Album Keenam, The Rain: Ini yang Paling Berdarah-darah

Nizar Zulmi diperbarui 27 Jan 2017, 12:07 WIB

Fimela.com, Jakarta The Rain mempertahankan konsistensinya bermusik lewat rilisan album keenam, Jabat Erat. Penantian selama 4 tahun pun tuntas terbayarkan dengan kompilasi karya yang berhasil mereka bukukan dalam format album.

"Senang sekali album Jabat Erat akhirnya bisa rilis. Walaupun ini album keenam, rasanya kayak album pertama, karena detail prosesnya kita kerjain sendiri," ujar Indra, vokalis The Rain saat berkunjung ke redaksi Bintang.com (25/1).

Perubahan signifikan dirasakan empat personel The Rain karena kini mereka menempuh jalur indie. Jabat Erat menjadi transisi musikalitas The Rain yang sempat terbatasi patokan-patokan dari major label.

"Dari sisi musik sekarang kita lebih bisa menunjukkan karakter. Kenapa bikinnya lama ya karena banyak faktor, ada berbagai kendala yang harus kita atasi karena sudah nggak di label, ternyata nggak mudah bikin album," tambah Iwan.

Album Jabat Erat ditandai dengan rilisnya trilogi single yang dirilis setiap tahun. Terlatih Patah Hati, Gagal Bersembunyi dan Penawar Letih mendapat respon baik dari para pendengar, yang membuat The Rain mantap mengejar target album.

"Setelah rilis trilogi single, kita makin semangat bikin album. Setiap prosesnya kita kerjakan, dan ini album paling berdarah-darah yang pernah kita buat. Tapi juga album yang paling memuaskan mengingat hasilnya yang setimpal," pungkas para personel The Rain.