7 Tips Melatih Anak Berpuasa Agar Terbiasa

Fimela Reporter diperbarui 13 Mar 2023, 12:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Memasuki bulan maret memberikan arti bahwa bulan Ramadan sudah tak lama lagi. Bulan yang disambut dengan kehangatan dan akan membawa banyak hal baik. Dilansir dari usatoday.com, Ramadan merupakan bulan suci yang ditetapkan untuk sholat dan puasa yang bertepatan pada bulan kesembilan dalam kalender Islam dan biasanya dimulai dan diakhiri dengan bentuk bulan sabit. Namun, bulan Ramadan setiap tahunnya akan berubah seiring dengan kalender bulan. 

Umat Muslim percaya bahwa Ramadan dapat memperkuat hubungan mereka dengan Tuhan. Selama bulan suci Ramadan semua umat Islam diwajibkan untuk tidak makan dan minum dari fajar hingga senja selama 30 hari. Dengan melakukan puasa, umat Islam diingatkan untuk selalu bersyukur. Tak hanya itu, puasa juga termasuk dalam lima rukun islam sehingga puasa menjadi wajib bagi semua umat Muslim dewasa yang sehat. Namun, anak-anak yang belum mengalami pubertas, orangtua yang tidak mampu berpuasa, ibu hamil, ibu menyusui, dan musafir dikecualikan, dilansir dari eatright.org.

Puasa Ramadan juga berarti pantang dari semua makanan atau minuman termasuk air dan permen karet sehingga biasanya umat Muslim akan makan sebelum puasa yang dikenal dengan sahur dan setelah matahari terbenam, umat Muslim akan berbuka puasa yang dimulai dengan kurma, air, atau susu dan dilanjutkan dengan makan malam, dilansir dari eatright.org.

 

 

2 dari 3 halaman

Tips melatih Anak Berpuasa

Ilustrasi Berpuasa Credit: pexels.com/Hint

Puasa untuk anak-anak memang tidak menjadi sebuah kewajiban, tetapi sebagai orangtua dapat mulai melatih anaknya berpuasa sejak dini sehingga ketika sudah beranjak dewasa anak sudah siap. Dilansir dari havehalalwilltravel.com, terdapat beberapa tips yang dapat kamu terapkan diantaranya:

  • Melakukan latihan. Dengan latihan membuat anak menjadi terbiasa dan ketika telah terbiasa durasi puasa anak dapat ditingkatkan secara bertahap seperti dari 3 jam menjadi 5 jam atau dari puasa setengah hari menjadi puasa sehari penuh.
  • Membuat daftar makanan yang sehat. Pilihlah makanan dan camilan yang seimbang dan bergizi karena kurangnya asupan makanan asin dan manis hanya membuat rasa haus anak bertambah dan lapas sepanjang hari, tetapi makanan yang tinggi serat dan protein membuat anak menjadi kenyang dalam waktu berpuasanya seperti susu, yogurt, nasi, kentang, dan sayuran.
  • Memberikan apresiasi kepada anak. Berikan target atau tujuan yang harus dikerjakan seperti berapa hari ingin mencoba puasa dalam seminggu? atau berapa jam sehari anak akan melakukan puasa? Setelah itu, berikan hadiah untuk setiap target yang diberikan sehingga mereka lebih bersemangat dalam mencoba berpuasa.
  • Membuat kalender warna-warni untuk melihat pencapaian puasa anak yang dapat dipasang di dinding dan anak dapat menempelkan stiker dan kata-kata penyemangat setiap harinya setelah menyelesaikan puasa mereka sehingga anak merasa bangga atas usaha yang telah dilakukan. 
3 dari 3 halaman

Kebersamaan Melatih Anak untuk Terbiasa

Ilustrasi Muslimah Credit: pexels.com/Mikhail
  • Melakukan persiapan puasa secara bersama. Mulai dari membangunkan sahur, menyiapkan meja untuk berbuka, membagikan kurma untuk anggota keluarga dan persiapan lainnya sehingga anak menjadi terbiasa dengan rutinitas yang dilakukan.
  • Mengajarkan anak mengapa seseorang harus berpuasa. Penting bagi anak-anak untuk memahami mengapa umat Muslim harus berpuasa dan pentingnya Ramadan bagi umat Muslim. Selain itu, sebagai orangtua juga dapat mengajarkan doa buka puasa kepada anak.
  • Memimpin dengan memberikan contoh. Teladan yang baik dari orang tua sangat penting dalam mendidik anak. 

Dilansir dari thenationalnews.com, dengan berpantang makan dan minum sepanjang hari, umat Muslim diharapkan menjadi paham dan berempati kepada mereka yang kurang beruntung. Tak hanya itu, puasa dilakukan untuk menyehatkan dan meningkatkan kesejahteraan karena dapat mengatur makanan dan minumannya. Selain itu, tujuan puasa adalah untuk melindungi diri dari ketidaktaatan kepada Tuhan. 

 

 

 

*Penulis: Fani Varensia