Anak-Anak Ini Sudah Sadar Akan Lingkungan, Bagaimana Dengan Kita?

Fimela diperbarui 22 Jan 2014, 07:00 WIB

Sudah saatnya untuk semakin sadar akan kondisi lingkungan sekitar. Sudah bukan jamannya lagi yang ugal-ugalan dan tidak taat aturan adalah hal yang mengesankan. Justru yang memiliki kesadaran untuk mematuhi aturan adalah orang-orang yang menarik perhatian.

Anak-anak ini salah satunya, meskipun masih kecil, mereka telah memahami bagaimana menjaga keselarasan lingkungan. Ingin tahu aksi mereka selengkapnya? Yuk simak beritanya.

Sedikitnya ada enam puluh anak melakukan aksi kampanye kebersihan di Kelurahan Tuktuk Siadong, Kec. Simanindo, Kab. Samosir, Sumatera Utara, Selasa (14/1).

Bocah yang berusia delapan hingga tiga belas tahun itu tampak antusias berjalan kaki memungut sampah yang bertaburan di jalan sepanjang +6 KM walau di bawah terik matahari.

Dengan bermodalkan sarung tangan plastik, masker, spanduk, toa, speaker, DVD Player, serta pengeras suara, mereka sukses mencuri hati masyarakat setempat keluar rumah dan melihat apa yang terjadi. Intinya, pesan mereka sampai kepada semua masyarakat.

“Kegiatan ini merupakan suatu terobosan baru untuk mengajar anak-anak cara menjaga lingkungan tetap bersih. Kita melakukan kampanye ini untuk menghimbau semua lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa supaya menjaga lingkungan tetap bersih. Caranya adalah dengan membuang sampah pada tempatnya,” ujar Pimpinan English Practice Center (EPC) Tuktuk Siadong, Kiki Andrea, SS.

Para pahlawan cilik yang sedang belajar menjaga bumi ini ternyata siswa dan siswi Lembaga Kursus Bahasa Inggris yang berdiri sejak 5 November 2012 lalu.

“Tadinya saya hanya ingin mengajarkan bahasa Inggris dan kasih kepada mereka. Tetapi karena saya melihat bahwa jalan-jalan kelurahan kami ini banyak sampah bertaburan, maka saya mengajak anak didik saya melakukan suatu kampanye untuk kepentingan bersama, yakni kebersihan,” tambah Andrea.

Dalam kampanye pertama ini, siswa dibagi dua group. Untuk jarak 1 km tiga puluh siswa memungut sampah dan sisanya di dalam bus, demikian bergantian. “Sambil memungut sampah, kita juga memutar musik seruling batak dan membacakan kalimat-kalimat yang menginspirasi pendengar untuk menjaga kebersihan,” ujar pria berusia 31 tahun itu.

Kata-kata yang dibacakan adalah sebagai berikut”…jika bukan kita siapa lagi yang peduli dengan daerah kita tercinta ini, jika bukan kita, siapa lagi yang mau menjaga lingkungan kita sendiri, jika bukan kita, siapa lagi yang mau membersihkan daerah kita.

(vem/rsk)