Self-Worth vs Validasi Pasangan: Mana yang Lebih Dominan dalam Hubungan?

Harga diri, atau self-worth, adalah keyakinan mendalam akan nilai intrinsik diri sendiri. Keyakinan ini hadir terlepas dari pencapaian eksternal atau pengakuan dari luar, membentuk pilar utama dalam cara kita memandang diri sendiri.

Individu dengan harga diri tinggi cenderung memiliki citra diri positif dan rasa hormat yang kuat terhadap diri sendiri. Mereka mampu menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan. Psikolog Todd K. Shackleford menemukan bahwa pasangan dengan harga diri tinggi menikmati kepuasan hubungan yang jauh lebih besar. Ia menyatakan, "Individuals with high self-worth tend to have a positive self-image, possess self-respect, and set healthy boundaries in their relationships."

Sebaliknya, individu dengan harga diri rendah seringkali bergumul dengan perasaan tidak mampu. Mereka cenderung mencari validasi dari orang lain dan mungkin mentolerir perlakuan buruk dalam hubungan. Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka lebih mungkin terlibat dalam perilaku kodependen, memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas kesejahteraan pribadi mereka.

Validasi dalam hubungan berarti membuat pasangan merasa didengar dan dipahami. Ini melibatkan menunjukkan bahwa kita melihat perspektif mereka dan menghormati perasaan mereka, bahkan jika ada perbedaan pendapat. Tindakan ini sangat penting untuk membangun kepercayaan dan memperdalam keintiman emosional.

Validasi yang konsisten dari pasangan memperkuat keyakinan seseorang bahwa perasaan, pikiran, dan kebutuhannya adalah sah dan layak diperhatikan. Penerimaan eksternal ini kemudian diinternalisasi, secara signifikan meningkatkan harga diri dan self-worth seseorang. Seperti yang disebutkan, "Consistent validation from a partner reinforces a person's belief that their feelings, thoughts, and needs are legitimate and worthy of attention."

Sahabat Fimela, pasangan yang rutin mempraktikkan validasi cenderung merasa lebih didukung dan mengalami kepuasan hubungan yang lebih tinggi. Validasi ini berfungsi sebagai cermin positif yang memantulkan kembali nilai diri kita, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan emosional bersama.

Meskipun validasi pasangan memiliki perannya, harga diri internal jauh lebih dominan dan krusial untuk kesejahteraan individu serta keberlanjutan hubungan jangka panjang. Ketergantungan berlebihan pada validasi eksternal justru dapat merusak harga diri dan hubungan itu sendiri.

Jika seseorang terus-menerus mencari kepastian dari pasangan, hal ini dapat menciptakan dinamika yang tidak seimbang. Kesejahteraan emosional menjadi terlalu terikat pada persepsi dan reaksi pasangan. Pencarian validasi yang berlebihan ini secara tidak sengaja dapat mengurangi harga diri, karena kita mulai lebih mengandalkan persetujuan pasangan daripada penilaian diri sendiri.

Orang yang terus-menerus mencari persetujuan mungkin menemukan bahwa mereka menekan pikiran dan perasaan asli mereka. Harga diri sejati berakar pada validasi dan penerimaan internal. Dengan mengakui pencapaian dan kualitas diri, kita membangun fondasi harga diri yang kokoh yang tidak mudah goyah oleh pendapat orang lain. "True self-worth is rooted in internal validation and acceptance."

Membangun harga diri melibatkan praktik welas asih diri, mengenali nilai intrinsik, dan menantang persepsi diri negatif. Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan dan membentuk hubungan yang lebih otentik dan kuat.

Penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang kuat antara harga diri dan kepuasan hubungan. Tingkat harga diri awal setiap pasangan dapat memprediksi tingkat kepuasan hubungan secara umum. Perubahan harga diri setiap pasangan juga memprediksi perubahan kepuasan hubungan keseluruhan.

Studi longitudinal secara konsisten menunjukkan bahwa harga diri secara prospektif memprediksi kepuasan hubungan. Namun, berada dalam hubungan yang memuaskan tidak serta merta memprediksi peningkatan harga diri. Ini mengindikasikan bahwa harga diri yang kuat adalah prasyarat untuk hubungan yang memuaskan, bukan hanya hasil dari hubungan tersebut.

Menariknya, harga diri seseorang tidak hanya memprediksi kepuasan hubungan individu itu sendiri (efek aktor), tetapi juga kepuasan hubungan pasangannya (efek pasangan). Ini berlaku bahkan setelah mengendalikan efek harga diri pasangan. Artinya, harga diri yang sehat pada satu individu dapat memberikan dampak positif yang luas pada kesejahteraan hubungan secara keseluruhan, Sahabat Fimela.