Mencintai yang Sewajarnya Membuatku Menemukan Cinta Sejati

Ayu Puji Lestari diperbarui 27 Feb 2020, 15:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Tak pernah ada yang bisa baik-baik saja saat terjebak dalam hubungan yang beracun (toxic relationship). Baik dalam hubungan keluarga, kerja, pertemanan, hingga hubungan cinta, terjebak dengan seseorang yang memberi kita luka jelas membuat kita menderita. Namun, selalu ada cara dan celah untuk bisa lepas dari hubungan yang beracun tersebut. Selalu ada pengalaman yang bisa diambil hikmahnya dari hal tersebut. Simak kisah Sahabat Fimela berikut yang diikutsertakan dalam Lomba Let Go of Toxic Lover ini untuk kembali menyadarkan kita bahwa harapan yang lebih baik itu selalu ada.

***

Oleh: Yola Widya

Aku pikir memiliki dirinya berarti telah memiliki segalanya. Memang umur kami terpaut jauh, tapi aku sangat dekat dengannya. Memang tidak aneh, karena aku merasa dia yang selalu ada ketika sedang dalam masa perjuangan. Perjuangan bangkit dari kegagalan.

Masalahnya, aku merasa tidak dimengerti oleh siapa pun. Jadi ketika ada dirinya, aku yakin telah menemukan seseorang yang mengerti diri ini. Aku pun jadi tertutup pada semua orang. Bahkan, anak-anak mulai menjauh. Setiap detik hidupku adalah dirinya. Aku tertawa karena dia, dan akan bersedih apabila tidak ada dirinya. Salahnya aku menganggap pria itu sangat mencintaiku hingga kejadian itu pun terjadi.

Karena sering sakit aku diminta mengundurkan diri dari pekerjaan. Kepercayaan diriku langsung ambruk waktu itu. Yang menyakitkan, ternyata selama aku berusaha bertahan agar tidak terjatuh, dia dekat dengan perempuan lain. Aku pun semakin terkejut dan tersakiti. Ada apa dengan semua ini?

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Rasa Kecewa Membuatku Berpikir Tentang Banyak Hal

ilustrasi perempuan/Photo by Raka Miftah from Pexels

Kecewa yang dalam membuat aku bermuhasabah. Sepertinya ada yang salah dengan diriku. Aku yang terlalu berbakti pada pekerjaan malah dikecewakan. Aku yang terlalu sayang pada pria itu pun ternyata dikecewakan juga. Apa aku terlalu mementingkan diri sendiri dengan dalih untuk kebahagiaan anak?

Akhirnya, aku paham telah ke luar jalur. Aku lebih yakin akan cinta dari pasangan, cinta dari pemimpin di kantor. Padahal cinta mereka semu. Anak-anak aku anggap angin lalu, padahal karena mereka pula aku berniat untuk lebih baik. Mungkinkah ini hukuman dari Tuhan karena aku lupa akan cinta yang sesungguhnya?

Kemudian aku mengalihkan semua rasa cintaku pada yang seharusnya. Kepada anak-anak dan Tuhan. Luar biasanya, ketika aku alihkan cinta yang meracuniku pada hal yang benar, cinta itu malah datang dan kembali dekat. Pria itu berkata, memang ini yang dia inginkan. Agar aku sadar bahwa bukan dirinya yang segalanya. Agar aku kembali dekat pada anak-anak. Kembali dekat dengan Tuhan. Pekerjaan pun kembali aku dapatkan. Aku sungguh takjub dengan semua perubahan yang terjadi.

Aku terhenyak ketika menyadari, ternyata mereguk cinta dengan dosis berlebih malah menyebabkan kehilangan yang banyak. Tetapi, ketika kita mulai bisa mengatur dosis yang benar, cinta itu berbalik memberi banyak kebaikan.

3 dari 3 halaman

Simak Video di Bawah Ini

#ChangeMaker