Fimela.com, Jakarta Kecerdasan seseorang bukanlah persoalan privilege, melainkan sesuatu yang diupayakan antara orangtua dengan anak-anak. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan bermain. Namun sayangnya masih banyak orangtua yang menganggap bermain bukanlah aktivitas yang penting dan mengganggu proses belajar anak.
Hal ini disanggah dengan tegas oleh Rr. Endah Sri Rejeki selaku Asisten Deputri Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang menyebut bermain justru menjadi proses penting bagi anak-anak untuk memaksimalkan tumbuh kembang.
"Manfaat bermain untuk anak itu banyak sekali sebenarnya. Melalui bermain, anak-anak bisa melalui proses penting," katanya dalam sebuah acara.
Advertisement
Lebih lanjut Endah menyebut proses belajar komunikasi bisa berjalan lebih baik dengan bermain bersama teman sebaya maupun dengan yang lebih tua. Selain itu, bermain juga turut melatih resistensi, kecerdasan motorik, kreativitas, kemampuan menyelesaikan masalah, hingga kecerdasan emosional anak.
Advertisement
Manfaat bermain problem solving
Hal ini sejalan dengan survei Play Well yang dilakukan The Lego Group setiap dua tahun sekali. Survei tersebut menyebut 98% orang tua Indonesia percaya bahwa bermain dapat memperkuat hubungan keluarga dan berkontribusi pada kebahagiaan secara keseluruhan.
Selain itu, orang tua telah mengidentifikasi keterampilan yang penting bagi keberhasilan anak-anak mereka, seperti kepercayaan diri (39%), komunikasi (32%), kreativitas (29%), ketahanan (27%), dan pemecahan masalah (26%). Dengan memprioritaskan bermain, kita dapat mengembangkan keterampilan tersebut dan mempersiapkan anak-anak dengan lebih baik untuk menghadapi masa depan yang lebih dinamis.
Marketing Director, India & Emerging Asia Market The Lego Group, Rohan Mathur menyebut pihaknya percaya bahwa bermain adalah pembelajaran yang hebat dan menyenangkan.
"Kami ingin menjadi kekuatan global untuk belajar sambil bermain. Kami percaya bahwa bermain adalah bentuk pembelajaran yang hebat. Bahkan pada masa-masa yang tidak menentu, bermain bisa jadi bentuk pembelajaran terbaik," jelasnya.
Permainan problem solving
Jenis permainan yang ada saat ini semakin kaya dan bermain yang membantu orangtua untuk mengurangi jumlah screen time pada gadget yang menjadi tantangan anak-anak di masa modern. Salah satu jenis permainan yang bisa diberikan pada anak adalah permainan pemecahan masalah, seperti puzzle, lego, atau maze.
Dikutip dari berbagai sumber, permainan pemecahan masalah ini mendorong kecerdasan anak dengan melatih berbagai keterampilan kognitif dan sosial. Anak pun juga turut belajar berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Serta meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, konsentasi dan kesabaran.
Beberapa kalangan selebriti yang dikenal akan kecerdasannya, ternyata memiliki kebiasaan bermain sejak kecil. Seperti Jerome Polin hingga Arrasya Bachtiar, anak Tasya Kamila. Simak ceritanya berikut ini.
1. Jerome Polin
Ketika semua orang menjauhi matematika, Jerome Polin sebagai bukti nyata bahwa pelajaran menghitung menjadi sesuatu hal yang menyenangkan. Kemampuannya berpikir dan menghitung cepat didapat dari kebiasaannya bermain puzzle dan lego sejak kecil. Diakui oleh Jerome Polin bahwa kedua orangtuanya memperbolehkan dirinya untuk bermain apapun selain gadget. Akhirnya Jerome Polin memiliki kebiasaan bermain puzzle dan Lego yang mengasah keterampilan pemecahan masalah.
Masalah yang terpecahkan dari bermain puzzle dan Lego memberikan kepuasan tersendiri bagi Jerome Polin. Kecintaannya terhadap konsep memecahkan masalah ia aplikasikan saat mengerjakan soal matematika maupun membangun bisnis.
Advertisement
2. Arrasya Bachtiar
Arrasya Bachtiar dikenal sebagai anak Tasya Kamila yang memiliki hobi mengoleksi kipas angin. Namun siapa sangka, berawal dari kolektor kipas angin membuat Arrasya sudah bisa berhitung mulai dari usia tiga tahun. Seiring dengan bertambahnya jumlah koleksi kipas turut meningkatkan kemampuan Arrasya pada matematika. Bahkan Arrasya mampu memahami metode berhitung tally yang menjadi konsep dasar matematika.
Kecintaan Arrasya pada kipas angin bukan sebatas sebagai kolektor. Ia bahkan memahami dengan fasih struktur suku cadang pada kipas angin. Bahkan tidak sedikit warganet yang berkonsultasi dengan Arrasya, melalui akun Instagram Tasya Kamila, untuk menanyakan seputar kerusakan yang terjadi pada kipas angin mereka.
Di momen liburan sekolah anak, Lego memfasilitasi anak-anak untuk lebih banyak bermain dengan mengasah kemampuan otak melalui cara yang menyenangkan. Mulai dari 13 Juni hingga akhir Juli 2025, The Lego Group hadirkan Lego Playground dengan tema Main dan Jadi Hebat yang untuk menunjukkan bagaimana bermain dapat menjadi kegiatan untuk membangun keterampilan anak secara nyata.
Terdapat berbagai kegiatan menarik yang bisa diikuti, di antaranya:
• Launch-O-Rama: Membuat ketapel dari LEGO bricks dan luncurkan objek ke zona poin. Tantangan cepat ini mengasah kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.
• Slam Dunkinator: Menyelesaikan rintangan dengan melengkapi komponen yang hilang. Kegiatan ini memperkuat logika dan inovasi, dirancang untuk pemecahan masalah.
• Hat Trick Hustle: Menghiasi topi LEGO versimu dan dapat dipakai saat melewati jalur rintangan. Mendorong kreativitas dan koordinasi fisik.
• Build Relay: Bekerja sama untuk membangun dan memodifikasi kendaraan LEGO bricks dalam lomba estafet waktu. Melatih kolaborasi, adaptasi, dan kecepatan berpikir.
• Bricklifter Challenge: Merancang LEGO bricks yang bisa menahan beban. Menguji ketangguhan dan kreativitas untuk memecahkan masalah.