Menguak 6 Sisi Gelap di Balik Glamornya Industri K-Pop

Nizar Zulmi diperbarui 19 Jul 2021, 16:29 WIB

Fimela.com, Jakarta Industri K-Pop saat ini telah berkembang dan menjadi konsumsi pasar yang lebih luas dari sebelumnya. Tren yang dulu terkenal dengan istilah hallyu kembali masih membawa euforia yang masif antara penggemar dan idola.

Kehidupan para idol K-Pop sering jadi dambaan banyak pengagumnya. Bagaimana tidak, outfit dengan busana terkini, apartemen mewah, hingga popularitas terlihat sangat menggiurkan. 

Namun di balik itu banyak hal dan proses yang seringkali jarang dilihat. Bahkan sudah jadi rahasia umum jika industri K-Pop, terutama di generasi pertama dan kedua menyimpan sejumlah sisi kelam. Apakah saat ini masih terjadi?

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Momen Jadi Trainee

Sebelum debut sebagai seorang idol, para talenta baru ini telah melewati masa audisi. Setelahnya mereka juga ditempa terlebih dulu dalam masa trainee yang bukan main-main.

Bahkan dari Kwon Ji Yong menjadi seorang G-Dragon, butuh waktu 11 tahun berlatih nyaris tanpa henti. Di fase ini para idol akan 'dipaksa' beradaptasi dengan berbagai keterbatasan, seperti makanan yang kurang layak, hingga jam latihan yang mencapai 10 jam per hari. Banyak cerita menyedihkan yang diungkap para trainee, yang bahkan beberapa di antaranya urung debut. 

IN2IT

Tak Dibayar

Momen debut tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh para trainee. Namun ketika momen itu tiba, kadang realita tak seindah yang dibayangkan.

Banyak grup yang tak menerima sepeser pun uang dari hasil kerja keras mereka. Mereka harus menambal pengeluaran mereka selama masa trainee, seperti yang dialami IN2IT. Sunghyun mengaku ia dan rekan-rekannya tak dibayar sejak debut dan mengungkap sikap management yang tidak profesional.

Kontrak Mencekik

SNSD (Instagram/xolovestephi)

Selain masa trainee yang memberatkan, agensi biasanya juga memberlakukan kebijakan yang kadang tak masuk akal. Salah satunya terkait kontrak yang panjangnya bisa mencapai 10 tahun.

Jika target-target tertentu tidak tercapai, atau terdapat masalah sehingga grup bubar, akan ada langkah hukum yang menjerat para talenta tersebut. Untuk gru-grup seperti sekarang, mereka akan dikontrak selama 7 tahun, dan dari situlah lahir kutukan grup 7 tahun bubar.

3 dari 4 halaman

Kesehatan Mental

Tekanan untuk menjadi seorang idol sangatlah berat. Selain harus memenuhi target dan ketentuan yang diset agensi, mereka juga kerap berhadapan dengan kesehatan mental mereka sendiri.

Dalam beberapa kasus, kondisi tersebut membuat para idol melakukan hal nekat seperti mengakhiri hidupnya sendiri. Meninggalnya Jonghyun dan Sulli jadi pengingat jika apa yang ditulis di media sosial akan dapat membawa pengaruh terhadap mental seseorang.

Jonghyun SHINee. (Twitter/ SHINee)

Fans Nekat

Di istilah K-Pop, ada sasaeng fans, atau fans yang melakukan hal nekat untuk para idolanya. Di level sasaeng, penggemar sampai mengusik privasi dengan cara ekstrem, seperti membuntuti idol sampai ke rumah, hingga melacak pesawat untuk berada di kursi yang berdekatan.

Artis-artis SM Entertainment kerap menjadi target para sasaeng fans. Untuk itu agensi mengambil langkah tegas untuk menghukum para fans yang membahayakan keselamatan para artisnya.

Stellar

Stellar adalah girl group yang sempat menghebohkan ketika mereka tampil dengan baju yang sangat vulgar. Beberapa tahun setelahnya, salah satu member mengungkap jika kejadian itu merupakan paksaan dari agensi, dengan ancaman kontrak. Mereka dipaksa melakukan adegan vulgar dan memakai pakian terlalu terbuka, yang tentunya membuat mereka tak nyaman.

Pelecehan serupa juga pernah dialami sejumlah grup, oleh stafnya sendiri. Tentunya hal ini sangat berpotensi menimbulkan trauma, yang bisa mengancam kondisi mental para artis tersebut.

4 dari 4 halaman