Sukses

Parenting

Tips Mengajari Anak Terbiasa Meminta Maaf dengan Cara ini

Fimela.com, Jakarta Ketika membahas tentang mengakui kesalahan, ini bukanlah hal yang mudah diterima bagi anak-anak. Mereka seringkali sulit untuk meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat. Meskipun hal ini sangat umum terjadi, bukan berarti tidak bisa dibenarkan. Pasalnya, sifat anak seperti ini akan terbawa sampai dirinya tumbuh dewasa. 

Manusia tak luput dari kesalahan, begitupun anak-anak. Rasanya jarang sekali mendengar kata-kata maaf dari anak ketika mereka melakukan kesalahan. Bahkan orang dewasa pun masih banyak yang sulit meminta maaf. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti belum terbentuknya rasa empati, memiliki ego yang tinggi, takut akan konsekuensi, tidak merasa disayangi, hingga pengendalian emosi yang buruk.

Sebagai orangtua yang bertugas untuk melindungi, membimbing dan mendidik anak, mengajari anak untuk meminta maaf adalah proses penting dalam membentuk kepribadian mereka. Anak harus belajar dan memahami bagaimana kesalahannya dapat berpengaruh pada orang lain. Meskipun proses ini akan sedikit sulit dilakukan, namun seiring berjalannya waktu, anak akan mulai mengembangkan tanggung jawab dan memahami konsekuensi dari tindakan dan perilakunya. Yuk, simak di bawah ini beberapa langkah yang bisa membantu kamu mengajari anak untuk membiasakan meminta maaf.

Jelaskan bahwa perilaku yang dilakukannya adalah salah

Menjelaskan mengapa perilaku anak itu salah merupakan langkah penting untuk memberikan pengertian kepada anak. Hal ini dilakukan agar anak dapat memahami dan berpikir tentang kesalahan yang mereka lakukan, mengapa itu salah, dan dampak dari perilaku mereka terhadap orang lain. Berikan anak waktu untuk merenung atas kesalahan yang dibuatnya, sampai pada akhirnya mereka mengakui dan ingin meminta maaf secara tulus. 

Tanyakan kepada mereka apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki situasi tersebut. Sebagian besar orangtua menyarankan anak untuk memeluk ataupun sekadar menjabat tangan ambil mengatakan kata-kata maaf. Tidak sedikit pula dari mereka, anak-anak yang memiliki ide dan cara tersendiri untuk meminta maaf. Justru, ini akan lebih bermakna dan menyentuh. 

Bubuhkan rasa empati pada anak

Mengucapkan kata maaf mungkin akan mudah bagi beberapa anak, namun melakukannya dengan tulus akan menjadi rintangan yang cukup sulit. Anak-anak kerap mengikuti perintah dari orangtuanya, ini termasuk mengucapkan maaf. Mereka mungkin belum memahami dan arti dibalik kata maaf tersebut. Permintaan maaf yang bermakna dikaitkan sebagai pemahaman atas perasaan orang lain, atau dikenal sebagai empati. 

Menumbuhkan rasa empati pada anak akan membantu mereka untuk memahami mengapa minta maaf itu diperlukan. Jelaskan kepada mereka tentang perasaan orang lain yang mungkin terluka akibat tindakan anak tersebut. Dorong mereka untuk memiliki perasaan yang sama jika berada dalam situasi yang dirugikan. Hal ini akan membantu mereka untuk membangun rasa empati, sehingga memicu dorongan untuk meminta maaf.

Melakukan tanggung jawab

Memiliki rasa empati berkaitan dengan rasa tanggung jawab. Ketika meminta anak untuk mengucapkan bahwa mereka menyesal, sebenarnya ini adalah bentuk tuntutan terhadap anak untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. Berikan anak pemahaman bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Dengan mengucapkan maaf, itu sudah menjadi langkah pertama dalam menghadapi konsekuensi tersebut. Bantu anak untuk mengerti bahwa meminta maaf bukan hanya sekadar menghindari hukuman, tetapi tentang bagaimana mereka belajar dari kesalahan untuk memperbaiki hubungan.

Berikan contoh meminta maaf dengan benar

Apabila anak sudah siap untuk meminta maaf, pastikan mereka melakukannya dengan benar. Permintaan maaf bukan hanya mengucapkan kata maaf secara singkat, tetapi bagaimana ia melakukannya dengan tulus. Postur tubuh juga memengaruhi ketulusan anak, seperti membuat kontak mata, berdiri dengan tegak, hingga intonasi pengucapan kata maaf yang lembut. Akan lebih baik lagi jika anak mengatakan bahwa mereka menyesal dan berjanji tidak akan membuat kesalahan yang sama. 

Jangan berada di kedua pihak, tunjukkan rasa adil 

Anak yang telah melakukan kesalahan cenderung merasa bahwa dirinya sudah tidak disayangi lagi, atau bahkan semua orang membenci dirinya. Jangan sampai mereka merasakan ini, sebab anak akan merasa semakin malu dan marah jika merasa terpojoki. Sebagai orang yang lebih dewasa, ada baiknya untuk bersikap netral dan tidak memihak kepada yang bersalah ataupun yang menjadi korban. Jelaskan kepada keduanya apa kesalahannya dan mengapa harus saling meminta maaf. Selain itu, jangan lupa untuk berikan rasa sayang dan perhatian lebih kepada anak agar mereka mampu menemukan solusinya dengan mudah.

 

*Penulis: Balqis Dhia.

#Breaking Boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading