Menjalin LDR Tak Pernah Mudah, Tapi Kalau Sudah Jodoh Pasti Dilancarkan

Fimela diperbarui 28 Sep 2018, 20:15 WIB

Ceritaku kali ini aku adalah seorang pejuang LDR dari tahun 2016. Waktu itu aku punya kenalan namanya Angga. Kami memang hanya sekadar temen chat yang sama sekali belum pernah bertatap muka. Rasanya aneh sebenarnya tapi mau gimana lagi karena jarak berhasil membuat kami menjadi bertahan di dalam hubungan ini. Entah pacaran, entah sahabatan, entah cuma teman chatting aja. Entahlah, itu urusan perasaanku dan perasaannya.

Memang di dalam hubungan itu tidak selalu berjalan mulus. Ada saja batu kerikil yang seakan-akan membuat perasaan jatuh bisa jadi melayang-layang bak anak muda yang sedang jatuh cinta bahkan merasa sakit hati dan patah hati itu hal biasa. Begitu juga dengan hubunganku bersamanya.

Angga adalah nama kenalan social mediaku yang bahkan aku menjadikannya spesial, berbulan bulan berlalu kami sempat tidak ada kontak sama sekali hanya karena masalah sepele, katanya dia memang masih suka sama mantan pacarnya dulu. Dia juga cerita sampai saat ini masih nggak bisa melupakannya. Baik aku masih bisa terima itu. Aku bilang, "Nggak apa-apa lanjutkan aja hubungan kamu dengan mantan pacarmu saja kali aja itu jodohmu."



Dengan berat hati aku sudah ikhlasin dia atas kemauannya juga tapi ternyata dia bilang, "Tapi entah dengannya aku pun tak tahu apakah masih punya perasaan yang sama denganku atau tidak? Ya sudah keputusan terbaik sudah kamu inginkan mungkin untuk saat ini kamu jangan hubungi aku lagi ya? Dan terima kasih sudah masuk dalam kehidupanku dan lalu pergi begitu saja."

Lelucon macam apa ini (ujarku dalam hati). "Tapi nggak apa-apa aku doakan itu yang terbaik buat kamu. Makasih ya,” itu ucapan terahir aku sama Angga. Entah rasanya begitu sakit yang luar biasa di hati sampai aku berpikiran di mana letak hati nuraninya? Terkadang kejujuran memang menyakitkan tapi itu sesuatu yang jarang orang lakukan. Dan aku tetap menerima keadaan dengan santai.

Tiga bulan atau bahkan lebih berlalu setelah kejadian yang lalu dan aku blokir semua BBM, WA, Instagram kecuali Facebook karena memang aku jarang membukanya jadi aku tidak memblokirnya juga. Waktu itu iseng tidak sengaja ingin sekali membuka Facebook, setelah login bunyi kring ada 3 pesan masuk dengan kata yang katanya dia kangen sama aku, dia nyesel udah kayak dulu bilang mau sama mantan pacarnya. Aku juga heran enggak tahu kenapa dia bisa balik lagi sama aku, chat aku lagi setelah aku benar-benar lupain dia, mungkin ini kesalahanku.



Waktu itu aku memang udah males banget balesin chatnya Angga tapi dia selalu chat terus dan dengan tidak tega aku membalasnya dengan singkat dan bertanya ada tujuan apa dia. Tercabik-cabik hati dan perasaan ini tapi aku tahan dengan indahnya. Setelah itu dia tanya masalah akun WA, BBM, IG yang udah aku blokir semuanya dengan alasan aku ingin melupakannya.

Ternyata kegigihanku untuk melupakan Angga tidak berhasil karena hati ini begitu sayang padanya. Saat itu berlalu kami menjalin komunikasi kembali dengan lancar dengan ya seperti itu berkali-kali aku blok semua akunnya karena aku memang tipe orang yang mudah sekali jatuh cinta juga mudah sekali jatuh untuk tidak menyukaimu, sudahlah perasaan berdamailah denganku.

Setahun lamanya berlalu tiba tiba ada pesan di akun ig ku seperti ini, “Mbaknya pacarnya Mas Angga ya? Kenalin Mbak, aku adeknya Mas Angga. Kalau boleh, bapak sama ibu pengin kenal Mbak lebih jauh.” Terharu ngga sih ada pesan seperti itu? Jelas aku bacanya saja sampai 5 kali di baca lagi karena aku takut salah baca pesan dan alhamdulilah aku lagi tidak mimpi di siang bolong. Lantas aku membalasnya dan aku beri nomor WA lalu aku telepon kedua orang tua dan satu adiknya, setelah berkenalan ternyata orang tuanya begitu serius padaku padahal kami belum kenal jauh, belum pernah bertemu hanya bertatapan di depan layar HP saja.

Setelah dulu pernah berbincang-bincang, berkenalan, mengobrol dan setelah selang sebulan orang tuanya bertujuan berkunjung kerumahku, dengan senang hati aku menjawa iya! Sekali lagi aku cubit kedua pipiku aku sedang tidak bermimpi kan? Masih saja dengan perasaan aneh yang tidak masuk akal.



Saat ini tiba hari di mana orang tua Angga berkunjung kerumahku setelah aku beritahu alamat dan aku jemput orang tuanya di jalan terdekat rumahku. Setelah sampai rumahku mereka mengobrol dan tujuan orang tuanya ke sini ingin sekali melamarkan aku untuk anaknya, serius aku sampai terharu nangis di situ, mereka orang yang baik yang berani datang ke rumahku hanya demi anaknya.

Setelah itu tepat di bulan Desember 2017 aku bersama rombongan keluargaku bergantian mengunjungi rumah orang tua Angga dan karena Angga memang tidak bekerja dir umah sampai satu tahun  lebih itu aku sama sekali tidak pernah bertemu bertatapan langsung dengan Angga. Setelah sampai di rumahnya aku benar-benar sudah dianggap seperti anaknya sendiri, dalam hatiku mereka memang orang tua yang luar biasa.

Aku bahagia dengan sosok bapaknya apalagi ibunya. Aku sangat sayang padanya karena aku memang sudah lama ditinggal ibuku. Sosok ibu yang benar-benar tidak akan pernah ada gantinya. Hampir 2 tahun kurang lamanya Angga akan pulang dari tanah rantau kedua orang tuanya dan orang tuaku sangat menunggu kehadiran anak pertamanya itu, mereka ingin sekali mempertemukan aku dengan Angga.



Aku memang tidak pernah bosan untuk menunggu apalagi orang tuanya sudah memberiku kepastian mengenai anaknya dan sementara ini yang namanya hubungan tidak selalu berjalan mulus. Sering kali antara aku dan Angga komunikasi tidak lancar bahkan bisa seminggu sekali baru ada komunikasi pokoknya sudah tidak seperti dulu waktu awal-awal. Sudahlah kami sama sama sibuk mempersiapkan masa depan masing-masing untuk itu kami berdua tidak pernah saling tuduh, dan komitmen untuk menjaga kepercayaan masing-masing.

Dalam waktu dekat ini tepat di bulan September Angga akan pulang dari tanah rantau. Orang tuanya begitu bahagia dengan kepulangan anaknya yang sudah dari dulu ia nantikan, banyak sekali suka duka yang aku alami di dalam hubungan ini. Sampai terkadang aku berpikir yang tidak masuk akal tetapi Allah selalu menguatkan hatiku untuk tetap bertahan karena tiga tahun itu bukanlah sebentar bahkan itu sangat lama. Kami berdua memutuskan untuk ke jenjang yang lebih serius karena memang kami belum dipertemukan sampai September ini. Aku harap setelah bertemu tidak ada rasa kecewa satu sama lain bahkan kami mewujudkan impian LDR goals yang dulu kami dambakan, dan di bulan Oktober kami merencanakan menikah.

(vem/nda)