Girlfriend Fluffer, Istilah dalam Hubungan yang Bikin Pria Justru Mau Serius untuk Perempuan Lain

Menurut Sabrina Bendory, seorang ahli hubungan, istilah "girlfriend fluffer" merujuk pada wanita yang secara tidak langsung menyiapkan pasangannya untuk kekasih mereka selanjutnya. Ini paling sering terjadi ketika seorang wanita berkencan dengan pria yang mungkin merasa kurang percaya diri, lalu membantunya mendapatkan kembali semangatnya. Namun, ironisnya, setelah itu pria tersebut justru pindah dan dengan cepat menjalin hubungan serius dengan wanita lain.

Bendory sering melihat wanita menjadi "fluffer" ketika mereka mencoba meyakinkan seorang pria untuk menjalin hubungan serius, meskipun pria tersebut tidak menginginkan sesuatu yang serius. Wanita-wanita ini menginvestasikan waktu dan emosi, berharap bisa mengubah pikiran pria tersebut. Sayangnya, pria itu sudah memutuskan apa yang diinginkannya, dan wanita tersebut hanya menjadi jembatan menuju hubungan serius pria itu dengan orang lain.

Secara sederhana, "girlfriend fluffer" adalah seorang wanita yang berinvestasi dalam suatu hubungan, namun pada akhirnya pria tersebut justru berkencan atau berkomitmen dengan orang lain. Ini adalah situasi di mana usaha dan perasaan wanita tidak berujung pada komitmen yang diharapkan, melainkan hanya sebagai batu loncatan bagi pria tersebut.

Ada beberapa alasan mendalam mengapa Sahabat Fimela mungkin menemukan diri terjebak dalam peran "girlfriend fluffer". Salah satu alasannya adalah harapan untuk mengubah pikiran pria. Banyak wanita tetap bertahan dalam hubungan meskipun pria tidak menginginkan sesuatu yang serius, dengan keyakinan bahwa mereka bisa menunjukkan betapa menakjubkannya mereka dan pada akhirnya mengubah keputusan pria tersebut.

Sabrina Bendory juga menyoroti jenis hubungan ketergantungan (codependent) yang tidak berkelanjutan dan dapat dengan cepat menjadi toksik. Dalam situasi ini, wanita perlu mengevaluasi seberapa banyak yang mereka investasikan dalam hubungan dan mengapa mereka memilih orang tersebut.

Faktor waktu juga memainkan peran besar. Bagi pria, waktu seringkali lebih penting daripada detail kecil tentang apa yang mereka cari dalam pasangan. Seorang pria mungkin siap menikah tetapi merasa wanita yang sedang dikencaninya bukan pasangan yang tepat, namun kemudian dengan cepat menikah dengan orang berikutnya yang cocok. Ini bukan berarti pria tersebut jahat, melainkan lebih pada kesiapan mereka pada waktu tertentu.

Terakhir, ketika pria berada dalam keadaan emosional yang rentan, mereka cenderung menjadi egois dan tidak mampu berempati. Dalam kondisi ini, mereka mungkin secara tidak sengaja memanfaatkan dukungan emosional yang diberikan oleh "girlfriend fluffer" tanpa menyadari dampak jangka panjangnya pada wanita tersebut.

Untuk menghindari terjebak dalam siklus "girlfriend fluffer", Sabrina Bendory menyarankan beberapa strategi penting yang bisa Sahabat Fimela terapkan. Pertama dan terpenting, jujurlah pada diri sendiri tentang apa yang Anda inginkan dari suatu hubungan. Kenali nilai-nilai dan tujuan Anda, dan jangan berkompromi hanya untuk menyenangkan orang lain.

Kedua, jangan berinvestasi berlebihan pada siapa pun sampai Anda melihat bahwa mereka memberikan tingkat investasi yang sama. Ini adalah prinsip keseimbangan yang krusial dalam setiap hubungan. Hindari juga proyek "memperbaiki pria" yang sedang dalam kondisi buruk atau merasa sengsara, karena ini seringkali hanya akan menguras energi Anda tanpa hasil yang diinginkan.

Fokus pada cinta diri (self-love) adalah kunci. Pastikan Anda memupuk strategi cinta diri Anda sendiri dan tidak menggantungkan kebahagiaan pada orang lain. Selain itu, komunikasi yang efektif sangat penting. Jika Anda merasa tidak mendapatkan tingkat keterlibatan yang sama dari pasangan, perhatikan cara Anda berkomunikasi. Lebih produktif untuk memuji apa yang dia lakukan dengan benar daripada menyalahkan, datanglah dari tempat cinta dan kasih sayang.

Terakhir, pilih pasangan yang memiliki tujuan yang sama dengan Anda dalam suatu hubungan. Jangan menganggapnya secara pribadi jika hubungan tidak berjalan sesuai harapan, karena seringkali bukan masalah pribadi. Sebaliknya, pikirkan apa yang bisa Anda pelajari dari pengalaman tersebut untuk pertumbuhan diri Anda. Ingatlah bahwa terus-menerus berpikir "Saya hanya gadis fluffer" hanya akan membuat Anda terjebak dalam siklus tersebut; ubah pola pikir dan kendalikan narasi hubungan Anda.