5 Gejala Stunting Pada Bayi yang Bisa Dideteksi Sejak Dini

Mimi Rohmitriasih diperbarui 22 Jan 2024, 15:33 WIB

Fimela.com, Jakarta Stunting pada bayi adalah kondisi yang serius. Kondisi ini menjadi perhatian utama pemerintah baik dari petugas kesehatan, petugas posyandu hingga masyarakat luas secara menyeluruh. Setiap orangtua diwajibkan untuk lebih peduli ke anak, dan diharapkan mampu mendeteksi kondisi ini pada anak sejak usianya sedini mungkin bahkan bayi. 

Stunting merupakan kondisi yang bisa berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif anak. Anak-anak dengan risiko stunting, bisa mengalami masalah kesehatan fisik pun psikis yang cukup serius. Ini juga bisa menurunkan rasa percaya dirinya saat ia dewasa kelak. Terlebih, ketika anak bertumbuh pun berkembang jauh tertinggal dari teman-teman lain sebayanya. 

Ada beberapa gejala stunting yang bisa dideteksi pada anak sejak usianya masih bayi. Adapun gejala tersebut antaranya sebagai berikut.

2 dari 6 halaman

Berat Badan Rendah

Ilustrasi berat badan bayi rendah tanda stunting (Photo by Dipu Shahin DS from Pexels)

Bayi yang mengalami stunting cenderung memiliki berat badan yang lebih rendah dari rata-rata pada usia tertentu. Pertumbuhan yang terhambat bisa terlihat dari grafik pertumbuhan yang digunakan oleh dokter anak. Anak yang berisiko stunting, tidak akan mengalami penambahan berat dan tinggi badan, atau justru menurun setiap bulannya. 

3 dari 6 halaman

Tinggi Badan Lebih Pendek

Ilustrasi bayi pendek juga sebagai gejala stunting (Photo by Ольга Макарова from Pexels)

Salah satu gejala utama stunting adalah tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya. Perbandingan tinggi badan anak dengan standar pertumbuhan anak seusianya, bisa membantu mengidentifikasi potensi stunting.

4 dari 6 halaman

Perkembangan Fisik yang Lambat

Ilustrasi tumbuh kembang bayi lambat sebagai gejala stunting (Foto Unsplash/Jonathan Borba)

Bayi yang mengalami stunting mungkin mengalami perkembangan fisik yang lambat, seperti pertumbuhan gigi yang tertunda, kurangnya otot, atau tulang yang tidak berkembang sesuai dengan usianya. Anak-anak dengan risiko stunting, juga cenderung mengalami masalah fisik termasuk rentan sakit. 

5 dari 6 halaman

Keterlambatan Motorik

ilustrasi anak balita perempuan/MOLPIX/Shutterstock

Keterlambatan dalam perkembangan motorik, seperti kemampuan merangkak atau berjalan, bisa menjadi gejala stunting pada bayi. Anak yang mengalami stunting mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tonggak perkembangan motoriknya dibanding dengan anak-anak lain seusianya.

6 dari 6 halaman

Gangguan Kognitif

Ilustrasi ibu dan bayi (Foto: Pexels.com/Yan Krukau)

Stunting juga bisa memengaruhi perkembangan kognitif anak. Gejala ini bisa mencakup keterlambatan dalam perkembangan berbicara, kesulitan belajar, dan kemampuan kognitif yang berkurang. Bayi yang berisiko mengalami stunting, cenderung bertumbuh dan berkembang lebih lambat. 

Stunting merupakan kondisi yang tak boleh diremehkan begitu saja. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan, seperti dokter anak atau bidan, untuk evaluasi lebih lanjut jika orang tua atau pengasuh mencurigai ada ya gejala stunting pada bayi. Deteksi dini dan intervensi yang tepat, akan cukup membantu memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan buah hati sejak sedini mungkin. Semoga informasi ini bermanfaat.