Tradisi Unik Menyambut Bulan Suci Ramadan di Seluruh Dunia

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 17 Apr 2020, 18:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Ramadan lebih dari periode puasa, itu adalah bulan suci yang berakar pada budaya, agama, dan sejarah. Di seluruh dunia, umat Islam menandai Ramadan dengan perayaan penuh semangat yang unik di wilayah mereka dan di wariskan dari generasi ke generasi. Di rayakan oleh jutaan Muslim di seluruh dunia, Ramadan diamati setiap tahun selama bulan kesembilan dari kalender lunar Islam. Berlangsung selama kurang lebih 30 hari, tergantung pada penampakan bulan baru. Itu menandai bulan ketika Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad pada tahun 610 M. Bulan suci ditandai dengan tradisi berasama seperti puasa, amal, ritual mandi di Indonesia hingga penerangan lentera di Mesir. Berikut ini beberapa tradisi menyambut bulan Ramadan yang dilakukan oleh beberapa negara di seluruh dunia.

Ritual Pembersihan di Indonesia

Di seluruh Indoensia, umat Islam melakukan berbagai ritual untuk membersihkan diri mereka pada hari sebelum Ramadan. Beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur mempertahankan tradisi pemurnian yang disebut padusan (artinya mandi dalam dialek Jawa), di mana Muslin Jawa mandi di mata air, membasahi tubuh mereka dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Padusan adalah bukti sintesis agama dan budaya di Indonesia. Mata air memegang makna spiritual yang dalam budaya Jawa dan merupakan bagian integral dari pemurnian untuk bulan suci. Praktik ini diyakini telah disebarkan oleh Wali Songo.

Meriam Menembakkan Iftar di Libanon

Di banyaknya Negara Timur Tengah, meriam ditembakkan setiap hari selama bulan Ramadan untuk menandai akhir puasa hari itu. Tradisi ini, yang dikenal sebagai midfa iftar, dikatakan telah dimulai di Mesir lebih dari 200 tahun yang lalu, ketika negara itu diperintah oleh penguasa Ottoman Khosh Qadam. Saat menguji meriam baru saat matahari terbenam, Qadam secara tidak sengaja menembakkannya dan suara bergema di seluruh Kairo mendorong warga sipil untuk menganggap bahwa ini adalah cara baru untuk menandai akhir puasa. Banyak yang berterima kasih kepadanya atas inovasinya dan putrinya, Haja Fatma mendesaknya untuk menjadikan ini sebagai tradisi.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Penabuh Genderang Mengumbumkan Sahur di Turki

Ilustrasi/copyrightshutterstock/Fevziie

Sejak zaman Kekaisaran Ottoman, mereka yang puasa selama bulan puasa Ramadan telah bangun degan suara drum yang dipukul pagi hari untuk sahur. Terlepas dari berlalunya waktu, lebih dari 2.000 drummer masih berkeliaran di jalan-jalan Turki, menyatukan komunitas lokal selama bulan suci. Penabuh genderang mengenakan kostum tradisional Ottoman, termasuk bulu dan rompi yang keduanya dihiasi dengan motif tradisional. Ketika mereka berkeliling dengan davul mereka (drum berkepala dua di Turki), para drummer Ramadan mengandalkan kemurahan hari penduduk untuk meberi mereka tip atau bahkan mengundangnya untuk makan sahur bersama.

Anak-anak Bernyanyi di UEA

Tradisi haq al laila terjadi pada tanggal 15 sha’ban, bulan sebelum Ramadan. Dibandingkan oleh banyak negara di Teluk, hari ini melihat anak-anak berkeliaran di lingkungan mereka dengan mengenakan pakaian yang cerah, mengumpulkan permen dan kacang-kacangan dalam tas jinjing yang dikenal sebagai Kharyta. Semua anak menyanyikan lagu-lagu lokal. Nyanyian Aatona Allah Tutikom, Bait Makkah Yudikum, bergema di jalan ketika anak-anak dengan beremangat mengumpulkan hadiah mereka. Di Uni Emirat Arab, perayaan ini dianggap integral dengan identitas nasional Emirait. Dalam masyarakat modern saat ini, yang sering dikatakan lebih terisolasi dan individualistis, perasyaan ini menawarkan kembalinya ke masa-masa yang lebih sederhana dan menyoroti pentingnya ikatan sosial yang kuat dan nilai-nilai keluarga.

Orang Mesir Menyalakan Lentera Berwarna-warni Selama Bulan Ramadan

Setiap tahun, orang-orang mesir menyambut Ramadan dengan lentera berwarna-warni yang penuh semangat yang melambangkan persatuan dan sukacita sepanjang bulan suci. Meskpiun tradisi ini lebih bersifat budaya daripada agama, tradisi ini sangat terkait dengan bulan suci Ramadan yang memiliki signifikansi spiritual.

Berikut tadi beberapa tradisi yang di lakukan beberapa negara untuk menyambut bulan suci Ramadan, tak terkecuali Indonesia. Mari kita sambut bulan penuh berkah ini dengan suka cita, meskipun di tengah pandemic coronavirus.

#Changemaker