Memahami Alergi Telur dan Reaksinya

Fimela diperbarui 24 Jul 2013, 17:13 WIB

Tidak semua anak di dunia terbebas dari alergi. Banyak dari mereka yang mungkin alergi pada debu, pada minuman, atau makanan. Jika anak Anda ternyata memiliki alergi terhadap telur, Anda harus terus memantau segala bentuk makanan atau minuman yang mereka konsumsi dan memastikan semua itu tebebas dari telur.

Menurut kidshealth.org, alergi telur mirip dengan sebagian besar alergi pada makanan lainnya. Reaksi yang menunjukkan alergi biasanya muncul dalam hitungan menit atau jam setelah mengkonsumsi telur. Sebagian reaksi tersebut berlangsung kurang dari sehari dan mempengaruhi kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan.

Reaksi yang terlihat pada kulit adalah terbentuknya ruam-ruam yang berwarna merah, eczema atau rasa panas, gatal, dan berwarna merah, serta pembengkakan di sekitar mulut. Bila alergi tersebut menyerang saluran pencernaan, yang ditimbulkan oleh alergi tersebut adalah munculnya kram pada perut, diare, mual, dan muntah. Gejala yang muncul sebagai akibat serangan alergi telur pada saluran pernafasan adalah munculnya hidung beler, gatal-gatal, mata yang berair, bersin yang dapat mengarah pada asma yang diiringi oleh batuk dan nafas yang tersengal-sengal.

Sebagian besar anak yang alergi telur menunjukkan reaksi seperti yang dijelaskan di atas. Akan tetapi, sedikit di antara mereeka yang mungkin menunjukkan gejala yang lebih kuat dan dikenal dengan nama anaphylaxis atau sensitivitas yang berlebihan. Anaphylaxis menyebabkan pembengkakan pada mulut, tenggorokan, saluran udara yang menuju paru-paru yang berakibat pada sulitnya bernafas. Sebagai tambahan, anaphylaxis dapat menurunkan tekanan darah hingga pada titik yang berbahaya yang pada akhirnya membuat anak pusing hingga pingsan dan mungkin dapat mengarah pada syok dengan sangat cepat.

Penulis: Ratih Kristianasari


(vem/sfg)
What's On Fimela