Pengabdi Setan 2 : Communion jadi Film Indonesia Pertama yang Gunakan Teknologi IMAX

Rivan Yuristiawan diperbarui 27 Jul 2022, 19:21 WIB

Fimela.com, Jakarta Film Pengabdi Setan 2 : Communion akan segera tayang di bioskop pada 4 Agustus 2022. Sadar jika film tersebut merupakan salah satu produksi lokal yang dinantikan banyak orang, Joko Anwar pun menyiapkan sejumlah treatment khusus untuk memanjakan publik menyaksikan kelanjutan cerita yang ia garap sejak beberapa tahun silam.

Menjelang penayangannya, Pengabdi Setan 2 : Communion di-support dengan teknologi IMAX. Film itu sekaligus menjadi film Indonesia pertama yang mengakomodir teknologi tinggi dari segi audio visual tersebut.

"Ketika nonton di IMAX beda sih, semua detailnya terlihat jelas, suaranya juga menggelegar, jadi pengalamannya juga beda sih," kata Tia Hasibuan selaku produser Pengabdi Setan 2 : Communion dalam jumpa pers di IMAX Gandaria City, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, belum lama ini. 

2 dari 3 halaman

Prosesnya

“Kami senang berkolaborasi dengan IMAX untuk menghadirkan Pengabdi Setan 2: Communion yang telah menjalani proses DMR pakai teknologi IMAX, akan tayang mulai 4 Agustus 2022 di seluruh Indonesia,” kata Joko Anwar. Keputusan ini diambil bukan untuk gaya-gayaan. Joko Anwar ingin memberi pengalaman sinematik yang lebih nyata agar para pencinta film dapat masuk ke dunia keluarga Ibu Mawarni Soewono. (Foto: Dok. Poplicist)

Lebih lanjut, Tia Hasibuan memaparkan bagaimana proses yang terjadi sampai akhirnya film yang dibintangi oleh Tara Basro itu bisa mendapatkan dukungan teknologi IMAX.

"Kami kirim filmnya ke studio IMAX di Los Angeles, timnya lakukan digital mastering secara internal selama 3 minggu. Setelah itu baru mereka kirim ke kami," paparnya. 

3 dari 3 halaman

Tak Semua Bisa

Karenanya, pihak IMAX tak ragu berkolaborasi dengan Rapi Films untuk melakukan proses DMR terhadap Pengabdi Setan 2: Communion. “Telah diformat khusus untuk layar IMAX, para penikmat film dapat merasakan pengalaman menonton film dengan layar lebih luas dan spektrum warna lebih kaya. Scene demi scene dengan detail yang makin nyata,” Preetham Daniel menjelaskan. (Foto: Dok. Poplicist)

Sementara itu, Joko Anwar selaku sutradara menyebut jika tak semua film bisa mendapatkan treatment serupa. Ia pun bersyukur jika filmnya tersebut terpilih memdapatkan treatment tersebut.

"Nggak semua film bisa tayang di IMAX, jadi harus bersambut gayungnya. Mereka harus lihat dulu filmnya layak atau nggak, jadi harus dua pihak yang setuju," pungkas Joko Anwar.