Sosial Media Detox, Rehat Dari Dunia Digital untuk Kesehatan Mental Lebih Baik

5 Cara Bijak Hadapi Mom Shaming tanpa Kehilangan Rasa Percaya Diri (Foto: Freepik/freepik) — Ilustrasi ibu muda yang mendapat kritikan negatif melalui media sosialnya (Foto: Freepik/freepik).... Selengkapnya

Fimela.com, Jakarta Bagi sebagian besar perempuan dan pria, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter memungkinkan orang untuk tetap terhubung, berbagi momen, hingga mendapatkan informasi terkini. Namun, di balik kemudahan dan hiburan yang ditawarkan, penggunaan media sosial yang berlebihan sering kali membawa dampak negatif. Tidak sedikit yang mengeluhkan produktivitas menurun, kecemasan meningkat, dan pola tidur terganggu akibat paparan konten digital yang terus-menerus.

Fenomena ini telah menjadi perhatian banyak kalangan, terutama generasi muda yang cenderung lebih aktif di dunia maya. Tak heran, semakin banyak orang yang mulai mempertimbangkan untuk melakukan social media detox, yaitu langkah sederhana untuk menjauhkan diri sementara dari dunia digital demi kesehatan mental yang lebih baik. Langkah ini dipercaya mampu membantu mengurangi tekanan akibat ekspektasi sosial yang tidak realistis dan memberi ruang untuk fokus pada hal-hal yang lebih penting.

Penelitian kuantitatif pada mahasiswa menunjukkan bahwa jeda dari media sosial, meskipun hanya satu hingga tujuh hari, dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Mereka melaporkan suasana hati yang lebih baik, peningkatan produktivitas, serta tidur yang lebih berkualitas. Bahkan, sosial media detox tidak hanya dianggap sebagai tren, tetapi juga strategi penting untuk mendapatkan kembali kendali atas waktu dan perhatian.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan sosial media detox, dan bagaimana cara melakukannya secara efektif? Berikut adalah berbagai pendekatan praktis untuk membantu memulai langkah pertama menuju kehidupan digital yang lebih sehat.

Memulai Dengan Mematikan Notifikasi

Mematikan Notifikasi (Sumber: Freepik)... Selengkapnya

Notifikasi adalah pemicu utama yang sering kali membuat seseorang tanpa sadar kembali membuka media sosial. Setiap suara atau getaran yang muncul dari ponsel bisa menciptakan rasa ingin tahu, mendorong untuk mengecek aplikasi, bahkan jika sebenarnya tidak ada hal penting. Dengan mematikan notifikasi, perhatian dapat lebih terfokus pada aktivitas yang lebih bermakna, seperti menyelesaikan tugas atau menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga.

Langkah ini juga efektif mengurangi risiko terjebak dalam "lubang hitam" media sosial, di mana seseorang bisa tanpa sadar menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggulir layar. Tanpa gangguan dari notifikasi, hubungan dengan media sosial menjadi lebih sehat, karena interaksi hanya terjadi saat benar-benar dibutuhkan, bukan karena dorongan impulsif.

Fitur bawaan pada ponsel seperti Do Not Disturb dan Silent Mode dapat membantu membatasi gangguan digital. Bahkan, beberapa aplikasi populer seperti Instagram dan TikTok kini menyediakan pengaturan waktu penggunaan untuk mengingatkan pengguna agar tidak terlalu lama mengakses platform tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi ini, kebiasaan digital yang lebih terkontrol dapat tercipta.

Mengajak Dukungan Dari Orang Terdekat

Ilustrasi Relationship Friends Family — Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Omar Lopez)... Selengkapnya

Sebelum memulai sosial media detox, penting untuk memberi tahu teman dan keluarga tentang rencana ini. Langkah ini tidak hanya untuk memastikan mereka tidak merasa kehilangan kontak, tetapi juga untuk mencegah mereka merasa bingung atau khawatir jika tidak menerima kabar darimu dalam waktu yang lama. Komunikasi terbuka mengenai niat untuk rehat sejenak dari dunia maya membantu membangun pemahaman dan mendukung proses detox yang lebih lancar.

Selain itu, dengan memberi tahu orang-orang terdekat, mereka cenderung lebih menghormati waktu rehat dari media sosial yang dipilih. Ini memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan cara yang lebih personal melalui telepon atau pesan teks. Pendekatan ini dapat memperkuat hubungan di dunia nyata, mengurangi ketergantungan pada platform digital, dan lebih memfokuskan perhatian pada interaksi langsung.

Mengajak teman atau keluarga untuk ikut serta dalam social media detox bisa menjadi cara yang lebih menyenangkan dan menyatukan. Ketika dijalani bersama, proses ini terasa lebih ringan, serta memberikan motivasi dan dukungan ekstra agar tetap konsisten dalam menjaga keseimbangan digital.

Mencari Aktivitas Baru yang Membawa Dampak Positif

5. Berikan Stimulasi dengan Aktivitas yang Menantang — Berikan Stimulasi dengan Aktivitas yang Menantang | copyright pexels.com/Photo By: Kaboompics.com... Selengkapnya

Salah satu keuntungan utama dari sosial media detox adalah waktu luang yang lebih banyak, yang bisa dimanfaatkan untuk mengeksplorasi hobi atau mencoba kegiatan baru. Aktivitas seperti belajar memasak, mencoba olahraga baru, hingga melukis, memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental dan fisik. Kegiatan-kegiatan ini membantu menciptakan keseimbangan dengan dunia nyata, jauh dari hiruk-pikuk media sosial yang terkadang membuat stres.

Menjalani aktivitas tanpa melibatkan layar ponsel mendukung konsep detox digital secara menyeluruh. Berbagai kegiatan seperti seni, berolahraga, atau bahkan meditasi, dapat membantu meningkatkan kreativitas, mengurangi kecemasan, dan memicu pola hidup yang lebih mindful. Hal ini juga memberi kesempatan untuk melepaskan diri dari tekanan sosial yang ada di media sosial dan fokus pada diri sendiri.

Dengan mengisi waktu dengan hal-hal positif, keinginan untuk kembali ke media sosial akan berkurang secara alami. Ini juga bisa menjadi momen untuk menemukan kembali minat dan bakat yang mungkin sudah lama terabaikan atau tertunda karena terlalu sibuk dengan aktivitas digital.

Penulis: Rianti Fitri Wulandari

#UnlockingTheLimitless