Sukses

Parenting

8 Tanda-Tanda Anak Laki-Laki Mengalami Pubertas dan Bagaimana Ibu Harus Menyikapinya

Fimela.com, Jakarta Masa-masa pubertas menjadi waktu ketika banyak hal-hal yang berubah pada anak baik secara fisik, emosional, dan psikologi. Dan membuka pembicaraan mengenai pubertas dengan anak tidak mudah bagi semua orang tua. Terutama, ketika ibu yang memiliki anak laki-laki pembahasan ini akan terasa lebih tricky, karena dasarnya ibu tidak pernah mengalami hal yang dialami anak laki-laki.

Masa transisi dari anak laki-laki ke remaja ini dimulai sejak umur 9 hingga 14 tahun. Masa pubertas ini tidak hanya mengubah anak tapi juga orang tua. Orang tua mungkin akan merasa tidak begitu tahu apa yang harus dilakukan untuk mendukung anak di masa-masa penting ini. Namun, tenang saja ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu anak laki-laki yang tengah memasuki masa pubertas.

Namun, sebelum mengajak mereka bicara mengenai pubertas, kenali terlebih dahulu apa saja tanda-tanda anak laki-laki memasuki masa pubertas. Sehingga orang tua bisa mulai ancang-ancang untuk banyak hal baru, istimewa, dan menantang di masa ini. Berikut ciri-ciri anak laki-laki yang memasuki masa pubertas dilansir dari thehealthsite.com.

8 Tanda Anak Laki-Laki Alami Pubertas

1. Perubahan berat badan dan tinggi yang drastis

Tinggi dan berat badan menjadi hal yang paling mudah dikenali di masa pubertas. Anak laki-laki mengalami percepatan pertumbuhan pada awal masa pubertas. Pertumbuhan berlanjut hingga mencapai berat badan dan tinggi badan ideal. Berapa banyak berat badan seorang anak laki-laki akan bertambah dan seberapa tinggi dia akan tumbuh tergantung pada susunan genetik dan faktor keturunannya. Beberapa dari mereka juga harus menanggung rasa sakit yang tumbuh atau nyeri di lengan dan kaki mereka selama periode ini, yang umum dan terjadi karena tulang tumbuh lebih cepat daripada otot.

2. Jerawat

Jerawat akan mulai muncul pada anak laki-laki menjadi ciri paling umum dari pubertas. Pergolakan hormonal dan kelebihan produksi minyak melalui kelenjar sebaceous adalah penyebabnya. Selain berjerawat, anak juga mungkin akan mulai memiliki komedo ataupun jerawat berisi nanah. Namun, masalah ini diselesaikan ketika seorang anak laki-laki memasuki kedewasaan setelah mencapai kematangan seksual.

 

3. Bau badan

Beberapa anak laki-laki mulai berkeringat lebih banyak dan ini dapat menyebabkan bau badan yang tidak sedap. Mandi teratur dan kebersihan yang baik adalah semua yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.

4. Perubahan suara:

Hal paling khas pada masa pubertas anak laki-laki. Suara kekanak-kanakan yang lengking mulai berganti dengan bariton yang lebih dalam dan kasar. Selama periode ini, suara anak laki-laki berkembang menjadi nada yang lebih dalam.

5. Pertumbuhan rambut di area baru

Pertumbuhan rambut wajah atau kumis tidak terjadi tepat pada awal pubertas, tetapi setelah sekitar empat tahun mencapai pubertas, rambut wajah mulai tumbuh, saat anak laki-laki mulai mengembangkan janggut dan perlu dididik tentang gaya dan cukur.

Selain itu, rambut ketiak juga akan mulai tumbuh. Di saat yang sama rambut di organ seksual mulai tumbuh di pangkal penis selama permulaan. Pertumbuhan ini berlanjut selama lebih dari empat tahun atau lebih.

6. Perubahan pada organ seksual

Seiring dengan pertumbuhan rambut di organ seksual, perubahan pada alat kelamin terjadi secara bersamaan. Penis dan testis tumbuh dalam ukuran dan skrotum menjadi lebih gelap. Testis tumbuh hingga 4 mm selama masa pubertas mencapai 25 mm ketika seorang anak laki-laki mencapai kematangan seksual yang terjadi antara usia 15 dan 18 tahun.

 

7. Alami mimpi basah

Ini bisa memalukan bagi sebagian orang, tetapi ini adalah fase alami tumbuh dewasa. Mimpi basah sering merujuk pada ejakulasi yang dialami seseorang dalam tidur setelah ereksi. Ini berbeda dengan mengompol, meski bisa meninggalkan bekas pada sprai tempat tidur.

8. Ereksi

Anak laki-laki mulai ereksi sejak pubertas dan itu bisa terjadi kapan saja di siang hari. Anak laki-laki pra-remaja mungkin mendapatkan ereksi beberapa kali sepanjang hari dan itu cukup normal. Namun, jika anak laki-laki tidak mengalami ereksi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ereksi selama fase ini tergantung pada banyak faktor seperti usia, kematangan seksual, nutrisi, aktivitas fisik, stres dan depresi masa kanak-kanak dan tidur.

Tips Bagi Para Ibu Untuk Memulai Pembicaraan Pubertas Pada Anak Laki-Laki

Ibu tidak mengalami pengalaman pubertas seperti anak laki-laki, sehingga bisa saja akan membuat ibu lebih canggung ketika ingin membekali anak laki-lakinya dengan pengetahuan pubertas. Dikutip dari popsugar.com, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memudahkan diskusi tentang pubertas dengan anak laki-laki

Mulai sejak dini membicarakan hal-hal mengenai pubertas walaupun hal yang ringan sebelum sang anak berada di usia ia menjadi canggung. Apabila menjelaskan sejak awal mengenai hal yang akan dialaminya di masa pubertas, itu akan jadi jawaban ketika ia bertanya-tanya di masa puber benar-benar datang. Ini akan jadi fondasi pengetahuan dan orang tua akan jadi tempat mereka bertanya.

Meskipun akan canggung, usahakan untuk tidak metafora agar apa yang dimaksud jelas dan tidak kabur. Anak-anak akan menghargai kejujuran dan jawaban yang cerdas. Ketika anak sudah cukup baik memahami informasi dari sumber lain, berikan sumber informasi terpercaya yang bisa diakses atas pertanyaan yang mungkin akan dipertanyakannya.

Penulis: Tasya Fadila

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading