Gaya Eva Celia Padukan Kebaya dan Jeans di Hari Kebaya Nasional, Bukti Gaya Tradisional Bisa Tetap Relevan dan Edgy

Hilda IrachDiterbitkan 25 Juli 2025, 10:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Di tengah peringatan Hari Kebaya Nasional, Eva Celia kembali membuktikan bahwa warisan budaya bisa tampil relevan dengan sentuhan gaya yang modern dan edgy. Lewat unggahannya di Instagram, putri dari Sophia Latjuba ini tampil memukau dalam balutan kebaya berpotongan korset dengan detail puff sleeve dan renda tipis transparan yang feminin, dipadukan secara tak biasa dengan celana jeans longgar dan distressed berpotongan wide-leg.

Tampilan ini bukan sekadar soal fashion, tapi juga interpretasi personal tentang bagaimana perempuan masa kini bisa merayakan budaya tanpa harus kehilangan jati diri maupun selera gaya. Eva seolah ingin menyampaikan bahwa kebaya bukan hanya milik masa lalu, melainkan bisa menjadi bagian dari ekspresi diri perempuan modern.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Padu Padan Tak Terduga yang Tetap Harmonis

Lihat di sini tampilan Eva Celia padukan kebaya dengan celana jeans. [@evacelia].

Kontras antara kebaya bergaya klasik dan jeans yang kasual menciptakan visual yang mencuri perhatian. Sentuhan floral statement necklace dan anting besar berbentuk bunga makin memperkuat kesan artsy dan teatrikal tanpa membuat tampilan terasa berlebihan. Gaya rambut updo messy serta riasan natural pun memberi ruang bagi busana untuk menjadi pusat perhatian.

Alih-alih memilih padanan kain atau batik seperti umumnya, Eva mengambil risiko gaya yang tinggi namun berhasil tampil standout. Inilah bukti bahwa kebaya bisa dieksplorasi dalam banyak rupa, selama tetap menghargai esensi dan nilai simboliknya.

3 dari 3 halaman

Kebaya Sebagai Cermin Diri

Lihat di sini tampilan Eva Celia padukan kebaya dengan celana jeans. [@evacelia].

Dalam caption-nya, Eva menuliskan bahwa “Kebaya adalah pantulan diri bagi perempuan.” Sebuah kalimat pendek yang dalam maknanya. Ia menegaskan bahwa kebaya bukan hanya pakaian tradisi, tapi juga media refleksi, tentang bagaimana perempuan memaknai warisan, identitas, dan kebebasan berekspresi.