Saeni, Orang Pinggiran yang Tertindas (Part 4)

Gadis Abdul diperbarui 14 Jun 2016, 04:38 WIB

Fimela.com, Jakarta Kisah Saeni menjadi pelajaran berharga. Cara Satpol PP merazia warung Saeni dinilai banyak pihak berlebihan. Rano Karno selaku Gubernur Banten, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pun meminta maaf atas kejadian tersebut.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan pun angkat suara. Dia menginstruksikan para Kapolda untuk menjaga agar tidak terjadi lagi razia berlebihan. "Tadi saya sudah beritahu Kapolda untuk tidak ada razia-razia itu begitu lagi. Jadi biarkanlah bulan Ramadan ini dinikmati dengan damai oleh semua," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 13 Juni 2016 seperti dikutip Liputan6.com.

Dia pun meminta umat beragama mengedepankan toleransi, agar ibadah puasa berjalan lebih baik. "Masing-masing menahan diri jangan negeri ini seolah-olah kita itu negara tidak beraturan, negara tidak ingin ada keresahan akibat hal-hal itu. Kasihan kan penjual kecil, yang uangnya kecil terus diobrak-abrik," pungkas Luhut.

Apa yang dialami oleh Saeni setidaknya telah membuka mata kita semua, bagaimana toleransi di negeri ini harus di nomor satukan. Bukan hanya orang yang tidak puasa, orang-orang yang puasa pun harus menghormati mereka yang tidak puasa. Ingat, negara kita memang dipenuhi dengan segala perbedaan, tapi itulah yang membuat kita bersatu.

Sudah seharusnya apa yang dialami oleh Saeni menjadi pertama dan yang terakhir. Jangan ada lagi pedagang-pedagang kecil yang memohon agar dagangannya tidak disita oleh para petugas Satpol PP. Dan pemerintah sebaiknya harus memikirkan lebih lanjut tentang pemberlakuan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan, dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat.