Merasakan Pahitnya Kehilangan di Debut Single Jajang Bagus

Rivan Yuristiawan diperbarui 16 Sep 2020, 23:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Industri hiburan bagi sebagian orang memang menjadi lahan yang menjanjikan jika memiliki bakat yang mumpuni. Mimpi besar menjadi penghibur berskala nasional pun saat ini tengah dirintis Jajang Bagus lewat single debutnya sebagai solois.

Lewat lagu Masih (Menunggumu), pria asal Malang, Jawa Timur itu percaya industri hiburan memang tempat yang tepat untuk menuju kesuksesan. Sebelumnya, lelaki kelahiran Ponorogo ini memulai peruntungan sebagai penari tradisional di usia 9 tahun yang lantas mengeksplorasi diri dibanyak bidang lain seperti paduan suara, vokalis band, hingga penyiar radio.

Sebagai penggemar lagu ballad, Jajang Bagus langsung dibuat terkesima ketika mendengar lagu Masih (Menunggumu) yang diciptakan composer bernama Donna Angel. Ia menilai, lagu tersebut sedikit banyaknya menyinggung pengalaman pribadinya.

"Pertama denger draft-nya, aku langsung relate gitu. Berkaca dari pengalaman hidupku tentang berharap dan kehilangan, aku semakin menyadari bahwa lagu ini tuh bermakna dalem banget. Makanya tanpa banyak pertimbangan, aku langsung pengen lagu ini jadi single debutku," katanya dalam siaran pers yang diterima FIMELA.

 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Tembang Melankolis

Jajang Bagus (Foto: Ist)

Lagu Masih (Menunggumu) sendiri bercerita tentang harapan yang tak berujung. Dibalut dengan musik bertempo lambat yang terkesan melankolis, lagu tersebut benar-benar mencerminkan sisi kelam dari sebuah penantian yang penuh pengorbanan, air mata, dan juga keputusasaan.

"Semoga lagu ini bisa diterima oleh semua pendengar, terlebih mereka yang telah merasakan sakitnya menunggu dan pahitnya kehilangan," kata Jajang.

3 dari 4 halaman

Tervisualisasi

Artwork single Jajang Bagus

Saat ini, music video dari lagu debut Jajang Bagus itu sudah bisa disaksikan di platform berbagi video, YouTube. Selaras dengan lagunya yang mendayu, MV Masih (Menunggumu) juga digarap bernuansa sendu oleh sutradara Prialangga berlatar belakang beberapa tempat romantis di kota Bandung, Jawa Barat.

"Konsep MV-nya lebih menekankan bagaimana seseorang yang susah untuk kembali dalam hubungan. Ini digambarkan dengan pengadeganan-pengadeganan jarak dekat, namun terlihat sangat jauh. Kayak sudah tidak satu frekuensi lagi," ungkap sutradara asal Malang yang pernah menggarap MV dari Virzha, Sal Priadi, hingga Raisa tersebut.

4 dari 4 halaman

Simak video menarik berikut ini: