Saat Mengalami KDRT, Jalan Keluar Terbaik adalah Mengakhiri Pernikahan

Endah Wijayanti diperbarui 25 Okt 2021, 14:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.

***

Oleh: Ni Wayan Rastiti Rianti Dewi

Hai aku Rianti. Aku dinugerahi dua orang adik perempuan, dan satu adik laki-laki. Hari ini hari yang sangat melelahkan. Kami menggelar pesta pernikahan adikku yang pertama. Karena umur adikku yang terbilang muda dan memantaskan diri untuk menapaki hidup baru, sebisa mungkin sebagai kakak aku menghargainya, mendukungnya, bahkan memberikan pengertian ke orangtuaku bahwa ini tidak akan seburuk yang mereka pikirkan.

Satu tahun berlalu, malam harinya adikku menelepon terdengar seperti suara bising di sekitar jalan raya. Adikku berniat bunuh diri.

Sebagai kakak yang mengetahui adiknya ingin berbuat seperti itu aku kaget bukan kepalang. Aku menarik selimut dan pergi dari rumah tanpa berpamit kepada orang tua, karena aku tahu orang tua yang tidak menyetujui pernikahan adikku justru akan memperumit keadaan yg sedang terjadi.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Adikku Perlahan Mulai Bangkit

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/BaanditStudio

Selang beberapa hari rapat keluarga diadakan, rapat saat adikku berniat untuk mengakhiri hubungannya. Di sana adikku menangis sejadi-jadinya. Aku yang kakaknya terlebih lagi perempuan, hanya bisa memeluknya erat, berkata semua akan baik-baik saja. Memberinya tubuhku untuk sandarannya dan beberapa ketentraman untuk aku bagi bersamanya. 

Hal yang sangat aku takuti sebagai perempuan terjadi kepada adikku sendiri. Aku terpukul tetapi hal itu jauh lebih berat menimpa adikku sendiri. Sebagai satu-satunya orang dewasa yang bisa ia pegang, perlahan aku mulai menanamkan dalam dirinya bahwa tidak apa gagal, karena kebetulan alasannya berpisah adalah kekerasan dalam rumah tangga, aku pun berterima kasih kepadanya sudah bertahan hidup bahkan menghidupi putri kecilnya juga.

Perlahan hidup adikku mulai bangkit. Dia mulai bekerja di sebuah coffee shop kecil, mulai merangkai kembali mimpinya yang sempat tertunda. Aku bersyukur masih bisa melihat senyumannya dan dalam keadaan sehat. Semoga artikel ini menjadi penyemangat kalian juga, sebagai perempuan kita patut memberi support perempuan lain juga

#ElevateWomen