Editor Says: Jangan Mau Kalah Sama PMS

Lanny Kusuma diperbarui 08 Apr 2017, 12:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Buat perempuan, Pre-Mestrual Syndrome (PMS) atau sindrome prahaid adalah hal rutin yang harus mereka alami setiap bulannya. Buat saya pribadi ini bukanlah sebuah hal yang menguntungkan, seringnya PMS justru membuat saya merasa begitu rugi, bahkan tanpa saya sadari bisa membuat saya melakukan hal yang memalukan.

Buat para cewek, yuk kita melawan PMS, bukan malah mengikuti hasrat yang muncul karenanya. Pasti banyak yang bertanya, bagaimana caranya? Memangnya bisa?

Ya, saya sadar bahwa ini adalah hal yang sangat sulit untuk diatasi, saya sendiri pun merasakannya. Terlebih, PMS adalah bagian hidup dari seluruh perempuan yang bisa dikatakan sebagai 'Takdir Kehidupan'.

Sampai detik ini, saya pun masih mencoba untuk mengendalikannya setelah saya merasa lelah dengan ketidakjelasan diri saya saat sedang PMS. Awalnya, kesadaran tersebut muncul setelah saya merasa kasihan dengan orang-orang terdekat, juga mereka yang berinteraksi dengan saya setiap hari karena kerap menjadi korbannya.

Saat PMS datang, saya sering bicara ngelantur yang mungkin bisa menyakiti mereka. Selain itu tangisan juga amarah yang tak jelas juga sering saya luapkan ke mereka, yang notabene tak tahu apa yang sedang terjadi dengan saya.

Kalau sudah begini, setelah PMS pergi dan kembali 'sadar' pasti kita akan merasa malu dengan apa yang telah kita lakukan. Gejala ini memang tak bisa dihilangkan, namun saya mencoba meminimalisirnya dengan cara ini.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Ini Cara Lawan Emosi Saat PMS

Selain kasihan dengan mereka yang kerap menjadi sasaran ketidakjelasan prilaku dan amarah, motivasi terbesar saya adalah tak lagi ingin merugikan dan memperalukan diri sendiri, untuk alasan terakhir mungkin cukup menjadi motivasi besar ya.

Sederhana sebenarnya, saat PMS yang harus dilakukan adalah harus pintar-pintar mengontrol emosi, karena saat PMS saya pribadi kerap merasakan emosi yang meluap-luap. Padahal masalah yang saya hadapi bisa diselesaikan dengan mudah, namun saat melibatkan emosi, semuanya menjadi rumit dan saat sadar saya malu dan merasa bersalah dengan apa yang saya lakukan.

Selain emosi yang meluap, saat PMS saya juga merasa lebih egois. Sedikit-sedikit ngambek, marah, cemberut, dan sebagainya. 'Senggol bacok' deh sebutannya. Maka itu, saat sedang PMS kita sebagai cewek harus sering-sering menyadarkan diri, dan meyakinkan apa yang kita lakukan bukanlah sebuah langkah ceroboh.

Seorang teman dekat saya, Regina (24),  mengatakan bahwa menghadapi PMS memerlukan sebuah pendewasaan diri. Menurutnya, saat kita sedang PMS dan menuruti hasrat emosi hingga membuat orang lain untuk mengerti bahwa kita sedang PMS, menjadi suatu tanda bahwa kita masih menjadi seorang yang kekanak-kanakan dan labil.

"Karena kalau kamu meminta orang lain untuk mengerti dan menuruti kamu saat sedang PMS, maka kamu gak dewasa. Kalau kamu sudah dewasa, kamu bisa memisahkan antara PMS dan masalah yang sedang kamu hadapi," ujarnya.

 

Lanny Kusumastuti,
Editor Kanal Feed