JYNNEOS dan Smallpox Dua Jenis Vaksin yang Bisa Digunakan untuk Cacar Monyet

Fimela Reporter diperbarui 01 Sep 2022, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia Penny K. Lukito menjelaskan, Vaksin JYNNEOS dan Smallpox dapat digunakan untuk cacar monyet (monkeypox). Khusus penggunaan vaksin Smallpox yang biasa ditujukan untuk penyakit cacar dapat dipakai dalam upaya penanganan cacar monyet dengan metode perluasan (expanded) uji klinik.

Dilansir dari liputan6.com, Rabu (31/8/2022), vaksin JYNNEOS sudah mendapatkan izin darurat penggunaan (Emergency Use Authorization/EUA) dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS) dan otoritas lembaga obat di Eropa, Kanada, dan Australia. Sementara itu, vaksin Smallpox sudah mendapatkan persetujuan dan diproduksi di AS, sehingga BPOM RI bisa memberikan akses vaksin tersebut.

Di Indonesia belum ada vaksin JYNNEOS dan Smallpox yang telah di expanded atau metode perluasan untuk cacar monyet. Saat ini jenis vaksin yang ada di Indonesia adalah jenis varicella atau chickenpox untuk cacar air. Tapi terdapat efektivitas vaksin Smallpox sebesar 85 persen untuk cacar monyet bisa dilakukan dengan expanded access (akses perluasan).

2 dari 3 halaman

Tiga Akses Penggunaan Vaksin Cacar Monyet

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia sudah mendapatkan izin darurat penggunaan untuk dua jenis vaksin ini. (pexels/thirdman).

Penny K. Lukito memaparkan tiga akses penggunaan vaksin cacar monyet untuk pengadaan di Indonesia, yaitu expanded access uji klinik, Emergency Use Authorization (EUA), dan Special Access Scheme (SAS). Pertama, expanded uji klinik.

Ini adalah penggunaan dalam skema uji klinik, yang mana subjek dipantau dan diukur responsnya terhadap imun monkeypox setiap pasien yang mendapat obat atau vaksinasi. Kemudian pemasukannya melalui skema akses khusus atau special access scheme.

Kedua, melalui EUA. Izin penggunaan dalam skema emergency (darurat) sebagaimana vaksin COVID-19 dengan setelah diterbitkannya izin dari otoritas obat yang baik tadi, dari berbagai negara yang tingkat evaluasinya sama dengan Indonesia. Pada akses melalui EUA juga dilihat persetujuan dari region country dengan metode reliance atau persetujuan dari negara lain, sehingga bisa cepat izin penggunaan dikeluarkan BPOM RI.

Ketiga, Special Access Scheme yang dapat diterapkan pada produk pangan dan obat-obatan negara Indonesia yang baik. Pada jalur akses ini, jumlah produk tersebut terbatas dan penggunaan yang dikendalikan oleh program dari Kementerian Kesehatan.

Pengawalan vaksin pada pendistribusian akan terus dilakukan BPOM, dimulai dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di industri farmasi di Pedagang Besar Farmasi (PBF) sampai ke fasilitas pelayanan kesehatan itu BPOM ada dan mendampingi. Demikian juga menyiapkan kapasitas dari instalasinya dan sumber daya manusianya yang memahami tentang cara distribusi obat yang baik.

BPOM siap merespons apabila akses terhadap vaksin dan obat yang dikaitkan dengan baik penanggulangan COVID-19 soal vaksin anak maupun booster maupun dalam hal pencegahan dan pengobatan monkeypox. BPOM berperan sebagai pengawalan pemenuhan obat dan vaksin sesuai standar CPOB di sepanjang jalur distribusi terutama Produk Rantai Dingin (CCP). Kemudian peningkatan kapabilitas pengelola vaksin di sarana distribusi dan sarana pelayanan.

3 dari 3 halaman

2000 Dosis Vaksin Sudah Dipesan

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia sudah mendapatkan izin darurat penggunaan untuk dua jenis vaksin ini. (Credits: pexels.com by Anna Shvets)

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia sudah melakukan pemesanan vaksin cacar monyet sejumlah 2000 dosis vaksin JYNNEOS yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Bavarian Nordic dan dibantu oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Denmark.

Vaksin JYNNEOS telah mengantongi izin darurat penggunaan (Emergency Use Authorization/EUA) dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS) pada 4 Agustus 2022. Pada tanggal yang sama, otoritas AS langsung memberikan vaksin itu kepada kelompok usia dewasa yang berisiko terkena cacar monyet.

Penggunaan izin darurat vaksin cacar monyet JYNNEOS di AS juga berpeluang diberikan kepada lebih banyak orang untuk diobati dengan dosis yang lebih kecil. Caranya, dengan memberikannya kepada orang dewasa secara intradermal, yang hanya membutuhkan seperlima dari volume injeksi.

Mengutip dari Pharmaceutical Technology, Izin penggunaan darurat JYNNEOS Vaccine dari FDA turut memungkinkan pemberian vaksin monkeypox kepada individu di bawah 18 tahun yang berisiko tinggi terkena cacar monyet. Dalam aturan pemberian, penyuntikan dilakukan sebanyak dua dosis, yang harus diberikan dengan jeda selang empat minggu dari suntikan pertama.

 

Penulis: Sri Widyastuti

#Women For Women