Cerita Cinta, Poppy Bunga - Mohammad Fattah Riphat

Komarudin diperbarui 14 Mei 2016, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Mohammad Fattah Riphat akhirnya menyetuju ajakan saudaranya, Nares, yang memintanya menemani untuk menghadiri resepsi pernikahan temannya. Acara tersebut berlangsung di Halim, Jakarta Timur, suatu hari pada April 2013. Mengenakan busana rapi, mereka hadir dalam acara resepsi. Di tengah kerumunan tamu undangan, mata Riphat tertuju pada seorang perempuan cantik. Namanya Poppy Bunga.

"Siapa itu?" tanya Riphat kepada Nares. "Boleh dong saya kenal asal enggak sombong," lanjutnya.

"Oh, itu Poppy Bunga. Dia artis. Boleh, dong.  Saya kenal dia juga, kok," jawabnya.

 

Mereka pun akhirnya saling berkenalan. Riphat dan Poppy saling bertegur sapa. Di tengah keramaian para tamu undangan, mereka perbincangan pun seolah tak terasa lama. Kesan pertama, Riphat menilai Poppy sangat ramah, seperti layaknya bukan seorang artis. Mereka pun saling menukar nomor telepon masing-masing.

"Nanti pulang bareng siapa? Bareng kita aja," kata lelaki kelahiran 23 Juni 1991 itu menawarkan diri.

"Aku pulang bareng mama," jawab Poppy singkat.

Besoknya, Riphat mengirimkan pesan singkat kepada Poppy. Ia menanyakan di mana cewek itu syuting. Poppy langsung menjawab pertanyaan lelaki yang baru dikenalnya itu. Ia mengatakan sedang syuting di daerah Bogor, Jawa Barat. Tanpa pertimbangan panjang, dari rumahnya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ia segera menyusul Poppy ke Bogor.

 

2 dari 3 halaman

Ditantang Menikah

Setibanya di Bogor, Riphat mengajak makan Poppy di sebuah restoran.  Pembicaraan mereka saling 'nyambung' satu sama lain. Namun, Riphat terkejut saat Poppy mengaku tak mau lagi cari pacar.

"Aku enggak cari pacar, tapi cari suami," kata Poppy seperti ditirukan Riphat. "Kalau berani nikahin," lanjut Poppy.

Mendengar ucapan Poppy, hati Riphat bergetar. Sebagai lelaki ia merasa tertantang dengan ucapan tersebut. Usai pertemuan tersebut, ia meminta pendapat ke banyak orang.

Riphat baru mengungkapkan isi hatinya kepada sang ayah pada Mei 2013. Namun, ayahnya tak mengizinkan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM)  itu untuk menikah. Ia diminta harus lebih dahulu melanjutkan pendidikan ke jenjang S2.

Begitu juga dengan tanggapan ibunda Poppy. Ia juga tak setuju anaknya cepat-cepat menikah. Pasalnya, saat itu karier Poppy sedang melejit. Tawaran untuk bermain sinetron pun cukup banyak.

Di saat kedua orang tua masih berpegangan pada pendapat masing-masing, hubungan Riphat dan Poppy terus berlanjut. Meski kedua-duanya sama-sama sibuk. Selain sebagai pengusaha, saat itu Riphat juga sedang belajar untuk pengacara. Ia kadang harus ke luar kota hingga ke luar negeri.

"Jadi, saya pacaran dengan Poppy dalam sebulan paling  tiga hingga empat kali di lokasi syuting.  Itu pun waktunya hanya dua hingga tiga jam saja," ungkap lelaki yang sedang menekuni bisnis properti itu.

Secara perlahan, orang tua Poppy dan Riphat menyerah juga atas keinginan anak mereka. Ibunda Poppy pun mengizinkan putrinya menikah, terlebih Poppy ingin menikah muda. Begitu pun dengan ayah Riphat, pada Agustus 2013 ia mengizinkan anaknya untuk menikah dengan bintang sinetron itu.

3 dari 3 halaman

Anak Perekat Keharmonisan

Oktober 2013, Riphat secara resmi melamar Poppy di kediaman orang tuanya.  Sebulan kemudian mereka menikah yang berlangsung di Masjid Raya Cibubur Country pada Minggu, 17 November 2013.  Tidak seperti kebanyakan pasangan pengantin lain yang langsung menggelar resepsi. Poppy dan suaminya baru menggelar resepsi di Jakarta pada 21 Desember 2013. Hal tersebut dilakukan karena Poppy masih harus menyelesaikan kontrak.

"Selama pacaran kami sering cekcok untuk urusan-urusan sepele. Begitu juga saat persiapan pernikahan. Karena kami melakukannya berdua. Kami hanya menggunakan wedding organizer (WO) saat resepsi pernikahan saja," terang Riphat.

Sebelum menikah, Riphat meminta Poppy agar tak lagi main sinetron striping. Ia mengizinkan istrinya itu mengambil pekerjaan jika Riphat sudah berangkat ke kantor dan ia harus sudah di rumah sebelum Riphat tiba di rumah. Ternyata, Poppy menyetujui syarat tersebut.

Seminggu menikah, Poppy sempat kesal karena suaminya harus menyelesaikan pekerjaan selama empat hari di luar kota. Riphat benar-benar banyak pekerjaan. Riphat bersyukur, selama pernikahan rezeki terus mengalir.  Di tengah kesibukan tersebut Poppy jatuh sakit.  Ternyata, dokter mendiagnosis Poppy positif hamil.

"Wah, kami senang banget. Kami kemudian fokus pada kehamilan. Bagi saya, Poppy hamil juga merupakan rezeki dari Allah," kata Riphat tertawa.

Selang beberapa bulan kemudian, Poppy melahirkan bayi perempuan pada 9 Juni 2014. Riphat bersyukur, meski sempat diliputi rasa kaget. Karena saat melahirkan usia kandungan Poppy baru 7 bulan. Poppy melahirkan secara prematur.  Mereka menyematkan nama anak mereka Khanza Aliyah Riphat.

'Dokter meminta saya untuk tenang. Sepanjang ada ASI, tak masalah. Sampai empat bulan Khanza minum ASI. Selama enggak minum ASI lagi Khanza sudah tiga kali masuk rumah sakit," jelasnya.

"Saya minta ASI-nya dipompa, tapi Poppy ngeyel. Saat ituASI-nya udah enggak keluar. Sejak peristiwa itu pula Poppy akhirnya berhijab," lanjut Riphat.

Bagi Riphat dan Poppy kehadiran Khanza jadi perekat keharmonisan rumah tangganya. Khanza selalu bersama mereka. Jika sedang cekcok, mereka akan selalu ingat anak. Mereka berusaha meredam emosi masing-masing jika di depan anak.

"Kalau sudah liha muka Khanza. Langsung Poppy minta maaf duluan. Dari situ hubungan kami baik lagi.  Jadi, anak benar-benar jadi perekat rumah tangga. Kami selalu meluangkan waktu untuk Khanza," tegas Mohammad Fattah Riphat.