Sukses

Health

Terungkap, Ini Alasan Kenapa Saat Haid Emosian Itu Normal

ringkasan

  • Perubahan emosional saat haid, seperti mudah tersinggung atau sedih, adalah hal yang normal dan dialami oleh mayoritas wanita sebagai bagian dari Sindrom Pramenstruasi (PMS) atau Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD).
  • Penyebab utama emosi bergelora ini adalah fluktuasi hormon estrogen dan progesteron yang memengaruhi kadar neurotransmiter otak seperti serotonin, yang mengatur suasana hati.
  • Mengelola emosi saat haid dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, pola makan seimbang, tidur cukup, manajemen stres, dan konsultasi medis jika gejala sangat parah.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, pernahkah kamu merasa emosi meluap-luap, mudah tersinggung, atau tiba-tiba sedih tanpa alasan jelas menjelang atau saat menstruasi? Kondisi ini seringkali membuat banyak perempuan bertanya-tanya tentang normalitas perubahan suasana hati tersebut.

Fenomena ini ternyata sangat umum dialami oleh jutaan wanita di seluruh dunia. Hingga 75% wanita mengalami gejala Sindrom Pramenstruasi (PMS) pada tingkat yang bervariasi, termasuk gejala emosional. Sebuah studi global bahkan menunjukkan bahwa lebih dari 64% wanita mengalami perubahan suasana hati dan kecemasan pramenstruasi, menjadikannya masalah kesehatan masyarakat global yang signifikan.

Jadi, jika kamu sering bertanya kenapa saat haid emosian, ketahuilah bahwa ini adalah respons alami tubuh terhadap fluktuasi hormonal. Artikel ini akan mengupas tuntas penyebab, gejala, dan cara mengelola emosi selama periode menstruasi agar kamu bisa lebih memahami diri sendiri.

Penyebab Utama Emosi Bergelora: Fluktuasi Hormon dan Neurotransmiter

Penyebab utama di balik perubahan emosional yang intens saat haid adalah fluktuasi kadar hormon estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mengalami penurunan drastis setelah ovulasi dan sebelum menstruasi dimulai, memicu serangkaian reaksi dalam tubuh.

Para ahli percaya bahwa penurunan estrogen dan progesteron, yang terjadi setelah ovulasi, adalah pemicunya. Perubahan hormonal ini secara langsung memengaruhi kadar neurotransmiter di otak, seperti serotonin dan dopamin, yang berperan penting dalam mengatur suasana hati.

Serotonin, khususnya, adalah bahan kimia otak yang dianggap memainkan peran penting dalam kondisi suasana hati. Fluktuasi kadar serotonin dapat memicu berbagai gejala sindrom pramenstruasi (PMS). Kadar serotonin yang rendah dapat menyebabkan perasaan sedih, cemas, mudah tersinggung, serta masalah tidur.

Selain itu, beberapa wanita mungkin memiliki sensitivitas individu yang lebih tinggi terhadap fluktuasi hormon normal ini dibandingkan yang lain. Hal ini menjelaskan mengapa intensitas emosi saat haid bisa berbeda pada setiap perempuan.

Mengenali Sindrom Pramenstruasi (PMS) dan Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD)

Perubahan emosional yang kamu rasakan saat haid seringkali merupakan bagian dari Sindrom Pramenstruasi (PMS). PMS adalah kombinasi gejala fisik dan emosional yang dialami banyak wanita setelah ovulasi dan sebelum dimulainya periode menstruasi mereka. Gejala-gejala ini biasanya akan mereda dalam beberapa hari setelah menstruasi dimulai.

Diperkirakan 3 dari 4 wanita yang menstruasi pernah mengalami beberapa bentuk sindrom pramenstruasi, dengan prevalensi global mencapai 47,8%. Gejala emosional umum PMS meliputi:

  • Iritabilitas atau perilaku bermusuhan
  • Perubahan suasana hati yang cepat
  • Perasaan sedih, depresi, atau mudah menangis
  • Kecemasan atau ketegangan
  • Kelelahan dan kurang energi
  • Kesulitan berkonsentrasi atau mengingat

Namun, ada juga bentuk yang lebih parah, yaitu Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD). PMDD adalah masalah kesehatan yang mirip dengan PMS tetapi gejalanya jauh lebih serius dan mengganggu kehidupan sehari-hari secara signifikan. PMDD memengaruhi sekitar 3-8% individu di usia reproduktif secara global.

Gejala PMDD jauh lebih ekstrem dan dapat meliputi suasana hati yang tertekan parah, kecemasan ekstrem, perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan drastis, iritabilitas parah, hingga pikiran untuk bunuh diri dalam kasus yang sangat parah. Gejala ini dimulai seminggu sebelum menstruasi dan berakhir beberapa hari setelahnya.

Strategi Efektif Mengelola Emosi Saat Haid

Meskipun sering emosian saat haid adalah hal yang normal, Sahabat Fimela bisa melakukan berbagai upaya untuk mengelola dan meredakan gejala tersebut. Pendekatan holistik yang melibatkan perubahan gaya hidup dan, jika perlu, penanganan medis dapat sangat membantu.

Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa kamu terapkan antara lain:

  • Aktivitas Fisik Teratur: Olahraga aerobik secara teratur sepanjang bulan dapat membantu meredakan gejala seperti depresi, kesulitan berkonsentrasi, dan kelelahan.
  • Pola Makan Sehat: Memilih makanan sehat dan menghindari kafein, garam, serta gula dalam dua minggu sebelum menstruasi dapat mengurangi banyak gejala PMS.
  • Tidur Cukup: Usahakan tidur sekitar delapan jam setiap malam. Kurang tidur dapat memperburuk gejala PMS, termasuk perubahan suasana hati.
  • Manajemen Stres: Teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi dapat sangat efektif untuk mengelola stres dan menenangkan pikiran.

Jika gejala emosional sangat parah, mengganggu aktivitas sehari-hari, atau kamu merasa kewalahan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Mereka dapat membantu mendiagnosis kondisi dan merekomendasikan pilihan pengobatan yang sesuai, seperti antidepresan (SSRIs) atau pil KB yang telah terbukti efektif untuk PMS dan PMDD.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading