Penelitian Membuktikan, Anak yang Orangtuanya Cerai akan Susah Jatuh Cinta

Febi Anindya Kirana diperbarui 13 Jan 2021, 16:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Beberapa perceraian memang tak bisa dihindari. Seringkali perceraian memang harus dilakukan demi kebaikan kedua belah pihak. Tapi bagaimana pun juga, perceraian memiliki efek besar pada anak di dalam pernikahan tersebut.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Baylor University tahun 2020 menemukan bahwa orang-orang dewasa yang pernah mengalami perceraian orangtua saat masih kecil ternyata mengalami 'trauma cinta' sehingga susah merasakan cinta di dalam tubuhnya.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Comparative Psychology ini menunjukkan bahwa orang-orang yang saat kecil menyaksikan perceraian orangtuanya ternyata memiliki kadar hormon oksitosin lebih sedikit dibandingkan orang-orang yang orangtuanya tidak bercerai.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Perceraian Orangtua Membuat Anak Susah Jatuh Cinta

Ilustrasi menjadi ibu tunggal./Copyright shutterstock.com

Kadar hormon oksitosin yang rendah pada seseorang mengakibatkan sulitnya orang tersebut merasa jatuh cinta saat dewasa. Oksitosin sendiri dianggap sebagai hormon cinta, disekresikan di otak dan dilepaskan ke tubuh selama momen ikatan batin seperti bersalin, menggendong anak, dan menyusui. Oksitosin juga akan dilepaskan ketika seseorang melakukan kontak fisik dan interaksi seksual seperti dipeluk oleh pasangan.

Sayangnya, saat seseorang mengalami perceraian orangtua dalam hidupnya, ia mengalami peristiwa penuh tekanan dan timbullah kecemasan terhadap cinta. Hal itu yang kemudian membuat seseorang susah percaya terhadap cinta atau susah merasakan cinta di kemudian hari.

Tentu saja, bukan berarti semua anak akan susah jatuh cinta meski orangtuanya bercerai. Orangtua bisa mencegah anak trauma akan cinta dengan cara memberikan banyak kasih sayang, baik dari pihak ibu maupun ayah setelah bercerai.

Jadi hati-hati ya sebelum memutuskan bercerai, karena butuh kerja sama antara ibu dan ayah untuk tetap bisa membangun 'keluarga yang normal' untuk anak setelah bercerai.

#ElevateWomen with FIMELA