Curhat Pembaca: Jadian Sama yang Ini Cuma Demi Bisa Dekat Dengan yang Itu

fitriandiani diperbarui 17 Mei 2018, 19:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Dari: MJ

Hai kak, ceritaku tentang kepura-puraan dalam hubungan. Jadi gini, aku punya teman satu kelas yang aku suka namanya sebut saja A. Si A ini punya teman dekat namanya sebut saja B. Aku,si A dan B ini dekat. Selain di kelas kami jg suka nongkrong bareng di luar sekolah.

Si B ini skrg pacarku. Padahal sebenarnya aku sukanya sama A. Waktu B belum berani bilang, si A yang bilang ke aku kalau B suka. Terus dia nyuruh2 aku jadian sama B, biar makin sering main brg.

Perasaanku waktu itu, gmn ya, aku kayak patah hati bgt tapi ga bisa bilang apa2. Aku cuma bisa mengiyakan padahal yang aku mau adalah orang yg ngomong sama aku. Akhirnya aku jadian sama B. Sebenarnya ga banyak yang berubah, cuma dia lebih perhatian krn skrg sebagai pacar.

Si B ini jg sebenarnya baik bgt. Tapi bukan dia yang aku mau. Gimana? Aku menyakiti perasaannya ya? Aku dan A juga masih dekat seperti biasa. Aku suka pura-pura menanyakan soal pacarku ke dia padahal aku cuma mau kami ngobrol.

Aku merasa bersalah tapi aku juga serba salah dengan kondisi ini, aku harus gmn?

***

Dear M,

Hati memang tak bisa dibohongi, ia akan terus mencari apa yang dimau walau sebenarnya tak kekurangan. Setidaknya itulah yang akan terus kamu rasa kalau kamu tak mau memaksa hatimu untuk merasa cukup.

2 dari 3 halaman

Pacaran Sama Siapa, Hatinya Ingin ke Siapa

Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Tony Lam Hoang)

Kalau kamu biarkan hatimu begitu, kamu akan terus dihantui rasa bersalah. Kalau mau hilangkan rasa itu, cobalah untuk jujur setidaknya pada dirimu sendiri dulu.

Tentukan Pilihan

Kamu bilang si B ini baik padamu, coba pikirkan, apa kurangnya dia selain "dia bukan yang kamu mau"? Kalau tidak ada, pertimbangkan untuk menyayangi apa yang kamu miliki ketimbang melepaskannya demi mengejar seseorang yang belum tentu bisa sesayang itu padamu. 

 

3 dari 3 halaman

Berani Memutuskan dan Bertanggung Jawab Pada Keputusan Itu

Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Joshua Rawson Harris)

Sama seperti kamu tak ingin hatimu dipermainkan, jagalah hati orang dan jangan buat dia merasa seperti dipermainkan. Kamu sudah memilih dia--apapun tujuan di baliknya--sekarang tinggal jalani sebaik mungkin peranmu sebagai pacar dari si B. Jangan terus membandingkan si A dengan si B, mereka adalah dua orang yang berbeda. 

Kalaupun kamu memang benar-benar tak menginginkan si B, kenapa tidak putuskan saja hubungan kalian? Tapi, ketahui juga risikonya. Kamu mungkin tak bisa berteman lagi baik dengan si B maupun si A setelah kejadian itu.

Inti dari semua ini adalah keberanian untuk jujur dan bertanggung jawab atas setiap pilihan. Sekarang pikirkan apa maumu, mana yang kamu yakini; kejar lah dengan mantap. Jangan lagi menengok ke belakang agar tiada penyesalan nantinya.

 

 

***

Punya masalah percintaan yang bikin galau? Curhatin aja! Kirim curhatanmu ke redaksi@bintang.com. Jangan lupa tulis subject emailnya: CURHAT PEMBACA BINTANG, ya. Curhatanmu akan dijawab dan kamu bisa lihat jawabannya di www.bintang.com/relationship. Ditunggu!