Pernikahan Tertunda 3 Tahun demi Mengikhlaskan Kakak-Kakak Menikah Dulu

Fimela diperbarui 22 Sep 2018, 09:30 WIB

Lagi sibuk menyiapkan pernikahan? Atau mungkin punya pengalaman tak terlupakan ketika menyiapkan pernikahan? Serba-serbi mempersiapkan pernikahan memang selalu memberi kesan dan pengalaman yang tak terlupakan, seperti tulisan sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #Bridezilla ini.

***

Setiap wanita pasti akan mendambakan sebuah pernikahan yang indah. Karena di momen tersebut setiap wanita merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa.

Aku Sulis. Pernikahanku dengan suami terlaksana setelah penantian yang cukup lama. Aku dan suami harus menunggu hingga 3 tahun untuk melangsungkan pernikahan kami. Rencana pernikahan kami dimulai dari tahun 2013. Hingga baru terlaksana di tahun 2016.

Aku dan suami mulai berkenalan di bulan oktober 2012. Kami memang bukanlah tipe orang yang suka dengan istilah pacaran.  Kami hanya berjalan apa adanya. Dan membiarkannya mengalir seperti air. Akhirnya kami sepakat ingin langsung menikah di tahun 2013. Padahal kami saat itu sama sekali tidak punya persiapan apapun. Tapi, Allah swt. mempunyai  rencana yang lain. Kami tidak bisa menikah.



Karena di tahun itu, kakak perempuanku ingin lebih dulu menikah. Dia tidak ingin “dilompati” adiknya untuk menikah. Karena dalam adat Jawa bila sang adik menikah dulu, maka sang kakak perempuan akan susah untuk menikah. Sehingga dia bersikeras untuk menikah dulu.

Akhirnya aku dan suami mengalah. Kami urungkan niat kami untuk menikah. Kami harus menunggu 1 tahun setelah pernikahan kakakku. Namun, dengan tertundanya pernikahan kami, kami pun bisa menabung untuk pernikahan kami. Karena harus aku akui, aku dan suami ketika itu memang tidak ada persiapan materi sama sekali.

Dan di tahun 2014, kami pun mulai merencanakan pernikahan kami. Walau dengan tabungan yang sedikit, kami sudah mantap untuk menikah. Kami memang tidak pernah berencana untuk mengadakan pesta pernikahan yang besar. Kami hanya ingin pernikahan yang sederhana. Namun, lagi-lagi pernikahan kami harus tertunda. Kali ini dari kakak suamiku. Dia juga tidak ingin adiknya menikah dulu. Akhirnya kamipun menunda pernikahan kami lagi. Membiarkan kakak suamiku untuk menikah dulu.



Di awal tahun 2015, aku dan suami mulai mempersiapkannya lagi. Akan tetapi, lagi-lagi kami harus diuji kesabaran kami.
Calon istri kakak tertuaku, ingin menikah dengan kakakku terlebih dahulu. Kesabaranku benar-benar diuji. Aku mulai merasa seperti Allah swt. tidak adil denganku. Kenapa ketika aku punya niat yang tulus untuk melaksanakan sunnah-Mu begitu sulit.

Aku menangis sedih.
Aku coba merenungkan keadaanku ini.
Dan akhirnya aku mencoba untuk ikhlas. Aku buka pikiranku. Aku percaya Allah swt. punya rencana yang indah di balik ini semua.
Akhirnya aku ikhlaskan kakakku untuk menikah terlebih dahulu.

Setelah kakakku menikah, kami mulai membangun rencana kembali. Kami berencana menikah di tahun 2016. Ayahku sudah menentukan tanggalnya. Tapi semua tak semudah seperti yang aku bayangkan. Ternyata ibuku ingin ada pesta pernikahan. Sedangkan rencana awal kami adalah menikah dengan sederhana tanpa ada pesta. Dan uang tabungan kami, sudah terlanjur kami gunakan sebagian untuk uang muka beli rumah.

Kami bingung. Dari awal kami juga sudah sepakat bahwa semua biaya pernikahan akan ditanggung oleh kami berdua. Kami tak ingin memberatkan kedua orangtua kami.



Hari pernikahan semakin dekat. Kami masih sembunyikan masalah biaya dari kedua orangtua kami. Akhirnya kami terpaksa pinjam ke bibi teman kami. Kami pun segera membelanjakan semua keperluan pernikahan kami. Dan alhamdulillah ketika hari “H” semua bisa terlaksana.

Ketika acara selesai, aku baru bisa memberitahu kedua orangtua kami. Tentang kami membeli rumah, tentang semua biaya pernikahan kami yang berasal dari uang pinjaman. Awalnya mereka sedikit kecewa, karena tak memberitahu sebelumnya. Namun akhirnya mereka paham. Dan kami semua sepakat, semua uang hasil sumbangan pernikahan kami kumpulkan untuk membayar pinjaman tersebut.

Alhamdulillah, semua pinjaman tertutup dengan uang tersebut. Kami selalu percaya, bahwa setiap niat yang tulus dan baik dilaksanakan dengan ikhlas maka semua akan berakhir indah. Karena Allah swt. selalu bersama kita.




(vem/nda)