Kemenpar Jadikan Slank 'Messenger' Lewat Konser Reog & Roll

Altov Johar diperbarui 15 Sep 2015, 16:20 WIB

Fimela.com, Jakarta Di era media sosial seperti sekarang ini, menggunakan bahasa anak muda mengajak masyarakat mencintai budaya tampaknya lebih efektif ketimbang bahasa formal. Hal itu disadari betul oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya. Sebab itu, ia menyambut baik Konser Reog & Roll yang digelar grup band Slank dalam rangka menyebarkan 'virus' mencintai kebudayaan sendiri.

Arief menilai konsep yang disuguhkan di konser ini sangat bagus karena memadukan seni dan budaya dari daerah-daerah. Dia berharap, lewat gelaran ini Slank dapat menjadi Messenger tentang nasionalisme kepada masyarakat, khususnya bagi para Slankers.

"Saya ingin menggunakan bahasa yang bisa dimengerti anak-anak muda, istilahnya bahasa 'slank'. Kalau saya pidato, kira-kira enggak didengerkan. Tapi kalau Kaka yang pidato sepertinya diikuti. Slank sepertinya paham, 'Slankisme'. Saya menyebutnya messenger," kata Arief Yahya saat jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Kementrian Pariwisata, Jakarta, Senin (14/9/2015).

Menurut Arief, Slank bukan hanya sekedar grup band, namun juga sebuah komunitas. Arief mengaku menyambut baik adanya rencana Konser Slank Reog & Roll ini. Dia pun meminta nantinya Bimbim Cs bersedia merepresentasikan pesona dari kebudayaan Indonesia.

"Saya menerima konser ini bagus sekali. Ini kulturasi budaya dan kolaborasi bagus. Slank itu messenger, Slank membawakannya dengan baik. Slank itu bukan hanya band tapi juga komunitas. Saya meminta tolong Slank untuk mengkomunikasikan pesona Indonesia," ucapnya.

Baca juga: K-pop, Inspirasi Slank Gelar Konser Reog & Roll