Bahaya Jika Terlambat Deteksi Omicron Masuk Indonesia Menurut Epidemiolog

Novi Nadya diperbarui 30 Nov 2021, 17:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Menurut hasil Whole Genome Sequencing yang dihimpun Kementerian Kesehatan, varian Omicron belum terdeteksi masuk Indonesia. Meski begitu, Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengungkapkan rasa khawatirnya jika varian Omricon terlambat dideteksi saat masuk tanah air.

"Yang saya takutkan, kita terlambat mendeteksinya (varian Omicron). Nanti ujung-ujungnya, kita baru tahu kalau sudah keburu masuk. Seperti Belanda itu, sudah 13 kasus varian Omicron terkonfirmasi," ungkap Miko saat dialog Kesiapan Indonesia dalam Mencegah Potensi Gelombang Ketiga COVID-19 pada Senin, 29 November 2021, melansir dari Health Liputan6.com.

Menurut Tri Yunis Miko, varian COVID-19 Omicron yang salah satunya masuk ke Belanda harus diantisipasi oleh Indonesia. Terlebih lagi, kecepatan varian Virus Corona tersebut diklaim berkali-kali lipat lebih cepat menular ketimbang varian Delta.

"Kalau kita lihat, bahasa itu masuk di Belanda, bisa 'meledak' penularannya. Bukan hanya dua kali lipat saja, bisa sajam bahkan penularan lebih besar tiga kali lipat, 2 jadi 6, 6 jadi 18, dan seterusnya. Bayangkan, kalau itu terlambat (dideteksi) dan masuk ke Indonesia." jelasnya.

2 dari 2 halaman

Jadi 'Bom' yang Siap Meledak

Berkaca gelombang kedua COVID-19 yang melanda Indonesia pada Juli 2021, kecepatan varian Delta, menurut Miko sangat cepat menyebarluas. Jika varian Omicron terlambat dideteksi, maka dampak menyebarluas bisa lebih cepat.

"Yang saya takutkan itu terlambat, kalau variannya sudah masuk. Kita berdoa saja tidak terlambat mendeteksi. Yang varian Delta pas masuk ke kita waktu itu sudah terlambat. Sudah cepat menyebar di Jawa Timur sana," ujar Miko.

"Bayangkan, kalau kita terlambat dan varian Omicron-nya sampai menyebar ke seluruh Jawa saja, sudah menjadi 'bom' yang akan siap meledak. Karena kecepatan penularannya berkali-lipat."

#ElevateWomen