Tak Hanya Penting Dibaca, Al-Quran Juga Penting Dimaknai Artinya

Fimela diperbarui 22 Mei 2018, 12:45 WIB

Bagi kamu yang beragama muslim, di hari puasa Ramadan yang ke enam ini sudahkah kamu memperbanyak amalan membaca Al-Quran. Selain menjalankan ibadah puasa, agar di bulan yang penuh kemuliaan ini kita mendapat berlipat pahala, kita juga disarankan menunaikan ibadah lain seperti membaca Al-Quran, berdzikir, mendirikan salat malam, bersedekah dan masih banyak lagi.

Mengenai membaca Al-Quran sendiri, ini adalah aktivitas yang pahalanya berlipat ganda. Ini juga meningkatkan rasa iman dan taqwa kita. Apalagi, ketika kita tak hanya membaca kitab Allah tersebut melainkan juga memaknai maknanya, mengamalkan isinya dan menghafalkan ayat-ayat yang terkandung di dalamnya.

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Siapa yang membaca satu huruf dari al-Quran maka dia mendapat satu pahala. Dan setiap pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR. Turmudzi 3158 dan dishahihkan al-Albani)

Maknai Arti Ayat Al-Quran, Jangan Lupa Untuk Mengamalkan

Setiap ayat yang terkandung di dalam Al-Quran tak penting dibaca dan dihafalkan saja. Yang utama justru memaknai isi dari ayat yang terkandung di dalamnya. Selain itu, pastikan pula untuk mengamalkannya. Orang yang mau membaca Al-Quran sekaligus memaknainya dan mengamalkannya adalah orang-orang yang begitu dicintai Allah. Orang-orang ini juga memiliki kedudukan tinggi di mata Allah.

الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ

“Permisalan orang yang membaca al-Quran dan mengamalkannya adalah bagaikan buah Utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca al-Quran dan mengamalkannya adalah bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca al-Quran adalah bagaikan Raihanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Orang munafik yang tidak membaca al-Quran bagaikan Hanzhalah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Al-Bukhari no. 5059)

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shad: 29)

Saat membaca Al-Quran, usahakan pula untuk membacanya dengan tartil. Apa itu tartil? Tartil merupakan membaca dengan terpadu (ittisaq) dan tersistem (intizham) secara konsisten (istiqamah). Yakni membaca dengan melepaskan kata-kata dari mulut secara baik, teratur, pelafalan setiap hurufnya benar, tidak terburu-buru dan memperhatikan tajwid yang ada.

Marhaban ya Ramadan bagi yang menjalankannya. Semoga kita menjadi golongan dari orang-orang yang gemar membaca Al-Quran, memaknai artinya dan mengamalkan isinya.

(vem/mim)
What's On Fimela