Mengenal Sindrom Mythomania pada Anak, Kebiasaan Berbohong yang Jadi Gangguan Psikis

Vinsensia Dianawanti diperbarui 16 Jun 2021, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Sejak kecil seorang anak selalu ditanamkan bahwa berbohong adalah tindakan yang tidak terpuji. Namun perilaku berbohong tidak bisa dihindari oleh anak karena faktor lingkungan sosial. Tahukah kamu jika kebiasaan berbohong ini bisa jadi gangguan psikis? Dalam ranah psikologis, kebiasaan berbohong bisa berujung pada penyakit yang disebut mythomania.

Dikutip dari The Prism UK, mythomania merupakan penyakit psikologis di mana penderita suka berbohong demi mendapat puiian. Bahkan penderita bisa berada dalam situasi percaya akan kebohongannya sendiri. Sehingga ia kerap tidak menyadari bahwa dirinya sedang berbohong.

Penyebab terjadinya mythomania pada seseorang karena berbagai macam faktor. Salah satunya kegagalan yang pernah terjadi di masa lalu. 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Gejala mythomania pada anak

ilustrasi ibu dan anak/Photo by Romina Ordóñez from Pexels

Pada anak-anak, perilaku berbohong dimulai saat usia remaja. Kehidupan sosial yang semakin luas membuat seorang anak bisa memiliki kebiasaan berbohong agar bisa diterima dengan baik oleh lingkungan sosialnya.

Melihat kondisi ini, orangtua perlu waspada dan cermat akan potensi mythomania yang bisa terjadi pada anak. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa gejala dari sindrom mythomania pada anak.

1. Membesar-besarkan masalah

Salah satu ciri anak yang mengalami mythomania adalah membesar-besarkan masalah. Hal sepele yang bisa diselesaikan denga cepat malah jadi perkara besar. Penting bagi orangtua untuk mengenal karakter anak dengan seksama. Sehingga orangtua bisa mendeteksi hal-hal yang mengganjal pada anak

3 dari 4 halaman

2. Cerita yang berubah-ubah

Ilustrasi Anak Sakit Flu Credit: pexels.com/Moana

Kerap kali anak bercerita tentang hal-hal yang terjadi di sekolah atau lingkungan sekitarnya. Namun, jika alur cerita yang disampaikan nampak berubah-ubah, orangtua harus mewaspadai gejala mythomania pada anak.

3. Lebih menutup diri

Seorang anak bisa saja memiliki pribadi yang tertutup. Namun jika ia sudah menutup diri, orangtua perlu curiga. Bahkan beberapa anak tidak memperkenankan orangtuanya mengenal teman-teman sepermainannya.

4 dari 4 halaman