Dari West Kowloon hingga Victoria Park, Seocho-dong (Law and the City) Ajak Penonton Menyusuri Romantisme Hong Kong

Salah satu momen paling membekas adalah ketika tokoh utama bertukar dialog terkenal, “Akankah kita bertemu di Seoul?”. Adegan ini diambil di West Kowloon Cultural District Park, kawasan seluas 40 hektare yang memadukan hamparan rumput hijau, promenade tepi laut dengan pemandangan Victoria Harbour, serta sentuhan seni kontemporer.

Di sinilah berdiri M+, museum seni visual kontemporer global pertama di Asia, dan Xiqu Centre, pusat seni pertunjukan terbesar di Hong Kong. Lokasi ini bukan hanya indah secara visual, tapi juga memiliki aura artistik yang menenangkan, sehingga menjadi latar sempurna untuk momen-momen penuh makna dalam drama.

Selain itu di jantung Causeway Bay, Victoria Park menjadi saksi adegan intim ketika tokoh pria merawat kaki tokoh wanita yang terluka. Sebagai taman terbesar di Pulau Hong Kong sejak 1957, Victoria Park dikenal sebagai ruang hijau publik yang menyegarkan di tengah hiruk pikuk kota.

Dengan fasilitas mulai dari lapangan tenis, kolam renang, area rumput luas, hingga jalur lari, taman ini menjadi tempat favorit warga lokal untuk berolahraga atau sekadar bersantai. Dalam drama, suasananya yang teduh dan damai memperkuat rasa keintiman dalam adegan, kontras dengan kesibukan kota di luar gerbang taman.

Pemandangan malam Hong Kong menjadi latar spektakuler dalam adegan pertunjukan piano yang dibawakan tokoh utama wanita di Aqua Bar. Terletak di rooftop kawasan Tsim Sha Tsui, bar ini menyajikan panorama cakrawala kota yang memukau, terutama saat pertunjukan Symphony of Lights berlangsung setiap pukul 8 malam.

Dengan interior elegan dan suasana eksklusif, Aqua Bar menawarkan pengalaman yang menyatukan romansa dan kemewahan. Dalam drama, lokasi ini menjadi simbol pertemuan antara dua dunia — glamor kota dan kerentanan emosional tokohnya.

Selain tiga lokasi utama, Seocho-dong (Law and the City) juga menampilkan:

• Bandara Internasional Hong Kong – Pintu gerbang dunia yang menyambut jutaan penumpang setiap tahun, menjadi titik awal kisah emosional tokoh utama di kota ini.
• Artlane, Sai Ying Pun – Gang penuh mural berwarna-warni karya 17 seniman lokal dan internasional, menghadirkan energi kreatif yang menyatu dengan wajah urban Hong Kong.
• Trem Hong Kong “Ding Ding” – Ikon transportasi klasik berusia lebih dari 100 tahun yang membawa penumpang melintasi distrik-distrik ramai dengan sentuhan nostalgia.

Bagi penonton, ini bukan hanya tontonan yang dapat menghibur, tetapi juga undangan untuk menjelajahi Hong Kong secara langsung seperti berjalan di promenade West Kowloon saat matahari terbenam, merasakan kesejukan Victoria Park di pagi hari, atau menikmati gemerlap malam dari rooftop Tsim Sha Tsui.

Penulis : Annisa Kharisma Dewi