Sukses

Parenting

Ketahui Penyebab Imposter Syndrome pada Anak

Fimela.com, Jakarta Beberapa anak mungkin selalu merasa bahwa setiap pencapaian yang diraihnya hanyalah suatu keberuntungan semata, hal ini bisa saja merupakan ciri dari imposter syndrome. Imposter syndrome atau juga dikenal dengan sindrom penipu merujuk pada pengalaman psikologis yang meyakini bahwa dirinya tidak kompeten seperti yang dianggap orang lain, dan merasa dirinya seolah-olah seperti penipu.

Anak dengan imposter syndrome memiliki prestasi di sekolahnya dan kekayaan intelektual secara objektif, namun sering kali mereka tidak dapat merasakannya. Anak dengan imposter syndrome meyakini prestasinya adalah suatu penipuan. Kesuksesan yang mereka raih hanyalah suatu kebetulan atau keberuntungan semata. Bahkan ketika mendapat pujian, anak mengabaikan pujian tersebut dan justru merasa tertekan sebab merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk mendapatkannya.

Anak dengan imposter syndrome sering kali merasakan kecemasan dan ketakutan atas prestasi yang diraihnya. Mereka takut akan ditemukan sebagai seorang “penipu”, meskipun sebenarnya secara objektif mereka kompeten. Imposter syndrome membuat anak merasa tidak lebih baik dari orang lain yang menghadapi situasi kompleks yang sama, sehingga selalu merasa dirinya tidak pantas.

Pola asuh orangtua menjadi penyebab utama

Dilansir dari psychologytoday.com, imposter syndrome adalah sebuah distorsi kognitif. Hal ini menyebabkan seseorang meragukan keterampilan dan prestasinya. Penyebab imposter syndrome sebagian besar berakar pada masa kanak-kanak. Dalam sebuah studi oleh Dr. Clance mencatat bahwa imposter syndrome berasal dari pengalaman bersama keluarga.

Ada dua jenis penyebab yang berasal dari orangtua yang menimbulkan imposter syndrome pada anak. Pertama yaitu kritik. Ketika seorang anak mendengar kritik secara terus menerus atas sesuatu yang tidak sempurna, anak akan belajar bahwa semua yang dilakukannya belum cukup dan tidak lebih baik. Sikap perfeksionisme orangtua secara negatif menurun ke anak yang menyebabkan anak selalu meragukan prestasinya.

Adapun metode yang lebih lembut dalam menciptakan anak dengan imposter syndrome adalah kebiasaan memberikan pujian palsu pada anak tanpa penjelasan spesifik. Ketika orangtua memuji anak secara berlebihan tetapi tidak berfokus pada hal spesifik, mereka akan menciptakan standar yang mustahil dan membuat anak menjadi takut gagal. Anak sering kali merasakan tekanan dari harapan orangtuanya.

Faktor internal dan eksternal

Dalam sebuah penelitian menemukan bahwa imposter syndrome bukan hanya disebabkan oleh pola asuh, namun juga bisa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Di mana sindrom ini dibentuk oleh pengalaman sosial dan cara kerja pikiran seseorang. Berikut beberapa faktor lain yang menjadi penyebab imposter syndrome pada anak:

Tekanan sosial

Tak dapat dipungkiri, menjadi bagian dari suatu lingkaran sosial atau kelompok berkaitan erat dengan pengakuan yang biasanya diukur dari suatu nilai. Anak akan dipuji ketika memiliki nilai atau prestasi yang baik dan sering kali mendapat tekanan jika terjadi penurunan nilai. Anak dapat merasakan ketakutan dan kecemasan karena takut prestasinya akan menurun suatu saat dan dianggap sebagai “penipu”.

Rasa memiliki

Keadaan apa pun, bahkan di masa lalu, yang memebuat seseorang merasa berbeda atau dikucilkan dari kelompoknya misal karena perbedaan bahasa, etnis, status sosial ekonomi, gender, agama, perbedaan fisik, maupun pembelajaran dapat memicu munculnya imposter syndrome.

Kepribadian

Beberapa tipe kepribadian lebih terkait dengan internalisasi perasaan tertekan, tidak percaya diri, ragu, dan takut gagal. Saat-saat stres atau tak mampu beradaptasi, bahkan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, dapat memperburuk keadaan imposter syndrome.

Jika tidak ditangani, imposter syndrome bisa berdamak negatif pada hubungan masyarakat, pekerjaan, serta kepuasan kerja dan kesuksesan hidup.

Penulis: Maritza Samira

#BreakingBoundariesJanuari

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading