Masih Lajang di Usia 40 Tahun, Aku Masih Yakin Ada Pria Baik Untukku

Endah Wijayanti diperbarui 01 Mar 2021, 10:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.

***

Oleh: trasnawangsasi

Aku adalah seorang wanita lajang berusia 40 tahun dan sedang berusaha menemukan belahan jiwa. Berbagai cara sudah kutempuh baik doa, berkenalan, taaruf, pacaran maupun melalui biro perkenalan. Seribu kali cinta dan seribu kali patah hati. Mungkin kedengarannya agak dramatis, tetapi begitulah kenyataannya.

Berteman dengan lelaki sudah biasa bagiku. Aku bukan tipe wanita yang menutup diri dari pergaulan. Banyak teman yang mengungkapkan perasaannya padaku tapi aku menolaknya. Aku juga pernah terlibat cinta maya selama sepuluh tahun, berusaha untuk menikah tapi kandas di jalan karena masalah birokrasi yang rumit.

Biro jodoh sudah pernah kucoba, dan banyak yang enggak beres, banyak yang iseng, banyak yang aneh dan banyak yang mengecewakan. Banyak yang bilang aku ini wanita pemilih yang mencari kesempurnaan dari seorang lelaki. 

2 dari 2 halaman

Menemukan Seseorang

Ilustrasi./Credit: unsplash.com/Anthony

Benar, kadang aku berpikir ada yang salah dengan pola hubunganku dengan laki-laki, aku harus mengubahnya sendiri. Hingga suatu hari aku berkenalan dengan seseorang yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi dia tidak memberikan respons yang positif, seolah kadang iya dan kadang tidak.

Sikapnya yang ambigu membuatku mencari keberadaan dia sesengguhnya, tentang siapa dirinya, keluarganya bahkan masa lalunya. Aku menemukan mantan pacar pertamanya saat stalking Facebook-nya dan aku mengetahui suatu kenyaataan pahit bahwa dia adalah pria dengan masa lalu kelam. Kehidupan bebasnya dan kenakalan masa lalunya membuatku tak percaya. Dia begitu sopan dan baik apalagi ketika aku mengtahui foto-foto keluarganya yang sederhana. Seolah tak mungkin dia seperti itu. Aku syok.

Meskipun demikian aku berusaha menerima seandainya dia memang belahan jiwaku. Aku berusaha menerima seseorang dengan segala ketidaksempurnaannya dan mengakhiri sikap dan mimpiku untuk mencari sosok pria yang sempurna. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan.

#ElevateWomen