Sukses

Health

Hormon yang Membuat Haid Jadi Emosian? Pahami Siklus Tubuhmu!

ringkasan

  • Emosi yang memuncak saat haid umumnya disebabkan oleh fluktuasi hormon estrogen dan progesteron yang memengaruhi neurotransmitter serotonin di otak.
  • Perubahan emosi ini paling intens terjadi selama fase luteal, sekitar 3-7 hari sebelum menstruasi, dan dapat bervariasi dari Sindrom Pramenstruasi (PMS) hingga Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD) yang lebih parah.
  • Memahami setiap fase siklus menstruasi dan melacak polanya dapat membantu perempuan mengelola perubahan suasana hati dan menjaga keseimbangan emosional dengan lebih baik.

Fimela.com, Jakarta - Banyak perempuan sering merasakan perubahan suasana hati yang drastis menjelang atau selama menstruasi. Tiba-tiba merasa mudah marah, sensitif, atau sedih tanpa alasan yang jelas, padahal sebelumnya kondisi emosional baik-baik saja. Perubahan ini sering dianggap sepele, namun bisa sangat memengaruhi aktivitas dan interaksi sehari-hari.

Perubahan mood tersebut sebenarnya merupakan respons alami tubuh terhadap fluktuasi hormon yang signifikan. Hormon estrogen dan progesteron memiliki peranan besar dalam mengatur suasana hati, sistem saraf, dan energi tubuh. Ketika kadarnya berubah dengan cepat, emosi pun ikut terguncang.

Kombinasi antara fluktuasi hormon dan perubahan kimia otak inilah yang sering membuat suasana hati sulit dikendalikan menjelang menstruasi. Memahami penyebab, tanda yang perlu diwaspadai, serta cara mengelolanya, dapat membantu Sahabat Fimela lebih mengenali tubuh dan menjaga keseimbangan emosional dengan lebih baik.

Memahami Puncak Emosi: Fase Luteal dan Pengaruh Hormon

Emosi yang terkait dengan siklus menstruasi biasanya memuncak selama fase luteal, yaitu periode setelah ovulasi dan sebelum menstruasi dimulai. Fase luteal ini berlangsung sekitar 10 hingga 14 hari, dimulai dari hari ke-15 siklus 28 hari dan berakhir saat menstruasi tiba.

Gejala emosional, seperti perubahan suasana hati, lekas marah, kecemasan, dan depresi, seringkali muncul dan memburuk selama fase luteal. Puncak intensitas gejala ini biasanya terjadi 3-7 hari sebelum menstruasi dimulai. Ini disebabkan oleh perubahan hormon, khususnya fluktuasi estrogen dan progesteron yang diyakini memengaruhi neurotransmitter seperti serotonin, yang berperan penting dalam pengaturan suasana hati.

Penurunan tajam progesteron, khususnya, adalah salah satu teori penyebab perubahan fisik dan emosional sebelum, selama, dan setelah menstruasi. Bagi sebagian orang, fase luteal juga dapat menjadi waktu introspeksi dan refleksi.

Antara PMS dan PMDD: Tingkat Emosi yang Berbeda

Sindrom Pramenstruasi (PMS) adalah kumpulan gejala fisik dan emosional yang dialami banyak wanita sekitar satu atau dua minggu sebelum menstruasi. Gejala emosional PMS dapat meliputi kesedihan, lekas marah, kecemasan, dan kemarahan, serta mudah lelah dan perut kembung.

PMS adalah kondisi yang dialami banyak perempuan dan termasuk kategori normal selama gejalanya tidak mengganggu aktivitas secara berlebihan. Kondisi ini umumnya mereda setelah menstruasi dimulai karena hormon kembali stabil.

Namun, ada juga Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD), yang merupakan bentuk PMS yang lebih parah. PMDD menyebabkan gejala emosional, fisik, dan perilaku yang intens, seperti depresi parah, keputusasaan, lekas marah yang ekstrem, kecemasan berlebihan, serangan panik, dan perubahan suasana hati yang intens.

Gejala PMDD biasanya dimulai selama fase luteal, sekitar 7-14 hari sebelum menstruasi, dan memuncak tepat sebelum menstruasi dimulai. Kondisi ini dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan, dan pekerjaan. PMDD diyakini disebabkan oleh sensitivitas yang meningkat terhadap perubahan hormon estrogen dan progesteron yang melonjak pada minggu sebelum menstruasi.

Siklus Menstruasi Lengkap: Bagaimana Emosi Berubah di Setiap Fase?

Perubahan suasana hati tidak hanya terjadi pada fase luteal, tetapi juga sepanjang siklus menstruasi. Memahami setiap fase membantu Sahabat Fimela mengenali pola emosi tubuh.

  • Fase Menstruasi (Saat Periode): Pada awal menstruasi, kadar estrogen dan progesteron berada pada titik terendah. Ini dapat menyebabkan kelelahan, energi rendah, dan suasana hati yang buruk. Beberapa wanita mungkin merasa lebih menarik diri atau sensitif selama fase ini.
  • Fase Folikular (Setelah Menstruasi hingga Ovulasi): Kadar estrogen mulai meningkat, yang sering dikaitkan dengan peningkatan suasana hati, energi, dan fokus. Banyak wanita mengalami peningkatan kepercayaan diri, motivasi, dan optimisme selama fase ini.
  • Fase Ovulasi (Sekitar Pertengahan Siklus): Estrogen mencapai puncaknya, dan testosteron juga sedikit meningkat. Lonjakan hormon ini sering menyebabkan perasaan berenergi tinggi, percaya diri, dan keinginan yang meningkat untuk bersosialisasi. Banyak orang merasa paling baik secara fisik dan mental selama ovulasi.

Penting untuk diingat bahwa pengalaman setiap individu berbeda, dan intensitas serta waktu gejala dapat bervariasi. Melacak siklus menstruasi dapat membantu mengidentifikasi pola dan mengelola gejala emosional dengan lebih efektif.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading