dirasakan secara perlahan maupun mendadak. Adapun gejala hipertiroid yang muncul yakni:

  • Jantung berdebar
  • Tremor atau gemetar di bagian tangan
  • Mudah merasa gerah dan berkeringat
  • Gelisah
  • Mudah marah
  • Berat badan turun drastis
  • Sulit tidur
  • Konsentrasi menurun
  • Diare
  • Penglihatan kabur
  • Rambut rontok
  • Gangguan menstruasi pada wanita

Selain gejala-gejala yang disebutkan diatas, ada beberapa tanda-tanda fisik yang dapat ditemukan pada penderita hipertiroidisme. Tanda tersebut meliputi:

  • Pembesaran kelenjar tiroid atau penyakit gondok
  • Bola mata terlihat sangat menonjol
  • Muncul ruam kulit atau biduran
  • Telapak tangan kemerahan
  • Tekanan darah meningkat

Kemudian, informasi penting lain mengenai penyakit ini bahwa  terdapat jenis hipertirodisme yang tidak menimbulkan gejala. Gangguan ini disebut hipertiroid subklinis. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya TSH tanpa disertai dengan hormon tiroid. Setengah penderitanya akan kembali normal tanpa pengobatan khusus.

Cara Pengobatan Penyakit Hipertiroid

Jika sekiranya kamu sudah mendapati gejala-gejala penyakit hipertiroid ada pada tubuh, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar lagkah diagnosis dapat dilakukan secara cepat untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Perlu kamu pahami bahwa pengobatan hipertiroid bertujuan untuk mengembalikan kadar normal hormon tiroid, sekaligus mengatasi penyebabnya. Jenis pengobatan yang diberikan juga berdasarkan tingkat keparahan gejala, serta usia dan kondisi penderita secara keseluruhan. Berikut ini beberapa cara mengobati dan mengatasi hipertiroid:

1. Obat-obatan

Pemberian obat bertujuan untuk menghambat atau menghentikan fungsi kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon berlebih dalam tubuh. Jenis obat yang digunakan adalah methimazole, carbimazole dan propylthiouracil. Dokter juga akan memberikan obat yang dapat menurunkan detak jantung untuk mengurangi gejala jantung berdebar.

2. Terapi iodium radioaktif

Terapi ini bertujuan untuk menyusutkan kelenjar tiroid, sehingga mengurangi jumlah hormon tiroid yang dihasilkan. Penderita akan diberikan cairan atau kapsul yang mengandung zat radioaktif dan iodium dosis rendah, yang kemudian akan diserap oleh kelenjar tiroid. Terapi iodium radioaktif berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

Meski dosis yang diberikan rendah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penderita setelah menjalani pengobatan hipertiroid ini, di antaranya:

  • Hindari kontak dengan anak-anak dan ibu hamil selama beberapa hari atau minggu untuk mencegah penyebaran radiasi.
  • Tidak dianjurkan untuk hamil setidaknya selama enam bulan setelah pengobatan.

3. Operasi

Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi dilakukan pada beberapa kondisi sebagai berikut:

  • Pemberian obat dan terapi iodium radioaktif tidak efektif untuk mengatasi hipertiroidisme.
  • Pembengkakan yang terjadi pada kelenjar tiroid cukup parah.
  • Kondisi penderita tidak memungkinkan untuk menjalani pengobatan dengan obat-obatan atau terapi iodium radioaktif, misalnya sedang hamil atau menyusui.
  • Penderita mengalami gangguan penglihatan yang cukup parah.

Prosedur tiroidektomi dapat bersifat total atau sebagian, tergantung kondisi penderita. Akan tetapi, sebagian besar tiroidektomi dilakukan dengan mengangkat seluruh kelenjar tiroid untuk mencegah risiko hipertiroidisme kambuh atau muncul kembali. Penderita yang menjalani operasi pengangkatan kelenjar tiroid total dan terapi radioaktif iodium dapat mengalami hipotiroidisme. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengonsumsi obat berisi hormon tiroid. Akan tetapi, konsumsi obat ini mungkin perlu dilakukan seumur hidup.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading