Sukses

Parenting

60 Persen Anak Indonesia Sering Melewatkan Sarapan Sebelum Belajar, Ketahui Bahayanya

Fimela.com, Jakarta Sarapan belum menjadi kebiasaan rutin keluarga Indonesia. Padahal sarapan adalah bekal bagi anak untuk beraktivitas selama satu hari penuh.

Studi dari Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan) melaporkan bahwa 60 persen anak Indonesia tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Sementara, data Riskesdas Kementerian Kesehatan tahun 2013 mencatat bahwa 44,6 persen anak yang sarapan tidak cukup nutrisi.

Spesialis Gizi Klinis, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SP, GK, mengatakan pada dasarnya kebutuhan dasar gizi dalam sarapan seseorang setiap harinya yaitu 20-30 persen. Namun faktanya, banyak anak Indonesia yang tidak mencapai 15 persen.

“44 persen anak-anak itu hanya 15 persen saja yang kebutuhan dasarnya tercukupi. Jadi mereka sarapan, tapi tidak cukup. Sarapannya hanya minum teh, air putih atau susu,” ujar dr. Diana dalam webinar Sarapan Berisi bersama Blue Band, Kamis (17/2/2022).

Menurutnya, kondisi ini terjadi di seluruh kota di Indonesia. Oleh karena itu, dia mengingatkan para orangtua, guru, serta tenaga kesehatan untuk mulai mengajak anak-anak sarapan.

 

Bahaya Sering Melewatkan Sarapan

Otak manusia butuh energi untuk bisa berkonsentrasi dan menyerap informasi. Oleh sebab itu, sarapan tidak boleh terlewatkan. Jika anak sering melewatkan sarapan sebelum belajar maka akan mengalami kesulitan konsentrasi karena otaknya kekurangan energi.

“Kita tahu sepanjang malam saat tidur, tubuh tidak mendapatkan asupan energi apapun. Sehingga saat pagi, sebaiknya sarapan agar kembali mendapatkan sumber energi terutama untuk otak,” kata dr. Diana

Selain kurang konsentrasi, dr. Diana mengatakan anak yang tidak sarapan juga jadi lebih sering bengong dan mengantuk selama di sekolah. Itulah sebabnya, manfaat sarapan juga penting bagi prestasi anak di sekolah.

Asupan Penting untuk Sarapan

Lebih lanjut, dr. Diana menyebutkan kebutuhan utama yang wajib dipenuhi dalam sarapan adalah adanya kandungan protein dan karbohidrat.

“Makanan pun harus lengkap ada karbonya. Anak juga butuh protein yang lengkap untuk bisa konsentrasi, sehingga bisa meresapi mata pelajaran sekolah,” tuturnya.

Jika kebutuhan utama sarapan ini tidak tercukupi, maka akan membuat anak kurang berenergi atau mudah mengantuk saat beraktivitas. Oleh karena itu, orangtua harus memastikan pemenuhan gizi pada anak tercukupi.

“Sarapan tidak harus dalam porsi makanan besar, porsi kecil tetapi tetap mengikuti kaidah gizi seimbang saja sudah cukup. Kasih karbo pakai nasi atau roti boleh. Lalu lengkapi dengan protein misalnya telur,” sarannya.

#Women for women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading