15 Yang Terindah dari Paris Couture Week

Fimela Editor diperbarui 10 Jul 2012, 08:59 WIB
2 dari 6 halaman

Next

 

Tidak sembarangan desainer bisa menyebut karya mereka sebagai karya Haute Couture. Di Perancis, sebutan Haute Couture hanya boleh digunakan oleh label yang diakui oleh Paris Chamber of Commerce. Banyak yang salah mengartikan Haute Couture dengan Pret-a-Porter. Pret-a-Porter adalah sebutan untuk koleksi ready-to-wear, sedangkan yang dapat menyebut dirinya sebagai label Haute Couture hanya ada 10 rumah mode saat ini; Chanel, Dior, Givenchy, Gaultier, Christopher Josse, Frank Sorbier, Stephane Rolland, Atelier Gustavolins, Adeline Andre, dan Giambattista Valli. Tapi, diluar 10 desainer ini, ada beberapa desainer yang dipersilahkan oleh Paris Chamber of Commerce untuk memperagakan koleksinya selama Paris Fashion Week. Ada 19 desainer yang masuk ke dalam agenda resmi Paris Haute Couture Week Fall 2012/13, dan berikut adalah 15 karya favorit dari lima desainer favorit kami!

 

 

Christian Dior

Debut Raf Simons di Couture Week kali ini boleh diacungi jempol. Keinginannya untuk memberikan nuansa dinamis pada Haute Couture tergolong sukses. Koleksi Dior Couture musim ini terlihat lebih minimalis dan modern, jauh dari kesan Dior yang “wah”. Permainan warna hitam, putih dan abu-abu dengan print bunga berwarna pink, fuschia, tiga nuansa biru yang berbeda, dalam potongan mid-calf full skirted dresses dan celana, keseluruhan koleksi benar-benar memberi nuansa baru akan label Dior.

 

Next Page: Chanel

 

What's On Fimela
3 dari 6 halaman

Next

 

 

Chanel

Karl Lagerfield muncul dengan konsep “New Vintage” untuk koleksi terbarunya. Dengan tetap menggunakan bahan tweed, lace, dan tulle, Karl menambahkan aksen silver stocking, metallic belt, dan sequin yang memberi kesan lebih edgy, sesuai dengan ciri Karl. Karl mengambil lokasi fashion show di Salon d’Honneur of Paris’s Grand Palais yang diubah menjadi Chanel’s original couture salon dengan set bertemakan school prom dance dan French garden party.

 

Next Page: Givenchy

 

4 dari 6 halaman

Next

 

 

Givenchy

Musim ini, Riccardo Tisci mengangkat tema “Opulence of The Gypsy World”, dengan permainan capes dan leather fringe yang terinspirasi dari perempuan gipsi. Berbeda dengan desainer lainnya, Givenchy lebih berkesan dark dan misterius dengan permainan warna-warna gelap seperti merah tua dan coklat.

 

Next Page: Valentino

 

5 dari 6 halaman

Next

 

 

Valentino

Valentino yang identik dengan gaya madame, sejak diambil alih oleh duo Maria Grazia Chiuri and Pier Paolo Piccioli berubah menjadi lebih feminin. Menghilangkan identitas warna merah yang menjadi ciri khas dari Valentino, koleksi-koleksi Valentino menjadi lebih terkesan fragile dan simpel. Contohnya seperti show mereka kali ini yang semua modelnya menggunakan sepatu flat. Untuk koleksi kali ini, Valentino menggunakan warna biru gelap yang mendekati hitam dengan permainan floral di beberapa karyanya.

 

Next Page: Iris Van Herpen

 

6 dari 6 halaman

Next

 

 

Iris Van Herpen

Walaupun belum diakui oleh Paris Chamber of Commerce sebagai couturier, Iris Van Herpen sudah menunjukan kualitasnya. Desain Iris yang futuristik mengingatkan kita akan McQueen. Iris memiliki teknik unik dalam menghasilkan karyanya. Ia menggunakan Adobe Photoshop ketika mendesain, lalu bekerjasama dengan arsitek membuat 3D model yang akhirnya dicetak menjadi baju. Hasilnya? Pakaian yang sama persis dengan sketsanya. Untuk koleksi kali ini, Iris terinspirasi dari mikro organisme dan arsitektur. Memadukan 3D printing dan craftsmanship, menghasilkan sebuah koleksi yang powerful dan futuristik dengan penggunaan bahan glossy. Bravo, Iris!