Louis Vuitton, Chanel, Celine, dan beberapa rumah mode di kota Paris lainnya masih fokus dengan tren tahun 1980-an. Berikut interpretasi mereka.

Dua brand yang punya target market yang berbeda punya kejutan masing-masing. Keputusannya ada padamu, mau pilih yang mana.

Christian Dior memang ahli memilih bintangnya sendiri. Deretan aktris peraih piala Oscar selalu dilirik. Namun, Marion Cotillard-lah yang paling setia mendukung perjalanan rumah mode Prancis ini.

Setelah Chanel mengadakan show di Seoul dan Louis Vuitton di Palm Springs, Christian Dior juga memamerkan koleksi pra musim mereka di Cannes.

Kami sempat memprediksi Felicity Jones dan Dakota Johnson yang akan menjadi bintang Dior terbaru. Rupanya pilihan Raf Simons jatuh pada Rihanna.

Cukup sudah kita membicarakan film kontroversial berjudul "50 Shades of Grey." Ada yang lebih menarik untuk dibicarakan dari sesosok pemeran Anastasia Steele ini.

Menjadi nominasi aktris terbaik di Academy Awards ke-87 lewat film “Two Days, One Night”, Marion Cotillard mulai memukau publik lewat gayanya saat datang ke acara pre-party Oscars tersebut.

Mumpung pentas Haute Couture masih hangat dibicarakan, akan lebih lengkap jika kita membahas koleksi gaun pengantin yang kerap dijadikan penutup show para fashion designer.

Memilih figur terkenal untuk menjadi icon sebuah brand, sulit. Banyak hal jadi pertimbangan. Prestasi dan momentum, salah satunya.

Reformasi pergantian desainer di kalangan label fashion memang bukan hal baru lagi, rumor mengatakan Marc Jacobs yang menggantikan John Galliano. Kami juga punya berita hot couple baru, tren gaun putih untuk wedding and so much more.

Mulai dari kostum para jet setter saat berlibur di pulau eksotis, hingga menjadi pilihan outfit untuk merayakan Lebaran. Meningkatnya kepopuleran kaftan, bisa dilihat dari banyaknya varian wujud gaun ini. Mulai dari batik, bordir etnik hingga aneka pilihan warna. Maka tak heran kaftan juga jadi pilihan para style icon saat menghadiri acara red carpet.Fotografi, Windy Sucipto. Fashion Assistant, Thanya Ponggawa. Layout, Noni Soeparman.

Flamboyan, eksentrik, over the top sepertinya tepat menggambarkan kepribadian dan juga tampilan seorang John Galliano. Mari kita intip perjalanan karir Galliano over the years sebelum akhirnya video komentar rasisnya tersebar dan dia sudah tidak akan lagi taking his famous final bow at Christian Dior.