Berakhir pada Perceraian, 5 Hal Ini yang Bisa Dipelajari dari Pernikahan yang Gagal

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 08 Jun 2021, 16:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjalani perceraian adalah salah satu hal tersulit yang dilakukan siapa pun. Setiap pernikahan mungkin saja bisa berakhir dengan perpisahan, entah apa pun masalahnya terkadang perceraian menjadi jalan keluar dari setiap masalah yang sulit diatasi.

Kemarahan, pertengkaran, dan bahkan kebencian telah menggantikan kesabaran, komunikasi, dan cinta. Dirimu tidak tahu bagaimana dirimu sampai di sini, tetapi dirimu tahu bahwa itu menyakitkan. Mengatasi pernikahan yang gagal pada awalnya tampak mustahil. Meskipun pernikahan yang gagal tidak diragukan lagi menyakitkan, namun, ada beberapa hal penting yang dapat dipelajari dari pernikahan yang gagal seperti berikut ini.

Menunjukkan Rasa Syukur Sebagai Kuncinya

Jika seseorang melakukan sesuatu untukmu, akui itu. Ucapan "terima kasih" yang sederhana bisa sangat membantu dan membuat pasanganmu merasa dihargai dan diakui. Ketika dirimu mulai menerima begitu saja, pasanganmu akan mulai merasa bahwa dia tidak dihargai. Begitu dia mulai merasa seperti ini, hubunganmu perlahan tapi pasti akan mulai gagal. Pastikan pasanganmu tahu betapa dirimu menghargai hal-hal yang dia lakukan.

Cara Berkomunikasi Juga Menjadi Poin Penting

Sebagian besar pernikahan berakhir karena pasangan tidak dapat berkomunikasi. Ketika dirimu tidak dapat berkomunikasi dengan benar, dirimu tidak dapat menyelesaikan argumen dan tidak dapat saling memahami. Untuk memiliki hubungan yang sehat dan sukses, dirimu perlu belajar bagaimana menyuarakan keprihatinanmu tanpa menyalahkan pasangan dan dirimu perlu belajar untuk mendengarkan tanpa menjadi defensif. Selain itu, argumen harus diselesaikan daripada dimenangkan. Ketika dirimu berjuang untuk memenangkan argumen, tidak akan pernah ada pemenang.

2 dari 3 halaman

Kebahagiaanmu Itu Penting

Ilustrasi/copyrightshutterstock/theshots.co

Sementara kita semua berkorban untuk orang yang kita cintai, kita harus berhati-hati untuk tidak melupakan kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Peduli tentang kebahagiaanmu tidak egois, itu adalah belas kasih diri. Ketika kita tidak bahagia diri kita, kita tidak dapat membentuk hubungan yang bahagia. Dirimu harus terlebih dahulu mengisi kebahagiaanmu sendiri sebelum berbalik untuk membantu dan mengasihi orang lain. Ingatlah bahwa dirimu tidak dapat menuangkan dari cangkir kosong.

Pentingnya Batasan

Pernikahan yang gagal akan mengajarimu banyak hal tentang dirimu. Lebih khusus lagi, ini akan menunjukkan kepadamu pentingnya batasan dan pemecah kesepakatan. Setelah hubungan yang gagal, dirimu akan lebih berhati-hati saat memilih pasangan. Dirimu akan tegas dalam hal batasan dan dirimu akan tahu apa yang tidak bisa dirimu toleransi. Mengetahui batasan dan pelanggar kesepakatan akan menyelamatkanmu dari patah hati dan ketidakbahagiaan.

Dirimu Tidak Dapat Mengubah Seseorang

Harapan dapat merusak pernikahanmu. Ketika dirimu menikah dengan seseorang, dirimu harus menerima mereka apa adanya, baik dan buruknya. Mengharapkan pasangan untuk berperilaku berbeda akan membuatmu merasa kecewa dan membuat mereka merasa tidak dihargai. Pada akhirnya, tidak ada yang ingin merasa seolah-olah mereka tidak cukup baik. Kita semua berhak dicintai apa adanya.

Pernikahan merupakan sesuatu yang sakral, namun, ketika suatu masalah sulit diselesaikan oleh sepasang kekasih, perceraian mungkin menjadi pilihan bagi mereka. Belajarlah dari kegagalan yang akan membawamu menjadi orang yang lebih baik.

3 dari 3 halaman

Cek Video di Bawah Ini

#ElevateWomen