Yang Religius Cenderung Tak Setia?

Fimela Editor diperbarui 06 Feb 2012, 05:29 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Cincin Pernikahan: Tak Pakai, Tak Setia

Pasangan tak mau mengenakan cincin pernikahan lagi? Apa itu tanda dia selingkuh? Jangan mengambil kesimpulan terlalu dini. Tak pakai cincin, tak setia. Kalimat yang sangat sering kamu dengar ini terasa begitu menjebak, seakan-akan hanya punya satu makna. Itu bisa saja benar, tapi bukan tak mungkin ada alasan lain yang masuk akal, kan? Kalau pekerjaan pasanganmu berhubungan dengan mesin, misalnya, wajar saja dia enggan mengenakan cincin karena takut akan kotor dan rusak. Atau, karena kebanyakan laki-laki tak nyaman mengenakan perhiasan dan pamer—berkebalikan dengan perempuan—bisa jadi cincin pernikahan itu “mengganggu” penampilan mereka. Daripada merasa ganjil, mereka pun memilih menyimpannya dan hanya mengenakan di acara-acara tertentu. 

Penghasilan Lebih Rendah

Pandangan ini juga sangat umum: perempuan yang tak bisa mengandalkan pasangan dalam hal ekonomi pasti berselingkuh! Wah, memang nggak salah ber-statement begitu, tapi sungguh malang nasib perempuan, sudah berjuang mengangkat perekonomian keluarga, masih berlabel “pasti selingkuh”. Padahal, hasil penelitian yang dilakukan tahun 2010 mengungkapkan bahwa laki-laki yang secara finansial bergantung pada perempuan punya kesempatan lebih besar untuk selingkuh. Bagaimana bisa? Justru alasan terbesar dia masih ada di dekatmu hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, bukan karena cinta. Ehm, kesimpulannya semua punya kesempatan sama untuk berselingkuh. Jadi, kembali lagi ke diri kita masing-masing karena selingkuh itu pilihan. 

Peluang Besar si Gila Kerja

Jam kerja pasangan yang tinggi menuntutnya berinteraksi dengan banyak klien dan rekan kerja. Hubungan intens itulah yang akhirnya memicu perselingkuhan. Ini cerita lama. Bagaimana dengan kita? Perempuan yang lebih sering menghabiskan waktu tanpa pasangan, misalnya di kantor, di mall, bahkan di rumah, punya kesempatan yang sama, kan, untuk nggak setia? Menurut penelitian Kantor Statistik Nasional Inggris, pasangan menikah biasanya hanya menghabiskan waktu 75 menit sehari dengan keluarga. Nah! Artinya, dalam hal ini kita tak bisa menyalahkan waktu. Kalau waktu yang jadi patokan, hampir semua orang selingkuh, dong? Pasangan yang sering menghabiskan waktu berdua pun tetap punya kesempatan untuk selingkuh, lho.

3 dari 3 halaman

Next

Obsesi Seks si Dia

Sepertiga dari 1.468 orang mengaku melihat situs pornografi. Menurut Julia Cole, ahli terapi seks dan konselor Inggris, laki-laki yang melihat adegan porno secara teratur cenderung tidak setia. Kebiasaan itu bisa mengubur perasaannya pada pasangan yang akhirnya akan merusak hubungan. Ini masuk akal, isi kepala si penikmat adegan porno akan lebih dipenuhi bagaimana cara memperoleh kepuasan seksual semata, tak lagi menggunakan emosi ketika berhubungan dengan pasangan. Kalau pasangan tak bisa memenuhi kebutuhannya, ia akan mencari kepuasan dari orang lain. Hati-hati memilih pasangan, nasihat untuk membedakan antara cinta dan napsu memang tepat, karena keduanya sering disalahartikan.

Terlalu Religius

Orang yang merasa dibatasi budaya dan agama merasa wajib menikah di usia muda. Hasilnya, bagi yang belum benar-benar siap berumah tangga, kecenderungan untuk frustasi dan merasa pernikahannya gagal lebih besar. Akibatnya, mereka memutuskan mencari pasangan baru. Jadi, jangan “melayang” dulu ketika dia tiba-tiba melamarmu. Matangkan semua hal, termasuk mental dan finansial, agar tak menyesal nantinya.

Social Media Addict

Kamu atau pasangan penggila jejaring sosial? Berhati-hatilah karena banyak perselingkuhan yang bermula dari chatting atau tweet berbalas tweet. Awalnya berdalih iseng di dunia maya, lalu berlanjut hingga ke dunia nyata.

Lingkungan Ikut Menentukan

Dr. Lynn Cherkas, dari King's College London, menemukan bahwa kembar identik 200 persen lebih berbakat tidak setia jika saudara kembarnya berselingkuh. Faktanya, perselingkuhan bisa terjadi akibat pengaruh lingkungan. Jadi, tak hanya saudara kembar yang bisa dijadikan patokan, bisa juga dari sahabat, rekan kerja, bahkan orangtua. Bukan berarti lantas kita jadi mencurigai mereka semua, ya. Cukup kenali mereka dengan baik, pahami karakter masing-masing, dan amati kemungkinannya dari sana.

Pewaris Gen Tertentu Berbakat Selingkuh?

Ini yang menarik, sebuah penelitian di Institut Karolinska, Stockholm, menunjukkan bahwa pria pewaris gen yang mempengaruhi hormon vasopresin cenderung tak setia dan sering mengalami konflik dengan pasangan. Benarkah? Lalu, bagaimana cara mengetahui pasangan kita punya varian genetik ini? Terlepas benar atau tidak, yang sulit dilakukan adalah mencari apa gen itu ada dalam diri pasangan atau tidak. Kalau konflik dengan pasangan kerap terjadi, bicara atau komunikasi adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah. Logikanya, pasangan yang hobi bertengkar memang besar kemungkinan salah satu atau keduanya akan berselingkuh karena ingin mencari sosok idaman mereka.

 

Lalu, apa yang jadi patokan untuk mengetahui pasangan selingkuh atau tidak? Semua bisa kamu jadikan referensi, tapi yang utama adalah komunikasi. Hanya kamu dan pasanganlah yang tahu seperti apa hubungan yang kalian jalani. Jadi, pasangan selingkuh atau tidak, awali dulu dengan pertanyaan ini: seberapa jauh kamu mengenal pasanganmu?